Aksa | 00

41 2 0
                                    


Aksa : Jauh dari pandangan mata


--|--

Hujan mulai turun deras sejak tadi. Suasana lengang, dengan suhu yang dingin tidak mematahkan pendirian gadis itu untuk berteduh barang sejenak, dia tetap duduk bersimpuh di depan kuburan tanpa nisan, di depannya. Tubuhnya basah dengan badan yang menggigil. Tangannya bahkan mulai mati rasa karena suhu dingin.

Dia tetap bergeming di tengah derasnya hujan. Barangkali rasa dingin yang menusuk tulang ini bisa mengantarkan jiwa nya untuk meninggalkan raga. Wajahnya sudah basah dengan air hujan dan air mata yang bercampur. Jika saja ada orang yang melihat, mungkin dia akan dikira hantu dengan keadaannya sekarang, wajah pucat dan gaun hitam selutut yang sudah kotor dengan tanah.

Dia tetap diam, bahkan ketika suara langkah kaki yang berlari kearahnya terdengar di tengah hujan dan tanah yang becek. Hingga saat tubuh gadis itu di tarik hingga berbalik, dia tetap diam.

Lelaki yang tengah menahan amarah di depannya ini, mencengkeram kuat lengannya.

"KAMU SUDAH GILA HAH?!"

Teriakan itu menggelegar di tengah berisiknya hujan. Tatapan gadis itu kosong, seolah dia hanya raga tanpa jiwa, seolah dia hanya cangkang yang tak berisi nyawa. Wajahnya yang pucat dengan mata belo-nya yang sudah basah dan sembab membuat sengatan di hati lelaki itu. Tanpa kata lagi, dia menggendong tubuh gadis itu dengan cepat, menuju mobil yang terparkir.

"Rumah Sakit Daryaniga!"

Sang supir tanpa basa basi melajukan mobil itu dengan cepat. Dia bisa merasakan keadaan genting yang terjadi sekarang.


[]

Next?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Next?

Ini kedua kalinya aku berani publish cerita. Serius, aku ragu-ragu. Karena kalau menulis, aku sering tertahan sama alur yang entah mau di bawa kemana endingnya. Tapi, kuharap dengan cerita ini, aku bisa meregangkan otak yang kusut karena gak sering di pakai.

So, terimakasih untuk yang mau baca cerita ini. Aku memang masih amatir, tapi tidak ada kata menyerah untuk belajar, selagi ada waktu.

Semoga cerita ini bisa menghibur pembaca.

See youuu beb!

-rni

(03 Juli 2022/ Sulsel)

Retak Yang PatahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang