Tied - 18

1.2K 170 19
                                    

Hidup tanpa rintangan adalah sesuatu yang tidak akan mungkin. Setiap kewaspadaan pasti akan ada celah bagi suatu masalah untuk menyusup dalam suatu area kedamaian. Sasuke mengerti benar akan kebenaran yang satu itu. Meski telah berusaha bersembunyi, adakalanya seseorang akan menemukannya cepat atau lambat. Beberapa hari ia merasa ada yang menguntit keluarganya dan benar saja kecurigaannya terbukti. Di sebuah gang kecil di seberang rumahnya, ia melihat dua sosok yang terus memperhatikan rumahnya. Beruntung dirinya pulang lebih awal dari biasanya hingga ia bisa memergoki aksi keduanya.

"Tidakkah kalian terlalu ikut campur?" 

Dua manusia berbeda warna rambut berjengit, sebelum berbalik dan mendapati Sasuke bersedekap, memasang tatapan tajam penuh intimidasi khas Uchiha. Rasa ingin melindungi keluarga kecilnya aktif begitu mengetahui siapa penguntit yang selama ini dicurigainya. "Takkan kubiarkan kalian mengambil satu pun dari keluargaku."

Merasa aksinya tertangkap basah, keduanya langsung membuka kaca mata hitam yang dikenakan. 

Deidara maju selangkah, menatap pongah pemuda keturunan Uchiha yang membuatnya muak. "Kau tidak tau, berurusan dengan Nagato adalah hal yang salah." 

"Sama di sini. Berurusan denganku juga tidaklah mudah. Selama nyawaku belum lepas dari raga, maka siapa pun yang menyentuh keluargaku, maka aku juga tidak akan segan-segan untuk memberi pelajaran."

"Memangnya apa yang kau punya?"

"Keluargaku cukup membuatku memiliki tenaga lebih untuk melindungi mereka. Aku tak perlu kuasa penuh atas dunia untuk semua itu." Sasuke beranjak pergi meninggalkan keduanya.

Sasori sendiri yang sedari tadi menjadi penonton, kini bertindak, mendekap erat tubuh Deidara yang dari raut wajahnya ingin menghajar Sasuke. "Dasar Uchiha! Jangan sombong! Kau sama sialannya seperti kakakmu!"

Langkah Sasuke terus melaju meski di belakangnya si tukang angin-anginan sedang mengeluarkan berbagai kata sumpah serapah untuk dirinya serta sang kakak. Entah apa hubungan keduanya. Mungkin saja ada kisah yang tak usai atau lainnya, dirinya tak peduli. "Okaeri!" Kening Sasuke berkerut dalam ketika tak mendapati jawaban dari dalam rumah. Perasaan waswas mulai merasuk dalam hati. Kejanggalan begitu terasa saat hawa rumah terasa lebih dingin dari biasanya, pertanda Naruto belum memulai pekerjaannya di dapur. 

Biasanya di waktu seperti ini Naruto akan memasak, dan selesai di saat dirinya sudah pulang ke rumah. Kebiasaan itu tidak mungkin berubah. Meski ceroboh, Naruto bukanlah tipe orang yang tidak bertanggung jawab akan tugasnya. 

Setelah memastikan tidak ada Naruto di dalam rumah, Sasuke bergegas keluar menuju ke rumah tetangga sebelah. Namun ia harus kecewa ketika hanya mendapati si kecil Izuna. Naruto belum kembali sedari mengantar Menma. Memejamkan mata, langkah kakinya kembali membawanya pada dua orang yang masih setia menunggu di tempatnya. 

"Akhirnya kau kembali. Ayo berkelahi!"

 Sasuke menggeser kasar tubuh Deidara dengan tangannya dan hampir membuat tubuh pemuda itu beradu dengan tembok gang. Ia lebih baik berbicara dengan orang yang tepat dari pada si pirang cerewet.  "Naruto belum kembali sedari pagi. Siapa saja yang mengikuti Naruto selain kalian?" 

Mata Sasori melebar. "Tidak ada yang lain selain kami kecuali Uchiha yang mengincar kalian."

"Tidak mungkin! Keluargaku sangat bahagia ketika mereka memiliki Menma sebagai cucu pertama mereka!" Sasuke terdiam mencerna ucapannya sendiri. Hanya karena ingin membantah ucapan Sasori, malah dirinya secara tidak sengaja membuka rahasia yang terpendam rapi selama ini.

"Apa maksudmu dengan mengatakan Menma adalah bagian dari keluargamu, bukan dari Uchiha lainnya."

Sasuke menghela napas, mengisi paru-parunya yang terasa menyempit mendapati jika kekasihnya belumlah terlihat sedari pagi. "Itu hanya mimpi buruk kami berdua di masa lalu. Bisakah kalian memberi informasi apa pun tentang orang yang kemungkinan besar menculiknya."

Tied to the PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang