Tied - 19

1.2K 175 23
                                    

Meski tubuh terasa bagai tercabik, namun tak menghentikan Sasuke untuk terus memperhatikan kesehatan sang putra. Setelah membuat kesepakatan dengan Nagato dengan memberikan segala informasi mengenai pamannyaーUchiha Yashiroーpria itu memberi kebebasan. Sayangnya ia tidak bisa keluar dari pulau sebelum Naruto benar-benar ditemukan, padahal ia sangat khawatir dan ingin mencari kekasihnya itu, akan tetapi ia juga tidak tega meninggalkan Izuna dalam keadaan sakit.

Anaknya selalu tidak tenang dalam tidurnya, sesekali merengek. Peluh terus membanjiri tubuh mungilnya. Mau tidak mau Sasuke harus sering-sering mengganti pakaian si kecil. Beruntung ia bukanlah pasangan selalu abai pada keluarga, sehingga masalah mengurus bayi bukan hal asing baginya. Ia tau harus memberi makanan tambahan berupa ASI pengganti. Putranya itu sangat rakus jika urusan makan. Tak ayal hal itu kadang membuat Naruto kelimpungan, sehingga terpaksa memberi susu formula bayi agar putranya selalu kenyang. Mengingat bagaimana repotnya Naruto mengurus sang buah hati membuat Sasuke ingin menangis meratapi nasib keluarga kecilnya. 

Berdiam diri menanti kabar adalah hal yang paling menyiksa untuknya. Sepasang mata kelamnya meneliti setiap sudut ruangan yang terasa dingin. Nagato mengatakan jika ini adalah kamar Naruto dulu. Kamar yang hanya terdiri dari satu set meja belajar di samping jendela kamar, satu tempat tidur menempel tembok, berseberangan dengan meja belajar. Di belakang meja belajar sebuah lemari pakaian besar tiga pintu terlihat masih seperti baru. 

Sasuke bangkit dari pinggir ranjang, meninggalkan sejenak Izuna yang terlelap. Kakinya melangkah menghampiri lemari, mencari bekas pakaian Naruto yang mungkin masih meninggalkan sedikit aroma si pirang. Membuka perlahan bagian pintu yang terdapat pakaian hangat yang menggantung, Sasuke mengambil salah satu mantel berwarna coklat tua. Dihirupnya dalam aroma si pirang yang meski samar, namun itu cukup menenangkan sedikit rasa gelisahnya. "Semua akan baik-baik saja," sembari bergumam, Sasuke kembali melangkah ke arah ranjang dan membiarkan pintu lemari bercat hitam tetap terbuka. 

Sasuke menyelimuti tubuh mungil Izuna dengan mantel milik ibunya berharap putranya itu sedikit lebih tenang setelah mencium aroma sang ibu. Mencium sekilas kening mungil putranya, pemuda berusia kisaran 24 tahun itu keluar dari kamar untuk mencari informasi apa pun di luar sana.

Sayangnya baru menginjak pertengahan anak tangga menuju lantai dasar, ia berpapasan dengan Deidara. 

Melihat keturunan Uchiha, wajah Deidara berubah tak bersahabat. Bayang-bayang akan sikap Sasuke dan Itachi yang berbeda jauh membuatnya masih memendam rasa kesal. 

"Maaf, Deidara-san … apakah sudah ada kabar tentang Naruto."

"Kau terlalu tenang untuk ukuran seseorang yang kehilangan pasangan."

Bukannya menjawab pertanyaan Sasuke, Deidara menyerang sikap pemuda keturunan Uchiha itu dengan ucapan pedasnya. Sepertinya hal itu tak akan membantu pencarian petunjuk jika Deidara yang menjadi tempat mediasinya. Pemuda itu seperti mempunyai dendam tersendiri pada Uchiha. Sasuke tak mengerti, namun ia tak ambil pusing. Kakinya kembali melangkah melewati tubuh Deidara untuk mencari sesuatu yang bisa membantunya untuk memberitahu keberadaannya saat ini pada keluarganya. 

Menuruni setiap anak tangga selebar satu setengah meter hingga sampai lantai dasar, mata kelamnya siap menjelajah sekitar. Di samping kiri, terdapat sebuah rak kayu yang memisahkan lorong menuju ke kamar tamu dan satu set sofa ruang utama. Pemuda itu mulai mencari keberadaan telpon rumah yang mungkin berada di antara sekat-sekat rak kayu setinggi kurang dari 3 meter itu. Benar saja, di antara sekat rak, ia mendapati telepon rumah tergeletak di posisi paling ujung rak, bersebelahan dengan sofa panjang berwarna abu-abu. 

Duduk di pinggiran ujung sofa tanpa pembatas, dirinya mulai menekan setiap angka yang sudah lama tak dihubungi olehnya. Dengan perasaan waswas, Sasuke menunggu seseorang di seberang sana merespon panggilannya. 

Tied to the PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang