Kala senja menyapa, warga desa mulai sibuk memenuhi tenda-tenda pelataran sebuah kuil yang tidaklah terlalu besar. Sepanjang akses jalan menuju kuil pun tak luput dari ramainya acara tahunan berupa upacara pesta penyambutan musim panen. Lentera menghias sepanjang jalan menuju kuil. Antusias warga desa akan sebuah perayaan memang tak pernah padam. Mereka mengadakan acara tersebut untuk menambah hubungan erat antar warga.
Acara itu juga disambut antusias oleh keluarga kecil Sasuke. Baik Naruto maupun Menma mengenakan yukata hitam bergaris putih yang dibelikan Sasuke siang tadi. Sasuke sendiri lebih memilih memakai pakaian santai. Kaos hitam polos, perpaduan celana joger berwarna hitam pula. Sendal jepit berbahan kulit berwarna coklat menjadi alas kakinya. Baik Naruto maupun Menma memakai sendal motif sama dengan Sasuke.
Ketiganya meninggalkan rumah, menyusuri gang perumahan yang sebagian besar masih menggunakan kayu sebagai bahan bangunan. Jalanan pun masih berupa bebatuan lempeng yang ditata rapi membentuk sebuah jalan disatukan semen sebagai pengisi celah bebatuan. Meski baru sebulan tinggal, namun banyak tetangga yang sudah mengetahui jika Sasuke dan Naruto adalah pasangan. Mereka menganggap jika Menma adalah anak keduanya. Mereka tidak akan merasa jika hubungan keduanya aneh. Karena baik alpha maupun beta bisa saja memiliki anak tergantung dari kesuburan yang menjadi pihak wanitanya. Meski penduduk tau jika Menma dikenalkan sebagai adik dari Naruto, namun mereka meragukan pernyataan itu. Menma itu dilihat dari manapun terlihat seperti perpaduan Sasuke dan Naruto.
Setelah melewati perumahan penduduk, sebuah jalan menikung dilalui ketiganya. Dari kejauhan cahaya lampion mulai terlihat. Mereka harus melalui jalanan berisi bangunan pemerintahan, kantor polisi, serta deretan pertokoan kecil di sebelah kiri. Sebelah kanan terlihat berjajar rumah lampu dengan jarak masing-masing lampu dua meter. Sebuah papan penunjuk jalan ada di antara lampu tersebut. Pepohonan tinggi pun berdiri kokoh di antara lampu tersebut. Rerumputan hijau tertanam selebar tiga meter sebagai pembatas antara jalanan dan sungai. Di pinggiran sungai tetata rapi pohon bunga sakura yang dikala musim semi akan menjadi pemandangan yang memanjakan mata. Beberapa jembatan dibangun sebagai akses penyebrangan sungai.
Setelah melewati gedung pemerintahan, barulah tenda-tenda makanan, serta permainan tradisional mulai terlihat. Mata bulat Naruto dan Menma mulai berbinar melihat keramaian acara tersebut. Meski keduanya menginginkan sesuatu, namun hanya bisa memendam dalam hati. Keduanya terlihat tenang, meski sebenarnya menginginkan banyak hal.
Sasuke tersenyum melihat keduanya terlihat menahan diri. "Jika kalian menginginkan sesuatu, jangan sungkan untuk memintanya."
"Memangnya boleh?" Wajah Naruto memerah kala pandangannya bertemu dengan Sasuke saat mendongak ke samping. Sedangkan Menma sudah melepaskan diri dari genggaman tangan Naruto dan Sasuke. Bocah itu sudah menanti di sebuah tenda makanan yang menyediakan ramen.
"Niichan, di sini!"
Baik Naruto maupun Sasuke mengarahkan pandangan ke sebuah tenda makanan ramen yang berada di pelataran kuil. Keduanya berjalan santai dengan tangan saling bergandengan, menghampiri Menma yang masih melambaikan kedua tangannya dengan antusias.
Melepas gandengan tangannya, Sasuke meraih tubuh Menma. Dengan gemas pemuda itu meraih tubuh Menma, mendudukkan di kursi panjang depan meja penjual ramen, kemudian melayangkan sebuah ciuman gemas di pipi bulat bocah itu. Satu persatu kakinya melompati kursi di depannya diikuti Naruto. "Paman, beli tiga mangkuk ramen ekstra daging ukuran jumbo, satu ukuran sedang."
Naruto langsung menoleh ke samping mendengar pesanan Sasuke. "Apakah tidak terlalu banyak?"
Menoleh ke samping, pemuda yang sedang dalam tahap membuat bahagia pasangannya itu menumpu kepala. Sepasang mata kelamnya menatap penuh arti pada wajah menawan Naruto. "Untuk istriku tercinta, jangankan ramen, apa pun yang kau inginkan akan kuberikan." Sasuke tersenyum lebar melihat wajah memerah Naruto. Perlahan kepalanya mendekat ke belakang kepala Naruto. Berbisik nakal, Sasuke mencoba membangun kembali hubungan yang sempat merenggang di antara rasa trauma Naruto yang masih sedikit tertinggal. Ia akan mencoba membuat Naruto mengingatnya sebagai Sasuke yang ditemui setelah kejadian buruk yang menimpa si pirang. "Aku ingin kau memiliki tenaga lebih untuk malam ini."

KAMU SEDANG MEMBACA
Tied to the Past
FanfictionNaruto disclaimer by Masashi Kishimoto. *** Naruto menikmati hidup damainya bersama kakak serta adiknya selama bertahun-tahun. Namun kedamaian itu perlahan terusik sejak pertemuannya dengan Sasuke. Sebuah kenyataan pahit mulai terkuak perlahan. Pert...