Tetesan air yang jatuh membasahi tanah kering di penghujung musim panas, menghasilkan aroma wangi tanah yang khas. Udara sejuk mulai menggantikan hawa panas yang menyelimuti sebagian besar wilayah Jepang, termasuk Uzu. Sebuah desa yang terlihat damai dengan penduduknya yang sebagian besar berprofesi sebagai petani.
Kedamaian itu tidak lepas dari peranan penting keluarga Uchiha. Turun temurun Uchiha menjadi tonggak kedamaian di daerah tersebut. Menjaga setiap lingkup wilayah Konoha. Uzu adalah sebagian kecil lingkup tersebut di bawah kepemimpinan Walikota yang dipilih langsung oleh Gubernur Konoha, yaitu Uchiha Fugaku.
Sebagian besar penduduknya terdiri dari golongan beta, sedangkan alpha hanya menjadi penduduk minoritas, namun kedudukan mereka setara dengan mayoritas. Bekerja sesuai dengan bidang masing-masing tanpa ada persaingan yang menonjol. Sungguh suatu kedamaian yang diimpikan semua orang.
Namun benarkah demikian?
Tidak.
Mereka masihlah manusia yang selalu memiliki masalah mereka masing-masing, hanya saja kejahatan adalah sesuatu yang harus ditindak dengan tegas. Sistem inilah yang membuat nyali penjahat menciut. Permasalahan yang ada hanyalah seputaran masalah keluarga dari yang kecil hingga besar. Biasanya mereka menyelesaikan secara kekeluargaan. Namun apa jadinya jika masalah itu menyangkut identitas kedua seperti yang terjadi pada sebuah keluarga kecil yang selama ini menjalani hidup penuh kedamaian, serta kebahagiaan di antara kesederhanaan.
Sepasang suami istri berbeda warna mahkota kepala sedang berunding serius akan nasib putra tercinta mereka. Duduk berdampingan di pinggiran ranjang, keduanya terdiam berpikir keras dengan wajah kalut akan sebuah identitas jenis kelamin kedua putra mereka.
Helaan napas berulangkali terdengar dari pria berambut kuning cerah. Hasil tes identitas kedua putranya menunjukkan hasil yang membingungkan dan jarang terjadi. "Bagaimana bisa hasil tesnya omega? Bukankah omega tidak pernah ada?"
"Entahlah. Aku khawatir jika ...." Sang istri tak kalah bingung. Wajah yang terlihat garang jika sedang mengomel, kini terlihat kalut. "Bagaimana jika kita pindah ke rumah peninggalan orangtuaku?"
Pria berambut kuning itu menggeleng. "Kita tinggal di wilayah pemerintahan Konoha, dan tempat tinggal kedua orangtuamu pusatnya pemerintahan. Itu sama saja mendekati sesuatu yang belum pasti. Entah ini akan menjadi petaka atau keberuntungan, semuanya masih terasa abu-abu."
Wanita berambut merah berstatus istri dari pemilik perkebunan apel itu menunduk sedih. Kedua tangan menyatu saling bertaut. "Lalu bagaimana? Bagaimana jika kita ke Ame?"
Lagi pria berambut kuning bernama Namikaze Minato menggeleng. "Sama saja. Uzu masih dalam lingkup pemerintahan Konoha."
"Tapi Nagato pasti bisa membantu kita. Bukankah Nagato Bupati di sana, pastiー"
"Kushina!"
Wanita berambut merah menghentikan ucapannya. Wajahnya terlihat akan menangis. Memikirkan sesuatu yang belum pasti malah kian membuatnya takut. "Bukankah Nagato harapan satu-satunya?" Wanita yang berubah nama keluarga dari Uzumaki menjadi Namikaze itu menatap putus asa sang suami.
Minato meraih tangan kedua tangan sang istriーNamikaze Kushinaーdan menggenggamnya dengan lembut. "Ingat … Nagato adalah bagian dari struktur pemerintahan Uchiha. Bukan aku tidak mempercayai adikmu itu, hanya saja jika dipikir-pikir, tidak mungkin hanya Naruto saja yang terlahir sebagai omega. Jika anak kita bisa terlahir sebagai omega, tidak menutup kemungkinan di luar sana masih banyak yang bernasib sama dengan anak kita."
Kushina kian dibuat bingung dengan pernyataan suaminya. Ia tahu jika suaminya sangat cerdas dalam menilai sesuatu, tapi apakah kali ini penilaian itu tepat? "Tapi … kita tidak pernah mendengarnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tied to the Past
ФанфикNaruto disclaimer by Masashi Kishimoto. *** Naruto menikmati hidup damainya bersama kakak serta adiknya selama bertahun-tahun. Namun kedamaian itu perlahan terusik sejak pertemuannya dengan Sasuke. Sebuah kenyataan pahit mulai terkuak perlahan. Pert...