Sudah lama, ya.

735 86 0
                                    

" ayah, apa yang kau lakukan disini? " tanya Cassi yang terkejut melihat ayahnya yang sedang terduduk di sofa, di rumah Zayden.

" loh, ini kan rumah calon mantu ku, kenapa aku tidak boleh ada di sini? " jawab Ayahnya.

Cassi mengeritkan alisnya dan memendam semua rasa kesalnya terhadap sang ayah.

" Cassi, akhirnya kau menerima juga kan rencana perjodohan ku? Bagaimana? Apa Tuan Zayden membuat mu tergila-gila? " kata Ayahnya lagi

" omongan macam apa ini, dia ayah ku tapi sedang merendahkan ku " kata Cassi dalam hati nya.

" aku tidak akan salah dalam memilih pasangan untuk mu, lihat lah Tuan Zayden.. kaya raya, tampan, masih muda, siapa yang tidak menginginkan posisi seperti mu? Bahkan belum menikah kau sudah bisa tidur di rumahnya " tambahnya lagi dengan bangga nya.

Cassi gemetar, menahan semua rasa benci nya kepada ayahnya. Ia hanya bisa menggigit bibirnya untuk meredakan kekesalannya.

" jangan di gigit, nanti berdarah " kata Zayden dari belakang.

" Tuan Nayaka, sepertinya anda sedang senang hari ini " ucap Zayden lagi yang lalu duduk. Sementara Cassi masih berdiri.

" ah, tentu saja Tuan Zayden. Bagaimana saya tidak senang? Saya mendapat undangan dari anda untuk berkunjung ke rumah anda dan bisa bertemu putri saya setelah beberapa hari menghilang " kata ayah Cassi dengan hati yang riang gembira.

" sebentar.. Cass, sedang apa kau mematung disana? Sini duduk di sebelah ku " kata Zayden dengan menepuk sofa di sampingnya.

Cassi tidak menanggapi dan hanya menatap ayahnya.

" kenapa kau menatap ayah mu seperti itu, dasar anak tidak sopan! " bentak ayahnya kesal.

" Tuan Nayaka, tolong jangan membuat kebisingan di rumah saya " tegas Zayden dingin.

" Cassi, kemarilah " kata Zayden sembari mengulurkan tangannya. Akhirnya Cassi pun menurut dan duduk di sebelah Zayden dengan wajah tertunduk.

" bagaimana Tuan Zayden, bukan kah dengan begini berarti saya sudah menepati janji saya untuk memberikannya kepada anda? " kata ayahnya lagi tanpa menghiraukan perasaan putrinya sedikit pun.

" apa putri anda, sebegitu tidak berharganya untuk anda? " tanya Zayden dingin

" apa? "

" saya tanya, apa dia tidak berharga untuk anda? "

" tentu saja dia berharga untuk saya, karena bagaimana pun dia itu putri saya " ucap ayahnya sembari tersenyum lebar

" apa kau merasa begitu, Cassi? " tanya Zayden lagi kepada Cassi.

Cassi tidak menjawab dan hanya terdiam.

" Cassi, katakan pada Tuan Zayden, kalau aku menyayangi. Benarkan begitu? " kata Tuan Nayaka yang mencoba membujuk Cassi.

" apa menurut ayah, dengan menjual ku kepada orang asing, adalah sebuah kasih sayang? " tanya Cassi dengan muka yang datar

" ha.. haha.. apa maksud perkataan mu, Sayangku Cassi? " tanya Tuan Nayaka canggung.

" apa menurut ayah, dengan merendahkan ku dan berkata pada orang lain kalau aku bisa di pergunakan seenaknya, adalah kasih sayang? "

" apa menurut ayah, dengan menindaskan ku dan mengataskan ibu tiri di atas segalanya, adalah kasih sayang? "

" aku darah daging mu, tapi kau memperlakukan ku seperti sampah. Apa menurut ayah, itu adalah aku ini putri yang berharga untuk ayah? "

" Cassi.. lebih baik kau hentikan semua omong kosong mu itu sekarang " usaha Tuan Nayaka untuk menghentikan Cassi yang sedang mempermalukannya.

Breathe 《 VSOO 》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang