Chapter5

80 13 1
                                    

"Perjalanan adalah menghargai hidup, mencintai hidup, merayakan hidup, memberi makna pada setiap menit, tiap detik, dan tiap hembusan nafas."

-RaffaAffar-







°°°

Raffa sedang tertidur pulas di atas ranjang dengan memeluk bantal kesayangannya. Biasanya ia akan memutar beberapa music untuk menemani tidurnya, tapi kali ini mungkin dirinya benar-benar lelah setelah acara kemarin.

Di sepanjang perjalanan kepulangannya dari bandung ia tidak tidur samasekali meskipun mobilnya sempat berhenti berkali-kali untuk beristirahat. Setelah tiba dirumah pun Raffa tidak tidur, entah apa yang membuatnya ingin bablas bergadang sampai pagi. Alhasil paginya ia tidak masuk sekolah, efek tidak tidur semalaman membuat ia lemas dan sedikit merasakan tidak enak badan.

Drrrrrt

Drrrrtt

Benda pipih yang berada di atas nakas berbunyi pertanda ada sebuah panggilan masuk, suara dering yang keras membuat sang empu terbangun namun belum sadar sepenuhnya. Raffa meraihnya ponselnya dengan malas melihat siapa si pemanggil. Ternyata dari Edwin cs nya. Raffa letakkan kembali ponselnya enggan untuk mengangkat, dering ponsel berhenti namun sedetik kemudian berbunyi kembali, ia raih kembali ponselnya, masih dari orang yang sama. Raffa menggeser layar ponselnya. Setelah terhubung..

"Halloo, raff, lama amat si lo angkat telpon gue" suara Edwin terlihat kesal.

"Woi! Conge lo!"

"Udah deh gausah bacot, lo ngapain telpon gue" dengan posisi memeluk bantal dan mata terpejam Raffa berbicara.

"Oke to the poin, lo dimna sekarang, gue ama anak anak di markas mau balapan"

Seketika mata Raffa membola sempurna mendengar kata balapan, dengan senyum lebar Raffa menjawab.

"Oke tunggu gue otw!"

Raffa mematikan sambungannya lalu beranjak masuk kekamar mandi untuk mencuci muka. Setelahnya ia mensisir rambutnya sebentar, meraih jaketnya dan bergegas keluar.

Sesampainya di bawah Raffa tidak melihat kedua orangtuanya. Raffa melirik jam tangannya ternyata waktu baru menunjukan pukul setengah delapan malam. Masih sore.

"Mereka kemana, apa lagi dinner" tanyanya pada diri sendiri. Tak mau berpikir lama Raffa memilih segera pergi.

Sesampainya di Markas.

"Dari mana aja lo, gue chat ga dibales" tanya Ilham langsung saat Raffa baru turun dari motor.

"Ketiduran" jawab Raffa setelah meletakkan helmnya.

"Yaudah yok masuk anak-anak udh lama nunggu"

"Woy, lo ngapa ga masuk skolah tadi anjir, lo lupa kita lgi ulangan terakhir" cerocos Edwin saat Raffa ikut duduk di tengah-tengah.

"Tau ni, ga lulus mampos lo" Ilham menimpali.

"Lo lupa sekolahan itu punya siapa" suara Raffa dengan santai. Edwin dan Ilham cengar cengir tidak jelas.

RAFFA AFFAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang