Chapter10

71 9 4
                                    

"Semoga kita dipertemukan kembali dititik terbaik menurut takdir."

-Angga-




°°°

Dengan mengambil langkah lebar lelaki itu mengejar Adinda, hendak memberikan barang Adinda yang sempat terjatuh. Langkahnya memelan ketika jarak dirinya dan Adinda sudah berjarak dua meter, dengan posisi Adinda memunggungi lelaki tersebut.

"Tunggu" panggil si lelaki itu namun Adinda tidak mendengar. Entah Adinda yang tidak mendengar atau suaranya yang terlalu kecil.

Ketika laki-laki tersebut hendak memanggil kembali, seketika ia urungkan bersamaan dengan langkahnya yang terhenti. Adinda berhenti tepat di depannya. Yang lelaki itu lihat, Adinda sedang berbicara kepada dua orang anak kecil. Sebenarnya ia ingin kembali namun barang milik perempuan itu masih di pegang olehnya. Takut jika ini barang berharga, ia memilih menunggu perempuan yang di depannya ini selesai dengan kegiatannya.

"Ade, ade jualan kue apa?" tanya Adinda kepada dua orang anak kecil yang sedang berjualan kue membawa keranjang kecil.

"Aku jualan kue kering kak, kakak mau beli tidak ini rasanya enak, buatan ibuku" jawab salah satu anak kecil tersebut dengan senyum merekahnya.

"Wahh, boleh, kakak beli semua ya" ucap Adinda kepada keduanya. Kedua anak kecil itu saling pandang.

"Kakak mau beli semua?" tanya anak kecil yang memakai hijab instan.

"Iya kakak mau beli semua kue kalian, boleh?" Adinda tersenyum manis meskipun mereka tidak bisa melihat.

"Boleh kak boleh banget" balas mereka bersamaan dengan antusias. Mereka pun membungkuskan semua kuenya lalu menyodorkan semua kue itu ke Adinda. "Ini kak".

" Jadi berapa semuanya?" tanya Adinda sambil menerima plastik kue itu.

"Semua jadi 180ribu kak" jawabnya, Adinda mengangguk lalu mengambil beberapa uang lembar merah dari dalam dompetnya.

"Ini uangnya" Adinda menyerahkan uangnya. Bukannya diterima kedua anak itu saling pandang lalu menatap Adinda.

"Itu kebanyakan kak, ini......" beo mereka menggantung, Adinda tersenyum.

"Ga usah dipikirin, kakak memang sengaja ngasih, anggap aja rezeki dari Allah"

Kedua anak kecil itu mengedipkan matanya, lalu dengan ragu mengambil uang tersebut. Bersamaan dengan itu mereka berhambur memeluk Adinda, salah satu dari mereka bahkan menangis.

"Kak terimakasih berkat kakak kami bisa membeli obat ibu dan keperluan makan kami dengan uang ini" cicit anak kecil yang menangis. Seketika hati Adinda terenyuh meletakkan kantong plastik itu lalu membalas memeluk dengan erat.

"Sama-sama sayang, kakak doakan semoga penyakit ibu kalian diangkat oleh Allah. Dan kalian jadilah anak yang berbakti kepada orangtua" balas Adinda manahan tangisnya agar tidak keluar.

"Kakak, kita juga akan selalu mendoakan kakak, semoga kakak selalu sehat dan selalu cantik" beonya melepas pelukkan tersenyum ria menatap Adinda.

"Amiinn ya Allah, oia ini kakak punya kerudung baru buat kalian, dipake ya" mereka menerima nya lalu memeluk Adinda kembali.

"Terimakasih kakak terimakasih" ucap mereka bersamaan tersirat kebahagiaan yang besar dalam diri mereka. Adinda melepaskan pelukannya.

RAFFA AFFAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang