"Aku tak butuh apapun, hanya ingin kau menghargai meskipun itu hanya sedikit."
-Adinda-
°°°
Adinda sedang berkutat di dapur, ia sedang memasak untuk pagi ini. Sebenarnya ia ragu untuk memasak, namun ia takut ketika Raffa pulang nanti merasa lapar. Ya, Adinda tahu bahwa Raffa tidak pulang semalam, Adinda memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar Raffa, sudah di ketuk berkali kali tapi tak ada jawaban, sudah di pastikan Raffa suaminya memang tidak pulang kerumah.
Sedih, sangat sedih. Mungkin ia sendiri tidak tau cara menjabarkan rasa sedihnya saking sakitnya rasa itu. Belum genap satu bulan, ah tidak! Jangankan satu bulan, belum satu minggu ia menikah tapi ia tidak merasakan apa-apa. Bukan bahagia yang di dapat, malah kenyataan sakit yang ia terima.
Terkadang Adinda dilema, apa ia harus memberitahukan ini kepada orang tuanya? Kakaknya? Tapi disatu sisi ia tidak mau keluarganya itu khawatir apalagi sampai memperpanjang soal ini, tapi Adinda juga merasa sakit ketika harus menahan dan menjalani ini seorang diri. Memberitahu dan merahasiakan sama-sama menyakitkan.
Tak terasa bulir bening itu turun kembali, Adinda menangis. Menangisi nasib rumah tangganya yang baru ia jalani beberapa hari ini.
"Ga, ga boleh nangis" Adinda menyeka air matanya.
"Apapun yang terjadi Adinda tetap ikhlas, Allah terus sama Adinda" gumamnya menyemangati.
Saat sedang fokus memasak, tiba-tiba ponselnya yang berada di atas meja berdering pertanda ada panggilan masuk. Adinda menaruh sayur yang ia iris kedalam wastafel berlebih dahulu, setelahnya ia mengambil ponselnya menerima panggilan yang ternyata dari Agung kakak lelakinya.
"Hallo abang assallamuallaikum"
"Waallaikumsallam warrohmatullah, gimana kabar kamu dek? Sehat? Baik? Gimana kamu bahagia kan?" Cerca Agung dari sebrang sana.
Adinda memijat pelipisnya saat mendengar pertanyaan bertubi-tubi dari kakaknya itu. Adinda menjauhkan ponselnya berdehem menetralkan suaranya, menempelkan kembali ponselnya ketelinga.
"Abang kalo nanya satu-satu dong" jawab Adinda mendengus.
"Iyaiya maaf ya, yaudah keadaan kamu gimana sekarang,kamu baik kan disana?"
"Baik abang Adinda baik ko"
"Bahagia kan kamu disana?"
Adinda memejamkan matanya saat mendengar penuturan Agung. Kenapa kakaknya itu seolah peka dengan apa yang ia rasakan saat ini. Adinda sudah hampir ingin menangis tapi ia tahan, ia tak boleh membuat Agung curiga.
"Bahagia abang,Adinda bahagia ko hehe"
"Kamu lagi ga bohongin abang kan?" tanya Agung menelisik, Agung sempat mendengar Adinda berdehem untuk menetralkan suara. Sebenarnya bukan hanya dari itu, suara Adinda pun serasa berbeda masuk ketelinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFFA AFFAR
Random"Seseorang yang benar-benar mencintaimu akan menjadikan sebuah kesempatan sebagai lembaran untuk ia perbaiki." -Raffa Affar. _____________ 🖤🖤 ⚠️Pemula, Harap Maklum. Visual Tokoh Utama Raffa Affar-Raffa Affar(Raffa Aldiansyah) °°° CERITA KARANGAN...