17. Dunia Penuh Dusta

354 52 2
                                    

⚠fight

Jalanan sepi tanpa setitik cahaya menerangiJatuh dan patah, harapan lantas musnah Usaha tak mengkhianati hasil? Mustahil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jalanan sepi tanpa setitik cahaya menerangi
Jatuh dan patah, harapan lantas musnah
Usaha tak mengkhianati hasil? Mustahil

•••••

Siang hari memang saat yang paling rawan untuk tertidur di kelas, apalagi kalau sedang belajar sejarah-penuh dengan cerita tentang masa lalu yang tak ada habisnya untuk dibicarakan-seperti yang sedang terjadi di kelas XI IPS 3 itu.

Seusai sang guru selesai menjelaskan bab baru, para murid diminta untuk mengerjakan latihan soal di buku LKS mereka lalu akan mereka koreksi bersama-sama.

"Kerjakan sekaligus dengan soal uraian ya!" perintah sang ibu guru dari tempat duduknya.

"Baik, Bu!" balas murid-muridnya.

Sejak seminggu ini, tempat duduk di kelas itu telah berganti dan sekarang Mahika menjadi teman sebangku Hamdan. Gadis berambut panjang itu sibuk membolak-balikan halaman bukunya guna mencari jawaban dari soal-soal yang sedang ia kerjakan.

Menit demi menit berlalu. Keadaan kelas cukup tenang bab semua murid melakukan aktivasnya dengan suara rendah. Beberapa murid patuh mengerjakan tugasnya, ada juga yang bermain ponsel, maupun tidur dengan kepala menempel pada meja.

Serupa dengan kondisi Hamdan sekarang. Mahika tak sadar bahwa teman sebangkunya itu telah tertidur sejak beberapa menit yang lalu.

Dari kursinya, Mahika bisa melihat jelas wajah lucu Hamdan yang tengah berada di alam mimpi. Pipi tembamnya tertempel pada bukunya yang terbuka, matanya terpejam damai serta mulutnya yang sedikit terbuka membuat gadis itu terkekeh kecil.

Diam-diam Mahika menyalakan ponselnya lalu menaruh lengan kanannya ke meja dan bersandar di sana. Kini posisinya dengan Hamdan berhadapan.

Kemudian, siswi itu mengangkat ponselnya diam-diam seraya menutupi aksinya itu dengan halaman bukunya. Mahika menahan senyuman lebarnya, sungguh di matanya Hamdan terlihat lucu seperti bayi.

Tanpa Mahika sadari, sang guru dari mejanya dapat menyaksikan tindakan muridnya itu tanpa perlu berdiri dari kursi.

"Hamdan Putrasurya!" panggil sang guru secara tiba-tiba. Mahika tersentak hingga ponselnya terjatuh lantas ia kembali duduk tegap secara perlahan.

"SIAP BU! SAYA NGGAK TIDUR!" suara Hamdan memecahkan keheningan di ruangan kelas itu dan menciptakan tawa murid lainnya keluar.

"HAHAHAHAHA."

"Ham, iler lo hapus dulu!" teriak Tegar yang duduk di bangku deretan depan pojok kiri.

Mata Hamdan membulat, ia segera menyentuh pipinya dan tak mendapatkan air liurnya di sana. "Pembohongan! Gue pas tidur nggak pernah ngiler!"

Arti Sahabat | 00lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang