27. Kisah Asmara Remaja SMA bagian pertama

241 33 3
                                    

Jatuh sukaGembira, bahagia, berbungaPatah hatiSepi, sendiri, benci, hilang diri Cinta dan lara pasti adaBerbeda pada tiap nyawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jatuh suka
Gembira, bahagia, berbunga
Patah hati
Sepi, sendiri, benci, hilang diri
Cinta dan lara pasti ada
Berbeda pada tiap nyawa

•••••


Heyan memperoleh dampak yang bagus setelah belajar bersama Nares dan kawan-kawan. Ternyata belajar dan berdiskusi dengan teman itu menyenangkan. Selama ini, Heyan hanya belajar bersama guru privatnya, terkadang Heyan juga akan belajar bersama Naomi meskipun sangat jarang.

Sebenarnya, kemarin Minggu Hanza mengajak Heyan dan sahabatnya yang lain untuk kumpul dan makan bersama di rumahnya, katanya kegiatan perkumpulan tersebut sering mereka lakukan sebelum menghadap ujian. Akan tetapi, hujan membatalkan rencana mereka. Alhasil, rasa penasaran dan antusias Heyan sirna begitu saja. Biarpun begitu, Hanza bilang bahwa mereka akan mengadakan pertemuan lagi setelah ujian akhir semester ini mereka lewati.

Senin hari ini Heyan sangat siap untuk menghadapi ujian akhir semester pada hari pertama. Kaki jenjang pemuda itu melangkah pelan menuju ruang ujian bagi kelasnya yang berada di gedung kelas 10 lantai dua. Beruntung karena kemarin, ia bersama Hamdan dan kawan-kawan telah mencari ruang ujian ini sehingga tidak menyasar.

Pukul 06.16 lorong kelas masih sepi hingga Heyan tiba pada belokan lorong, ia menjumpai seorang gadis berambut panjang yang duduk bersila di dekat dinding. Seulas senyuman terbit di wajahnya mengetahui murid yang memakai jaket warna merah muda itu adalah Mahika. Sosok perempuan yang entah mengapa berhasil menarik perhatiannya.

"Halo, Hika!" sapa Heyan riang.

Murid yang dipanggil langsung menoleh sejenak lantas menjawab. "Halo, Yan!"

Dengan senyuman yang tak pudar, Heyan berjalan mendekati Mahika. Entah perasaan suka atau kagum semata, Heyan merasa ada yang berbeda dengan dirinya ketika bersama gadis itu

Mahika berambut hitam panjang yang seringkali dikepang dengan berbagai rupa yang berbeda. Heyan mengenal murid pemiliki senyuman lucu tersebut karena sebuah ajang perlombaan. Di perpustakaan, mereka berkenalan sebab semua calon peserta lomba diminta sang guru pemimbing lomba untuk berteman dan mengenal satu sama lain.

Pertama berjumpa, Heyan berpikir bahwa Mahika itu berbeda. Gadis pendiam itu mudah sekali tertawa ketika sedang terlibat pembicaraan, bahkan meski Heyan tak berniat bercanda, Mahika tetap mengeluarkan tawa sehingga bisa mengurangi suasana canggung tatkala mereka bersama.

Kali kedua, pada hari yang sama Heyan menjumpai Mahika pada kondisi yang tak terduga. Perempuan yang biasanya ia dengar tawa dan senyuman di wajahnya, berganti oleh raut sedih dan isakan tangis yang membuat hatinya ikut berduka entah mengapa.

Kala itu, siang hari Mahika terisak di ruang kesenian seorang diri dan pada sorenya tatkala sekolah sudah sepi, Mahika berjongkok menangis sesegukan di parkiran.

Arti Sahabat | 00lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang