06. Melangkah Bersama Luka

633 58 11
                                    

Selamat membaca! bullying, panick attack

Btw masih adakah yang mantengin cerita ini? ._. karena kemarin-kemarin tiba-tiba aku nggak pede sama tulisanku hahaha

•••••

Terukir pahit di memoriSetiap kisah yang menyakitiSelalu mengiringi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terukir pahit di memori
Setiap kisah yang menyakiti
Selalu mengiringi

•••••

"Lusi, makan dulu, bentar lagi bel masuk loh. Gue bawa nasi goreng, tahu krispi, nugget sama apel. Mumpung masih ada waktu, nanti perut lo sakit," ujar Nares berusaha membangunkan teman sebangkunya, Lusi.

"Hm."

Hari ini ia membawa cukup banyak porsi bekal dari biasanya, takut bila sewaktu-waktu Lusi belum sarapan pagi. Akhir-akhir ini, teman perempuannya itu memang tak pernah sarapan sebelum berangkat sekolah, bahkan ketika jam istirahat pertama tiba, Lusi hanya akan makan camilan untuk mengisi perutnya dan dirinya akan makan makanan mengandung karbohidrat kala jam istirahat kedua tiba nanti.

Bel tanda istirahat pertama telah berbunyi sepuluh menit yang lalu, tinggal beberapa menit tersisa sebelum KBM dimulai lagi. Nares menatap khawatir ke arah Lusi yang sedang menenggelamkan wajahnya di lipatan tangannya.

"Lusi, nanti lo sakit," gumam Nares.

Tangan kanan Nares terangkat untuk menepuk pelan bahu teman sebangkunya itu. "Lusi."

Lusi menegakkan badannya dan berteriak kesal, "GUE BILANG ENGGAK! DENGER GAK SIH?"

"BUDEG YA LO?" Pekikan Lusi membahana di kelasnya, membuat beberapa murid di sana tersentak. Siswi itu melirik Nares sinis, ia berdecak kesal dan kembali menelungkupkan wajahnya.

Nares mengerjapkan matanya beberapa kali. Merasa sedikit terkejut dengan suara Lusi tadi. Ia menyalakan ponsel untuk melihat tanggal hari ini, sekarang tanggal tujuh belas, sekitar pada tanggal itulah Lusi mengalami datang bulan.

"Maaf."

Nares paham betul, bahwa Lusi mengalami nyeri di perutnya. Luar biasa sakit, kata Lusi kepada Nares dulu.

Arti Sahabat | 00lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang