"Kau pikir, bagaimana Isabellaku bisa muncul saat perut Mommy tidak pernah membesar lagi setelah melahirkan Cassian?"
"Jahanam," umpat Oliver kesal. Ia mengacak rambutnya yang sudah mulai memutih meski usianya belum menginjak lima puluh tahun, dadanya bergemuruh akan amarah.
Oliver tidak menyangka, putra sulung yang merupakan musuh besarnya itu benar-benar mengetahui status Isabella. Ia pikir, di usia Sebastian yang masih enam tahun, anak itu masih bodoh. Apalagi, Sebastian tidak pernah bertanya perihal kehadiran Isabella yang sangat tiba-tiba itu.
Sudah beberapa jam sejak kejadian di rumah tersembunyi Sebastian. Oliver telah kembali ke Jakarta, sementara anak buahnya sedang kelimpungan menyebar di seluruh negeri untuk mencari keberadaan Sebastian yang tiba-tiba kabur itu. Ya, Arash berhasil membawa Sebastian kabur setelah melemparkan bom asap di kamar utama.
Sudah selama itu pula, Oliver belum melihat Isabella dan Sienna. Kedua perempuan itu kompak mengunci diri di dalam kamar masing-masing. Oliver berniat masuk dengan kunci cadangan, tetapi kedua putranya menolak keras. Sienna dan Isabella masih membutuhkan waktu.
Pintu ruangan Oliver terketuk, dan tak lama, Rhysand muncul dari balik pintu. "Dad," panggilnya.
"Hm?"
"Kau belum makan." Rhysand meletakkan nampan berisi makanan kesukaan Oliver. "Makanlah dulu. Jangan sampai kau ikut-ikutan sakit."
Oliver menghela napas. Ia menghempaskan dirinya di sofa, lalu menatap makanannya tak berselera.
"Istriku sudah makan?"
Rhysand menggeleng. "Setelah ini, aku akan coba pergi ke kamar Mommy lagi."
"Issa?"
"Trixie yang mengurusnya. Teman-teman Issa juga sedang dalam perjalanan dari Washington kemari. Mereka mempercepat jadwal penerbangan. Cassian, Asher, Ashton, dan Archer sedang berusaha mencari keberadaan Sebastian."
Oliver mengangguk. "Pergilah, pastikan Mommy mau makan," titah Oliver. Rhysand pun menuruti keinginan ayahnya.
"Jangan lupa makan, Dad. Tanganku hanya dua, tidak sanggup mengurus tiga orang sakit sekaligus," candanya. Oliver hanya menatap putranya datar, sedang tidak ingin bercanda di saat seperti ini.
Setelah Rhysand keluar, Oliver segera mengambil ponselnya, menghubungi Derick.
"Bagaimana? Ada perkembangan?"
"Belum, Tuan."
Oliver menghela napas kesal. Ia mematikan sambungan secara sepihak, lalu melempar ponselnya ke sembarang arah.
***
"Mom."
Tok! Tok! Tok!
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DARK SIDE OF SEBASTIAN ✓ [TERBIT]
Romance‼️ PART MASIH LENGKAP ‼️ Pre-order 1: Start 3 Februari 2023 THE GERRARDS : BOOK 3 [18+] Sebastian Theodoric Gerrard terkenal sebagai laki-laki yang bengis dan tak kenal ampun saat ada yang mengusiknya. Ia rela membunuh siapa saja yang dianggap meng...