"Sebastian Theodoric Gerrard, putra pertama Oliver Gerrard dan Sienna Arteria, hari ini menyerahkan dirinya ke polisi atas tindakan pembunuhan, pelecehan, penyekapan, dan pemerkosaan. Sebastian datang tanpa dikawal, ia—"
Sienna hanya diam saat Cassian mengambil tablet dari tangannya, lalu mematikannya. Sofa yang didudukinya bergerak, lalu ia merasakan usapan lembut di punggungnya.
"Semua akan baik-baik saja. Jangan dengarkan berita lagi, nanti Mommy sakit," tuturnya lembut.
Sienna masih diam. Matanya berkaca-kaca, bibirnya kian memucat.
"Pesawat sudah siap. Ayo berangkat." Rhysand meraih tangan ibunya, membantu wanita itu berdiri. Cassian memegang pundak Sienna. Kedua lelaki itu menjaga Sienna dengan sangat hati-hati karena mereka tahu, ibunya sedang dalam kondisi tidak baik saat ini.
Di dalam pesawat, Oliver sudah menunggu. Ia mengamati istrinya memasuki pesawat bersama kedua putranya. Pria itu tersenyum miris saat Sienna sama sekali tak menatapnya meski mereka berpapasan.
Rhysand memakaikan ibunya sabuk pengaman, Cassian membuka selimut hangat dan menyelimuti tubuh rapuh Sienna.
"Terima kasih," ucap Sienna sambil tersenyum tipis. Cassian dan Rhysand membalas senyuman itu, lalu mereka duduk di tempat masing-masing.
Pesawat pun mulai bergerak, perlahan menjauhi daratan. Tak terasa, sudah empat jam mereka terbang. Cassian yang duduk di sebelah Sienna sesekali melirik ibunya dan mengusap punggung tangan itu, menenangkan.
Di sisi lain, Rhysand sedang memperbaiki posisi tidur Trixie di pundaknya. Ia menaikkan selimut kekasihnya, lalu mencium puncak kepala gadis cerewet itu lama. Sudah berjam-jam ia memperhatikan Trixie tertidur, tak peduli lehernya terasa sakit.
Lain lagi dengan Oliver yang hanya memandangi jendela dalam diam. Tablet yang sejak tadi berada di tangannya, telah ia singkirkan begitu ia selesai membaca semua berita tentang Sebastian.
Dada Oliver bergemuruh hebat. Kedua tangannya terkepal, napasnya memburu akan amarah. Putranya itu ... lagi-lagi mengambil langkah secara sembarangan. Lagi-lagi membuat kekacauan.
"Tuan, whiskey pesanan Anda." Suara pramugari membuyarkan lamunan Oliver. Ia mengangguk singkat, lalu segera mengusir pramugari itu dari hadapannya. Diteguknya whiskey itu langsung dari botolnya.
Dada Oliver terasa panas, pun wajahnya. Langit mulai menggelap, sebagian lampu mulai dinyalakan. Dalam pencahayaan remang-remang, Oliver mulai kehilangan kesadarannya.
"Sebastian anjing! Bangsat lo," racaunya berkali-kali. Ia mengangkat tangannya, lalu pramugari pun kembali datang.
"Whiskey," gumamnya.
Saat sang pramugari hendak pergi, Cassian menahannya. Dengan tatapan mengancam, lelaki itu menggeleng.
"T-tapi—"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DARK SIDE OF SEBASTIAN ✓ [TERBIT]
Romance‼️ PART MASIH LENGKAP ‼️ Pre-order 1: Start 3 Februari 2023 THE GERRARDS : BOOK 3 [18+] Sebastian Theodoric Gerrard terkenal sebagai laki-laki yang bengis dan tak kenal ampun saat ada yang mengusiknya. Ia rela membunuh siapa saja yang dianggap meng...