SBT | 6

46.8K 3.9K 519
                                    

Hari telah berganti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari telah berganti. Pagi ini, Isabella sudah kembali bersekolah. Gadis itu tiba lima belas menit sebelum bel berbunyi. Begitu sampai di kelas, rupanya sudah ada Zoe yang datang.

"Sakit?" tanya Zoe singkat yang dibalas anggukan oleh Isabella. "Apa saja yang harus kuselesaikan hari ini?"

"Tidak ada. Hanya kemarin Professor Nate mengingatkan tentang laporan akhir semester. Punyamu sudah sampai mana?"

"Sedikit lagi selesai. Hanya perlu beberapa referensi tambahan dan membuat kesimpulan," jawab Isabella.

Tepat saat itu, Romi dan Kaylee datang di waktu yang sama. Keduanya duduk di bangku masing-masing— Romi di sebelah kanan Zoe, sedangkan Kaylee di sebelah kanan Isabella. Bangku mereka tidak berdempetan, setiap anak mendapatkan satu meja yang cukup luas dan satu kursi empuk.

"Kenapa tidak masuk, Issa? Kau sakit?" tanya Kaylee langsung.

"Hm." Isabella mengangguk.

"Sakit apa, Sayang?" tanya Romi.

"Tidak enak badan," jawab Isabella asal. Dalam hati ia berharap, teman-temannya tidak akan bertanya lebih jauh.

Harapan Isabella terkabul karena Romi mengangguk dan segera mengalihkan topik. Matanya tampak berbinar, ia terlihat sangat antusias.

"Kau tahu, Issa? Kelas kita baru saja kedatangan anak baru!"

"Hm?" Isabella mengernyit. "Siapa?"

"Seorang pangeran tampan berambut kecokelatan, hidung yang indah dan licin, bibir merah merekah, senyum menawan, seksi, tinggi, kekar, da— itu dia!"

Tatapan Isabella langsung beralih ke arah yang ditunjuk oleh Romi. Seorang lelaki asing dengan seragam yang sama dengannya baru saja masuk. Deskripsi Romi benar-benar persis dengan apa yang Isabella lihat sekarang.

Untuk sejenak, tatapan mereka bertemu. Kening lelaki itu berkerut samar, sebelum sebuah senyuman manis terukir di di bibirnya saat ia melihat Isabella.

Lelaki itu berjalan dengan tas punggung yang tersampir di salah satu pundaknya. Ia meletakkan tasnya di meja— yang kebetulan masih satu baris dengan Isabella. Mereka terpisah oleh dua meja. Lelaki itu berada di barisan ujung, sedangkan Isabella di baris keempat dari ujung.

Tatapan mereka kembali bertemu selama beberapa detik, sebelum keduanya kompak mengalihkan pandangan ke depan karena bel berbunyi. Tak lama kemudian seorang wanita paruh baya dengan buku Biologi besar di tangannya masuk.

THE DARK SIDE OF SEBASTIAN ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang