Keinginan Noah untuk melakukan rencananya harus tertunda karena pagi ini, ia tidak melihat keberadaan Isabella di sekolah. Gadis itu menghilang tanpa jejak. Ada rasa khawatir yang mendalam dalam diri Noah, tetapi ia ragu untuk sekadar mengirimkan pesan.
Noah menghela napas. Ia duduk di bangkunya, lalu suara Romi membuat atensinya teralihkan.
"Issa tidak masuk hari ini, dia sakit," ucap Romi.
"Sakit? Sakit apa?" tanya Kaylee khawatir.
"Demam. Dia mengirim pesan di grup." Romi menunjukkan ponselnya. Zoe dan Kaylee langsung memeriksa ponsel mereka. Keduanya langsung merasa lega saat Isabella berkata dirinya baik-baik saja dan sudah diobati.
"Dia pasti kelelahan. Akhir-akhir ini dia sangat sibuk dengan butiknya. Astaga, sudah kukatakan untuk tetap jaga kesehatan. Nanti kita harus mengunjunginya," tutur Kaylee panjang-lebar. Setiap ada yang sakit, Kaylee selalu panik dan tak pernah absen untuk menjenguk mereka. Sebesar itu perhatian Kaylee kepada orang-orang di sekitarnya.
"Bukannya nanti kau sudah ada janji dengan Vincent?" tanya Zoe. Kaylee tersenyum sendu. "Dia membatalkannya tadi pagi, katanya ada urusan mendadak."
Zoe dan Romi saling bertatapan. "Kaylee, kau patut mencurigai dia," ujar Romi telak. Kaylee memperlebar senyumannya, lalu menggeleng.
"Dasar dari sebuah hubungan adalah kepercayaan. Aku mengenal Vincent bukan satu atau dua hari. Sudah dua tahun kami menjalin hubungan, aku tahu seperti apa Vincent. Lagi pula, kalau kami jadi pergi berkencan pun, aku tetap akan mendahulukan Issa."
Zoe hanya bisa menghela napas gusar, tidak ingin berdebat. Terserah Kaylee saja, nanti kalau Vincent benar-benar ketahuan berkhianat, Zoe akan membuka pintu rumahnya lebar-lebar dan mendengar tangisan Kaylee sampai air matanya habis.
Di sisi lain, Isabella terbaring lemah di ranjangnya. Matanya terpejam, bibirnya bergetar, dan tubuhnya menggigil. Air mata tidak berhenti mengalir dari kedua sudut mata tanpa seizinnya.
Di tempat yang sama, Sebastian sedang menunggui adik sekaligus gadis pujaannya itu dalam diam. Ia melakukannya karena Oliver terus membentaknya, merepet tanpa henti karena Isabella langsung demam tinggi setelah gadis itu menginap di rumah Sebastian. Sebastian sama sekali tidak keberatan, ia justru senang karena bisa bersama dengan Isabella tanpa harus sembunyi-sembunyi.
"Ingin apa? Akan kuambilkan." Itulah kalimat yang selalu ditanyakan Sebastian setiap Isabella bergerak sedikit saja. Isabella selalu membalasnya dengan gelengan singkat, lalu menyamankan posisinya dalam pelukan Sebastian.
Ya, dalam pelukan Sebastian. Lelaki itu yang memaksa Isabella untuk tertidur dalam pelukannya, meski Isabella sudah berkali-kali menolak. Akhirnya, karena tenaga Isabella tidak banyak, gadis itu pasrah dan membiarkan Sebastian menghapus keringat di pelipis dan air matanya.
Keberuntungan lagi bagi Sebastian karena saat ini, Sienna dan Oliver sedang pergi. Memang pada dasarnya Oliver egois, meski putri bungsu mereka sedang sakit, Oliver akan tetap membawa Sienna dengan dalih mereka punya empat anak, Isabella tidak akan sendirian. Apalagi, Rhysand adalah seorang mahasiswa kedokteran dan dia sangat bisa diandalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DARK SIDE OF SEBASTIAN ✓ [TERBIT]
Romance‼️ PART MASIH LENGKAP ‼️ Pre-order 1: Start 3 Februari 2023 THE GERRARDS : BOOK 3 [18+] Sebastian Theodoric Gerrard terkenal sebagai laki-laki yang bengis dan tak kenal ampun saat ada yang mengusiknya. Ia rela membunuh siapa saja yang dianggap meng...