"Tenang saja, Mom. Issa baik-baik saja. Sekarang, dia sedang tidur. Nanti kalau sudah bangun, akan kusuruh untuk menghubungimu kembali."
Helaan napas Sienna terdengar. "Ya sudah. Jangan lupa lagi, Sebastian."
Sebastian terkekeh. "Ya, Mom," jawabnya.
Tanpa ingin memperpanjang obrolan, Sebastian segera mematikan sambungan telepon. Lelaki itu menyesap kopi paginya, memandangi pepohonan dari balkon kamarnya. Hanya celana boxer dan jubah tidur yang menyelimuti tubuhnya.
Setelah kopinya habis, Sebastian melangkah kembali ke dalam kamar. Dilihatnya Isabella yang masih terlelap. Gadis itu tampak damai— atau kelelahan, Sebastian tidak tahu. Namun, sepertinya Isabella kelelahan karena kegiatan mereka semalam.
Sebastian berlutut di samping ranjang, mengamati wajah Isabella lamat-lamat. Sudah satu bulan mereka tinggal bersama. Dan, semalam, adalah kali ketiga mereka melakukannya.
Sebastian bersiul kecil. Ia senang, karena menurutnya, Isabella bisa perlahan menerimanya. Buktinya, semalam Isabella tidak memberontak banyak. Hanya di awal, setelah itu ia diam dan menerima semua perlakuan Sebastian.
"Eeungh."
Sebastian segera bangkit, lalu duduk di tepi ranjang. Ia memperhatikan Isabella yang perlahan mulai membuka matanya. Gadis itu mengerjapkan mata beberapa kali, lalu ketika ia melihat Sebastian, Isabella langsung duduk dan menarik selimutnya hingga sebatas leher.
"Tidak usah ditutupi. Aku sudah melihat semuanya tiga kali," jawab Sebastian santai.
Isabella tidak menjawab. Matanya kembali berkaca-kaca, tetapi ia tidak menangis.
Sebastian mengulurkan ponselnya. "Tadi Mommy menghubungiku. Dia mencarimu. Sudah satu bulan ini dia mencarimu, tapi aku selalu bilang kau sibuk. Sebelum Mommy tambah curiga, kau harus mengatakan kalau kau baik-baik saja."
Isabella mengamati ponsel Sebastian. Ini kesempatan emas yang bisa ia gunakan, tetapi ia ragu untuk melakukannya.
"Jangan macam-macam, Sayang. Aku akan mengawasimu," ancam Sebastian, seolah tahu apa yang ada di pikiran gadis itu. "Aku tidak akan segan-segan untuk menamparmu jika kau macam-macam."
Isabella menatap Sebastian dan ponsel itu secara bergantian. Lalu, gadis itu mulai mengambilnya dan menghubungi Sienna.
Setelah nada sambung terdengar dua kali, suara yang sangat ia rindukan terdengar di telinganya.
"Halo?"
Mata Isabella langsung memburam. Bibirnya bergetar, tangannya meremas selimut tebalnya kuat hingga kusut.
"Mom ...," panggil Isabella akhirnya.
"Issa! Astaga, bagaimana kabarmu, Nak? Mommy lega kau baik-baik saja. Akhir-akhir ini, perasaan Mommy tidak enak," ucap Sienna dari seberang sana. "Bagaimana liburanmu? Menyenangkan? Apa kau kecopetan lagi di sana? Tidak, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DARK SIDE OF SEBASTIAN ✓ [TERBIT]
Roman d'amour‼️ PART MASIH LENGKAP ‼️ Pre-order 1: Start 3 Februari 2023 THE GERRARDS : BOOK 3 [18+] Sebastian Theodoric Gerrard terkenal sebagai laki-laki yang bengis dan tak kenal ampun saat ada yang mengusiknya. Ia rela membunuh siapa saja yang dianggap meng...