SBT | 38

26.6K 2K 100
                                    

Oliver tak bisa menahan diri lagi saat ia melihat Sebastian berdiri tanpa rasa bersalah di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oliver tak bisa menahan diri lagi saat ia melihat Sebastian berdiri tanpa rasa bersalah di hadapannya. Tanpa berpikir dua kali, pria itu langsung maju dan melayangkan tinjunya ke rahang Sebastian.

BUGH!

Sienna memekik, terkejut. Rhysand hendak menarik ayahnya, tetapi Cassian menahan. Ia justru mendukung Oliver untuk menghajar Sebastian, bahkan jika bisa, sampai Sebastian tewas sekalian.

"Kau tahu apa akibat dari ulahmu, hah?! Kau mau menghancurkan keluarga ini?! Kau ini punya otak tidak?! Goblok!"

Umpatan-umpatan dari mulut Oliver mengalir deras. Sesuai dugaan, Sebastian tidak melawan sama sekali. Lelaki itu kian melemah, bernapas saja sulit karena Oliver terus menghajar dada dan wajahnya. Tidak ada yang bergerak, hingga Oliver tiba-tiba mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Melihat itu, Sienna langsung otomatis maju dan menahan tangan Oliver.

"Jangan, Ollie, aku mohon, jangan ...."

Entah sejak kapan Sienna sudah menitikkan air mata. Tangan wanita itu bergetar saat perlahan menurunkan senjata api yang digenggam suaminya.

"Dia pantes mati, Sienna," desis Oliver. Ia pun berusaha menahan amarahnya, tetapi tak bisa karena terlalu meledak-ledak. "Dia pantes mati."

"Dia anak kita, Ollie. Gimana pun Sebastian, dia tetep anak kita." Sienna mengusap air matanya yang terus berjatuhan. Sienna sangat ketakutan. Takut Oliver benar-benar akan menembak Sebastian.

Perlahan, Sienna melingkarkan tangannya di perut Oliver. Ia sengaja menjepit tangan Oliver yang memegang senjata api di antara perut mereka, lalu mengusap punggung suaminya lembut. Puluhan tahun mereka bersama, cara ini terbukti ampuh meredakan amarah Oliver.

Benar saja, Oliver langsung perlahan mereda. Ia melepas pelukannya, lalu menarik Sienna pergi.

"DERICK!"

Derick berlari tergopoh-gopoh. "Ya, Tuan?"

"Kurung dia di ruang bawah tanah. Jangan biarkan dia keluar sampai perintah selanjutnya." Oliver menatap Sebastian sengit.

"Baik, Tuan."

Sienna menatap Sebastian dengan pandangan yang tak bisa diartikan. Sedih, kecewa, khawatir, rindu, semuanya bercampur menjadi satu.

Hati Sebastian teriris saat Sienna memutuskan untuk memutus kontak mata mereka dan berjalan mengikuti langkah suaminya.

"Mari, Tuan Muda."

Suara dua orang penjaga yang membantu Sebastian berdiri membuyarkan lamunan lelaki itu. Pandangan Sebastian beralih ke arah kedua adiknya yang hanya diam, memandanginya dengan pandangan tak terbaca.

Sebastian berjalan tertatih meninggalkan kediaman orang tuanya. Sekuat tenaga ia berusaha tak memuntahkan darah kental yang sejak tadi sudah berkumpul di dalam mulutnya, hingga akhirnya ia memuntahkan semuanya begitu tiba di ruang bawah tanah yang berada di kediaman orang tuanya yang lain.

THE DARK SIDE OF SEBASTIAN ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang