21. we're not gonna married

1.5K 162 6
                                    

Thank you for leaving a trace.








************
Author POV

"Sialan"

Bentak krystal melempar beberapa berkas dimejanya yang kini berserakan dilantai, wajahnya begitu geram mendapati beberapa laporan penjualan dan produksi mengalami masalah.

Krystal bergegas menuju ruangan jennie dengan membawa beberapa berkas dengan emosi masih tidak dapat terlampiaskan.

Dia masuk dengan sedikit mendobrak pintu dan seketika jennie pun terkejut. Krystal meletakkan berkas itu kasar tepat dimeja jennie.

"Mengapa kau bisa sesantai ini jennie, apa kau akan menyerah untuk bisnismu ini"

"Ada apa krystal?"tanya jennie heran dengan sikap krystal saat ini.

"Apa kau hanya akan bermain-main dengan ponselmu dan senyum bodoh menjijikan itu"

"KRYSTAL !"

"FUCK THAT PHONE !"

Krystal meraih ponsel jennie dan melemparkannya ke dinding dengan cukup keras, jelas saja ponsel itu rusak  seketika.

"Are you crazy krystal !"

"Yes i am, benar-benar lisa sudah membawa pengaruh buruk untukmu, semenjak kembalinya kau dari seoul, kau tidak fokus pada pekerjaanmu, pada bisnismu, aku yang menyelesaikan masalahmu dan kau dengan santainya menikmati banyak waktumu dengannya"

"Krystal jaga ucapanmu!"

"Selesaikan masalah ini jika ingin bisnismu kembali bangkit dan tidak merugi, fuck lisa"

"Sekali lagi kau berucap kasar tentangnya, aku benar-benar tidak ingin melihatmu"

Krystal pun seketika diam dan duduk di sofa seraya menenangkan dirinya, jennie meraih ponselnya dilantai yang sudah jelas rusak.

Shit.

Seketika pandangan jennie tertuju pada berkas-berkas yang dibawa krystal, dia duduk dan mempelajari semuanya namun jennie hanya diam akan apa yang terjadi pada bisnisnya ini.

Respon jennie diluar dugaan dia sangat santai melihat saham yang semula stabil namun sekarang menurun, produksi mengalami kendala beberapa karyawan mengundurkan diri dan itu mempengaruhi penjualan market, jelas saja sangat berpengaruh pada pendapatan.

Krystal menatapnya tak percaya, dia berjalan kearah jennie.

"Ada apa denganmu ? Bisnis kita diambang kehancuran jennie dan mengapa kau bisa setenang ini, beberapa investor kecil mulai mempertanyakan haknya, tanggung jawab kita besar pada satu investor tetap itu jennie, bisakah kau serius"

"Look krystal i'm thinking ! kemungkinan terburuk investor tetap itu akan mengklaim bisnis kita, bahkan perusahaan kecil yang kita bangun pun tidak cukup untuk menutupi semua kerugian, apa ada cara lain yang lebih baik?"

Ucap jennie pasrah dan krystalpun sejenak diam mereka berpikir keras untuk menyelamatkan bisnis yang sudah dirintis dari nol oleh keduanya terutama jennie.

"Kau ingat satu perusahaan yang sebelumnya gagal menjadi investor tetap, Mano Corp? Aku akan melakukan meeting dengan beberapa orang kepercayaanya, jika dia bisa menyelamatkan kita mungkin bisnis ini masih bisa berjalan namun dibawah wewenang mereka tentunya, kita hanya menjalakannya"

"Dan bagaimana jika aku berbicara dengan beberapa perwakilan investor tetap kita, mungkin saja mereka bisa membantu kita, why not ?"

"Jangan bodoh jennie, management Mano Corp tidak diragukan, tidak ada bisnis yang tidak sukses ditangan mereka, kita tidak dapat mengandalkan investor tetap, merekapun tidak ingin merugi"

"Baiklah kau lakukan tugasmu, akupun akan berusaha berbicara pada mereka dengan caraku krystal"

Ucap jennie dengan tenang dan krystal pun seketika pergi meninggalkan ruangan itu, jennie menjatuhkam dirinya dikursi seraya menghela nafas kasar.

Not bad, aku sudah menduga, ini semua permainanmu nyonya anne, kita lihat seberapa jauh kau melakukannya.

Jennie memang berusaha tenang, namun dia tetap memikirkan bisnis yang sudah dia rintis dari nol, dia tidak ingin jika nyonya anne mengambil alih semuanya dan dia sudah tahu jika Mano Corp adalah perusahaan kedua orangtua lisa, dia memang tidak mencari tahu tentang perusahaan itu sebelumnya karena keadaan saat itu mendesak, dia tidak perduli dengan latar belakang perusahaan.


***


Jennie merapikan beberapa barang dan berkas dimejanya, dia meraih kunci mobil sertas tas dan bergegas untuk pulang, ini sudah pukul 5 dan waktunya dia kembali kerumah.

Namun tak lama krystal muncul dihadapannya dengan membawa sebuah paperbag, dia memberikannya pada jennie.

"Ige mwoya?"ucap jennie dan krystal hanya tersenyum

Jennie pun membuka barang yang krystal berikan, sebuah ponsel.

"Maaf atas ponselmu, aku benar-benar emosi tadi"ucap krystal lirih, seketika dia memeluk jennie

Jenniepun menyandarkan tubuhnya pada meja seraya menghela nafas kasar.

"Bisakah kau tidak kasar dan penuh emosi seperti tadi, itu bukan krystal yang kukenal"

"I'm sorry"

"Lupakanlah, tak apa aku harus pulang, gomawo"

Krystal pun melepaskan pelukannya, senyum terbit diwajahnya, krystal berusaha mencium jennie, membelai pipinya, namun jennie menahannya.

"Umm krystal, reese menungguku aku harus pulang"ucap jennie lirih dan seketika senyum diwajah krystal hilang namun dia berusaha untuk tenang menanggapi sikap jennie dia paham mungkin jennie masih kesal dengannya.

"Baiklah, aku mengantarmu, kita pulang dan jemput reese"ucap krystal dan seketika jennie memicingkan mata padanya

Krystal hanya tersenyum seraya meraih tangan jennie.

"Aku sudah menyuruh maidku untuk merapikan barang-barang dirumahmu, mulai sekarang kalian akan tinggal dirumahku"

"MWO ?! Apa maksudmu?"

Tanya jennie terkejut, jelas saja mengapa harus tinggal bersama, jennie tidak pernah berniat untuk itu dan bahkan reese tidak akan mau dan mengapa krystal berani melakukan itu tanpa meminta ijin terlebih dahulu.

"Maksudku kita akan tinggal bersama, jennie ya aku serius denganmu, mari menikah dan mulai menjalani kehidupan baru, kau, aku dan reese maka dari itu kalian akan mulai tinggal bersamaku"

Jennie membulatkan matanya seketika mendengar ucapan menikah keluar dari mulut krystal, nafasnya menderu dan krystal benar-benar sudah memancing emosinya.

"Krystal, bukankah aku sudah mengatakan padamu tentang perasaanku, tentang siapa tujuanku kali ini, apa kau lupa aku kembali ke seoul untuk siapa dan mengapa kau tidak memperdulikan ucapanku"

Krystal pun seketika mengeraskan rahangnya dia menatap jennie tajam.

"Dan apa kau lupa dengan apa yang aku katakan  bahwa aku akan memaksamu kali ini dan aku tidak akan mengalah untuknya"

Jennie terdiam tak percaya, ternyata benar bahwa krystal serius dengan ucapannya saat itu.

"Pulang bersamaku, jemput reese dan pergi kerumahku"ucap krystal dengan menarik sedikit tangan jennie namun jennie menepisnya dengan kasar.

"Kau pikir kau siapa berani memerintahku, dengar krystal tidak ada kita, aku dan kau tidak akan menikah, aku hanya akan menikah dengan lisa, pahami itu"

Jennie seketika pergi meninggalkan krystal diruangannya dengan gusar, krystal hanya terdiam tidak dapat berbuat apa-apa, seketika ucapan jennie begitu menusuk hatinya, wanita yang selama ini dia cintai dengan mudah melupakannya hanya karena lisa kembali dikehidupannya.












🖤❤️🧡💛💚💙🖤
Terima Kasih telah bersedia meninggalkan jejak.






Best Mistake Season II - JENLISA GxGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang