"air mata adalah satu-satunya cara bagaimana mata berbicara, ketika bibir tak mampu menjelaskan apa yang telah membuat hatimu terluka"
-Desya paramita.🦋
🦋
🦋
__________________________________________________Pagi pun telah tiba, caramel mengerjapkan matanya berkali kali karena sinar matahari yang sudah muncul dan sedikit masuk ke ventilasi kamar caramel.
Bocil ku
Gibran:
Morning cantik
Nanti sekolah biar aku jemput ke rumah kamu ya
Sebelum sekolah mandi terus makan dulu
Biar gembul terus lucu.Caramel:
Morning jugaa
Iyaa bawell
Kan aku udah lucuu hehe
Ya udah aku mau mandi dulu
Papayy.Caramel pun mengakhiri chat nya dengan gibran dan segera mandi.
10 menit telah selesai mandi dan caramel mengambil baju yang telah ia sediakan untuk hari Kamis ini yaitu baju batik dengan rok abu-abu.
Telah selesai ia makeup sedikit untuk kelihatan lebih fresh. Caramel pun memasak nasi goreng menggunakan bumbu racik. Karena untuk menghemat waktu dan lebih simple.
Jam pun sudah menunjukkan pukul 06:30 dan berarti sebentar lagi gerbang ditutup.
Gibran pun ternyata sudah di depan apartemen caramel, caramel pun segera keluar.
"Haii" Sapa gibran pada caramel
"Haii juga"
"Mauu morning kiss ayangg" Ujar gibran dengan muka yang menggemaskan
"Nantii aja ya kapan-kapan ini kita udah telat gabisa manja manjaan lagi" Kata caramel dengan panjang lebar bagaikan ibu-ibu yang sedang arisan.
"Shutt, pagi-pagi gak boleh marah-marah nanti cepet tua"
"Ya udah sini naik, nanti kita telat kasian kamu dihukum di tiang bendera kepanasan"
Caramel pun menaiki motor aerox gibran dan segera melintas ke smk nusa bangsa.
20 menit telah sampai di sekolah smk nusa bangsa.
Namun gerbang pun sudah ditutup oleh satpam udin dan maybe jam pelajaran sudah dimulai.
"Pak sini dah pak saya bilangin" Kata caramel yang sudah kenal dengan satpam udin.
"Apa neng?" Udah ada ya janda kaya nya yang lagi dulu neng bilang ke saya katanya mau di jodohin" Sahut udin yang masih mengingat ucapan caramel saat itu.
"Ishh bukan pakk"
"Tapii, tolong bukain gerbang nya yah pak nanti saya kasih uang 500rb deh kalo misi berhasil dan kita bisa masuk kelas" Caramel pun mengedipkan matanya ke gibran memberikan isyarat semoga dengan cara ini berhasil.
"Owalah lumayan tuh buat bapak shoping" Kata satpam udin dengan menghalu dan membayangkan ketika dirinya berbelanja.
"UDAH CEPETAN PAK!!" Kata caramel dengan teriak.
Saat caramel dan gibran berhasil masuk dan hampir sampai melewati tengah lapangan tiba-tiba.
"HEII SIAPA ITU YANG TELAT HADAP SINI KALIAN BERDUA" teriak histeris bu tuti dan ialah guru killer.
Gibran dan caramel pun berbalik ke belakang dan benar saja dia udah tertangkap basah oleh guru itu.
Bu tuti pun menjewer telinga gibran dan caramel dan segera membawa dua remaja itu di bawah tiang bendera berniat untuk menjemur nya bagaikan pakaian.
Bu tuti pun meninggalkan caramel dengan gibran yang sudah ia suruh untuk menjewer telinga nya sendiri sambil mengangkat kaki nya satu.
Di tangga atas pun gabriel cewe yang sering membully caramel dan menyukai gibran di satu sisi ia senang melihat caramel dihukum. Di lain sisi dia kasihan melihat gibran yang kepanasan.
Ia pun membeli air botol di warung mak Lampir dan menghampiri gibran.
"Gibran pasti lo haus kan nih air buat lo" Gabriela pun menyerahkan air botol itu ke gibran.
Caramel pun menatap sinis gabriella dan mukanya rasa-rasa orang yang mau mematikan musuhnya habis-habisan.
"Panas yee mbak kipas dong kipas" Kata gabriella sambil mengipas wajahnya dengan tangan bagaikan kipas.
"Bacot lo setan! Udah tau pacar orang masih aja gatel, oh ya gatel yee mba garuk dongg masa harus di garukin jugaa" Sahut caramel dengan nada yang judes.
Gibran pun membuka air itu dan menyiram ke muka gabriella.
"Whatt!! Gibran gua kan kasih lo air buat di minum bukan lo siram ke muka gue!"
"Bacot lo ini air kan udah buat gue, terserah gue dong"
Gabriella yang merasa bedak nya luntur pun segera pergi sebelum gibran melihatnya jelek bagaikan reog kecebur got.
"Hush hush bagus deh anj nya udah pergii upss" Kata caramel bagaikan sedang mengusir hewan.
Jam istirahat pun telah dimulai akhirnya caramel telah melewati pagi yang sial bersama dengan gibran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Caramel
Teen Fiction"𝘉𝘦𝘭𝘢𝘫𝘢𝘳𝘭𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘥𝘪𝘢𝘭𝘰𝘨 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘩𝘶𝘫𝘢𝘯, 𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘯𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘬𝘢𝘶 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘴𝘦𝘱𝘪𝘢𝘯." -𝓓𝓮𝓼𝔂𝓪 𝓹𝓪𝓻𝓪𝓶𝓲𝓽𝓪 Menceritakan tentang seorang gadis yang manja dan dijadikan ratu oleh seorang...