بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Kepercayaan yang selama ini ku pegang seketika hilang. Sesak, sakit itulah yang kurasakan saat ini. Betapa bodohnya diriku tidak bisa melihat pengkhianatan kalian. Apakah karena jarak, kalian dengan mudah mengkhianati bahkan menggoreskan luka dengan mata terbuka. Atau aku yang sudah dibutakan dengan sebuah kepercayaan.
Suara hatiku yang membisu ☺️
*************
"DAN UNTUK KALIAN SEBAIKNYA PERGI DARI PESANTREN SAYA. ATAU SAYA PANGGIL POLISI KEMARI. ATAU SAYA SURUH PARA SANTRI SAYA UNTUK MENGUSIR KALIAN SECARA PAKSA. CEPAT PERGI!" Ucap Kiyai Ridwan. Kini beliau mengeluarkan semua emosinya yang sedari tadi dia tahan.
Bahkan para satri dan santriah pun terkejut karena baru melihat kiyai Ridwan yang begitu emosi. Sehingga wajahnya memerah padam.
Semua anggota Beatless pergi dari pesantren. Sementara dikediaman kiyai Ridwan sedang cemas memikirkan keadaan Raihana.
"Kak Ira, itu kak Rai kenapa?" Tanya Arsyad pada Aira.
"Kak Rai nggak papa kok." Ucap Aira.
"Tapi kenapa kakak Rai nggak bangun-bangun. Kak Ira bohong ya sama Asyad." Ucap Arsyad.
"Bentar lagi juga bangun kak Rai hanya cape makannya tidur. Lebih baik kita sholat yu, do'ain kak Rai." Ucap Aira.
"Yuk kak."
Mereka pun bergerak mengambil wudhu.
Ummi Ainun sedih yang melihat kondisi Raihana drop."Bi, kenapa nak Rai seperti ini." Ucap Ummi Ainun.
"Ummi sabar ya, bentar lagi dokter akan datang." Ucap Kiyai Ridwan.
Sementara disisi lain Akhyar yang sedang gelisah memikirkan keadaan Raihana. Melihat Akhyar gelisah, Gaza dan Zidan langsung menghampiri Akhyar.
"Assalamu'alaikum." Ucap Gaza dan Zidan.
"Wa'alaikumsalam, kenapa?" Ucap Akhyar.
"Antum yang kenapa? Sekhawatir itu antum sama Raihana." Tanya Gaza.
"Ayahnya kan menitipkan dia sama ana, za." Alibi Akhyar.
"Gak boleh bohong." Ucap Zidan singkat.
"Iya kang, ana bisa lihat bukan itu alasannya. Cerita sama kita, kita ini sahabat antum kang." Ucap Gaza.
"Emang itu alasannya. Orang tuanya kan sekarang sedang diamerika. Mereka juga belum sadarkan diri. Makannya ana khawatir dengan kondisi Raihana." Ucap Akhyar.
"Ya sudahlah kalo antum belum bisa cerita sekarang. Kita juga nggak bisa maksa. Ana dan bang Zidan pergi dulu ya." Ucap Gaza.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam." Jawab Akhyar.
"Maaf za, bang belum saatnya ana cerita." Gumam Akhyar.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETIKA HATI TERKETUK (OnGoing)
Fiksi RemajaSeorang gadis yang menemukan cahaya dikala hatinya gelap. Ia menemukan cahaya itu dibalik masalah yang menimpanya yang membuat hatinya kecewa. Saat itu hatinya bagaikan malam tanpa bulan bintang dan lentera. Lalu muncullah sebuah cahaya (hidayah) ya...