17.

312 46 11
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Jangan menundukkan kepalamu nanti mahkota mu terjatuh. Lihat lah ke depan, jalanmu masih panjang. Dan lihatlah sekeliling mu, dunia ini luas. Mungkin suara mu terendam oleh suara dunia. Namun langkah mu, tidak boleh.

*********

Raihana pergi ke taman belakang rumah ummi Ainun. Ia terus mengeluarkan air matanya, hingga matanya terlihat sembab.

"Astaghfirullahal'adzim..."

"Astaghfirullahal'adzim..."

"Astaghfirullahal'adzim..."

Raihana terus menerus mengucapkan istighfar. Hatinya dan pikirannya kini sedang dikuasai oleh amarah. Hanya dengan istighfar hatinya sedikit lebih tenang.

"Agar pikiran dan hatimu dingin, maka berwudhu lah."

Raihana yang mendengar itu mengangkat kepalanya dan ternyata itu adalah ummi Ainun.

"Ehh... Ummi, assalamu'alaikum." Ucap Raihana sambil mengambil mengecup tangan ummi Ainun.

"Wa'alaikumsalam, ummi tahu kamu dihina kan sama santriah lain kan?" Ucap ummi Ainun.

"Ummi tahu?" Lirih Raihana.

"Iya tadi teman sekamar kamu yang memberi tahu ummi. Mereka nggak sengaja ketemu ummi, karena mencari kamu." Jelas ummi Ainun.

"Ummi yang dikatakan mereka benar, gara-gara Rai pak kiyai dibentak sama Kenzo. Kenzo punya masalah sama Rai, bukan sama pak kiyai. Tapi pak kiyai kena imbasnya." Ucap Raihana merasa bersalah.

"Jangan menundukkan kepalamu nanti mahkota mu terjatuh. Lihat lah ke depan, jalanmu masih panjang. Dan lihatlah sekeliling mu, dunia ini luas. Mungkin suara mu terendam oleh suara dunia. Namun langkah mu, tidak boleh. Ini bukan salah kamu. Ini salah anak geng motor itu." Ucap ummi Ainun memberikan semangat pada Raihana.

"Makasih ummi. Maaf ya karena Rai pesantren jadi kacau."

"Sudah jangan menyalahkan diri sendiri." Ucap ummi Ainun.

Raihana seketika memeluk ummi Ainun, ia merasa sedang bersama bundanya. Ummi Ainun sangat menyayangi dirinya.

"Makasih ummi."

"Iya sekarang kita ketemu sama teman-teman kamu ya. Mereka udah nunggu di dalam." Raihana mengikuti ummi Ainun.

Ternyata benar Salwa dan Nafisha telah menunggunya. Setelah melihat Raihana, Salwa dan Nafisha langsung memeluk Raihana.

"Kamu nggak papa kan?" Tanya Salwa.

Raihana mengangguk.

"Udah sekarang kita duduk dulu kasian nak Raihana nya." Ucap ummi Ainun.

"Eh iya." Mereka pun duduk.

"Kamu yang sabar yaa. Inget kamu punya ade-ade yang masih kecil Rai. Kalo mereka melihat kamu seperti ini nanti mereka juga ikut sedih." Ucap Nafisha.

"Astaghfirullah, aku belum lihat mereka dari kemarin. Mereka ada dimana ummi?" Ucap Raihana sambil menepuk keningnya.

"Mereka diajak Ameera ke Gramedia didekat pesantren." Ucap ummi Ainun.

KETIKA HATI TERKETUK (OnGoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang