Malam Minggu yang dingin membuat 2 remaja Yang sedang di mabuk asmara saling menghangatkan tangan dengan saling bergandengan. Walau hujan rintik rintik tapi tak membuat keduanya mundur untuk berjalan jalan berdua.
Mereka adalah Juna dan Yosi, manusia yang biasanya akan bertengkar jika disatukan. Tapi sekarang mereka berjalan berdua dengan sangat harmonis.
"Lo mau beli apa Yos? Disana banyak jajanan tuh" Juna menunjuk ke arah tempat banyak tukang jajan berjejer di hadapan mereka.
"Lo mau jajanin gue Jun?" Yosi menatap Juna dengan senyuman manis nya.
Juna mencubit kedua pipi Yosi dengan gemas lalu menangkup pipi Yosi dengan lengannya.
"Lo mau jajan apa aja gue jajanin"
"Yakin? Emang Lo punya duit?"
Juna yang mendengar omongan Yosi menjadi bad mood seketika. Memang dasarnya Juna itu baperan parah, mendengar kata kata Yosi yang seperti itu membuat moodnya turun seketika.
Melihat Juna yang kesal akhirnya Yosi memegang lengan Juna dan menggoyang goyangkan lengan mereka.
"Yahh jadi cowo baperan banget Lo, gak boleh gitu Jun"
"Ya udah Lo mau jajan apa enggak?!" Juna membalas dengan nada kesalnya.
"Mau" Yosi mengangguk sambil tersenyum lalu menarik lengan Juna. "Tapi btw Lo bener punya duit emang?"
"Ngomong sekali lagi gue tampol tuh mulut"
"Hahahaha"
Mereka berdua berjalan beriringan dengan sangat damai, sesekali tertawa jika ada yang lucu dan kadang Juna akan marah marah karena ulah Yosi. Walau begitu mereka benar benar menikmati malam ini berdua. Sesekali berhenti di toko jajanan untuk mengisi perut, perut Yosi lebih tepatnya.
"Gue cape Jun" Yosi terdiam tidak berjalan walau Juna terus menariknya paksa untuk berjalan.
"Ayo yosiiii"
"Gue capeeee, Lo gak berperasaan banget sih?! Gue pacar Lo kalo Lo lupa, lembut dikit Napa!"
"Terus kalo Lo pacar gue kenapa? Lo mau gue gendong gitu? Idih badan Lo berat"
Memang benar keduanya sudah resmi berpacaran. Semenjak pulang berkemah Juna menembak Yosi dengan sangat tidak romantis.
"Gue suka sama Lo Yos, gue mau Lo jadi pacar gue"
"Kalo gue gak mau?"
"Gak ada pilihan buat Lo nolak gue"
"Pemaksaan"
"Tapi Lo suka kan?"
Yosi hanya tersenyum menatap Juna, karena sejujurnya ia pun suka pada Juna. Walau entah kapan rasa itu muncul di hati keduanya.
"Hhhhhh... Juna Lo jahat banget! Gue cape!!"
"Au terserah Lo ah" Juna berjalan meninggalkan Yosi di belakang membuat Yosi berdecak kesal.
"Yosi? Lo disini?" Yosi menengok saat mendengar suara familiar di telinga nya.
"Jeffan? Lo disini juga? Ngapain disini Jeff?" Yosi berjalan mendekati jeffan.
"Jajan aja, eh Lo sendiri disini Yos? Mau keliling bareng gue gak?"
Yosi bimbang, dia datang bersama Juna kesini, kalo ia mengiyakan ajakan jeffan nanti bagaimana sama Juna? Tapi jika ia tetap disini dan Juna datang, jeffan akan tau dia datang bersama Juna. Jadi Yosi harus gimana?
"Jeffan?" Juna datang dengan membawa dua es jeruk.
"Juna? Wahhh dunia sempit ya, kita bertiga ketemu disini" jeffan tersenyum ke arah Juna dan menatap tangan Juna yang memegang dua gelas plastik berisi es jeruk. "Lo minum dua gelas sekaligus Jun? Lo aus apa gimana?"
"Ahh.. ini.." Juna menatap Yosi yang mengedip ngedip memberi kode pada Juna. "Iya.. gue aus jadi beli dua gelas"
"Kirain Lo Dateng kesini berdua, ya udah mau jalan jalan bareng?" Ucapan jeffan di angguki oleh Yosi dan Juna akhirnya.
***
Malam Minggu Haikal dan Rania hanya jalan jalan di sekitar rumah Haikal. Walau tempat nya bukan perumahan tapi perkampungan, tapi suasana disana sangat damai. Suara anak anak mengaji di masjid menjadi backsound mereka berdua.
Sebenarnya mereka hanya berniat berkeliling, tapi kakak laki laki dari Haikal sangat curigaan pada sang adik. Hingga mahen membututi sang adik di belakang, Rania yang melihat kelakuan mahen hanya bisa tersenyum.
Tapi Haikal yang risih terus saja mengusir mahen agar tidak menganggu mereka berdua.
"Ck! Lo tau gak bang? Lo tuh udah kaya anak itik ngikutin induk nya, Sono kek ah" usir Haikal untuk kesekian kalinya pada mahen.
"Gue tuh malahan lagi ngejagain Lo Haikal, gue takut nanti Lo khilaf sama si Rania, nanti apa kata tetangga, atau nanti tetangga liat Lo lagi berduaan malem malem sama cewe, kasian Rania nanti di omongin warga"
"Allahuakbar, gue cape sama lu bang, gue cape sumpah deh, mending lu cari cewe biar gak recokin gue Mulu sama Rania" wajah kesal haikal sangat ketara, membuat Rania terbahak.
"Udah sih kal biarin aja A mahen ikut, ribet banget sih Lo" ucap Rania.
"Bukan gitu ran, tapi-"
"Stt.. pacar Lo aja ngebolehin, Udeh gue cuma jagain kalian berdua, udah jalan lagi jalan"
Haikal menatap kesal mahen, mau tak mau ia mulai berjalan lagi.
Saat sedang berjalan tiba tiba ada mobil berhenti tepat di samping tubuh Haikal hingga ia terkejut.
"Astaghfirullah ini mobil siapa sih?! Kaget gue" ucap Haikal yang memegang dadanya dengan sangat amat lebay.
Penasaran dengan siapa orang yang ada di dalam nya Haikal mengintip dari luar kacanya. Dan saat itu pula pintu mobil terbuka dan memperlihatkan Nilam yang keluar dari dalam mobil.
"Haikal? Ya ampun gak nyangka kita bisa ketemu disini" ucap nilam yang terlihat sangat excited.
"Lo ngapain disini?" Ucap Haikal.
"Gue abis kerumah sodara gue, eh ternyata rumah lo juga di sekitar sini" Nilam terus tersenyum ke arah Haikal.
Rania yang melihat Nilam yang terus saja tersenyum sambil menatap Haikal menjadi kesal. Rania pun langsung maju dan berdiri di depan Haikal.
"Gue juga ada disini kenapa Lo nyapa nya Haikal doang? Suka Lo sama cowo gue?" Ucap Rania.
"Apasih ran, gue gak liat ada Lo disitu, gue cuma liat Haikal sama ini siapa kal?" Nilam menunjuk mahen dengan tak asa asa.
"Dia A mahen Kaka nya Haikal, kenapa emang? Oh gue tau ternyata mata Lo itu gunanya cuma buat liat cowo? Buat ngegatel ke cowo ya?" Ucapan pedas Rania membuat Haikal sedikit tak enak hati pada Nilam, hingga ia menarik Rania ke belakang.
"Kalo Lo mau pulang silahkan Nil, gue juga mau pulang" ucap Haikal dan langsung menarik Rania dari sana.
"Ihh kenapa Lo narik gue sih kal? Gue pengen cakar cakar muka nya anjir" Rania terus menatap ke belakang dimana Nilam berada dengan tatapan garang.
Mahen yang di belakang pun langsung pindah jalan nya ke depan karena takut akan tatapan tajam Rania.
"Gimana cara nya mau nyakar Lo, kuku Lo aja Buntet gitu" setelah mendengar ucapan Haikal, Rania mengalihkan pandangannya langsung pada Haikal.
"Apa Lo bilang?" Rania menatap dingin pada Haikal.
"Dingin banget nih malem, gue mau ke masjid dulu deh liat anak anak ngaji, kalian langsung pulang ya" mahen Sudah tak tahan pada aura mencekam milik Rania yang baru ia lihat, maka dari itu ia langsung melarikan diri ke arah masjid yang tak jauh dari mereka.
Haikal yang di tinggalkan mahen langsung panik, padahal tadi ia mengusir mahen terus menerus. Haikal menatap ngeri pada Rania yang mengeluarkan tatapan dingin nya.
"Hehe.. maksud gue kuku Lo itu bagus, jangan di pake buat nyakar orang nanti jadi jelek" Haikal nyengir pada Rania.
Rania langsung pergi setelah Haikal mengucapkan itu. Haikal yang merasa ini adalah sebuah bencana langsung panik, Rania ngambek adalah bencana bagi dompet nya.
"Ya Allah Gusti, tobat aing mah tobat"
TBC...

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS YOU {SLOW UPDATE}
Ficção AdolescenteHaikal dan Rania Pasangan fenomenal SMA Garuda. kisah cinta absurd mereka yang sangat jauh dari kata damai. *** Bahasa non-baku, bahasa sedikit kasar, mohon bijak dalam membaca:)) start : 21 Desember 2021 end : -