ENAM

19 6 0
                                    

Rania bangun dari tidurnya karena mendengar suara bel. Ia melihat jam tangannya dan menyadari bahwa ia sudah melewati jam pelajaran ke 3 dan ke 4. Dan sekarang sudah waktu istirahat.

Rania langsung bangkit dan berjalan ke luar ruang UKS. Saat membuka pintu tepat sekali seseorang juga membuat pintu.

Rania menatap tak suka pada si pembuka pintu. Ia berniat melewati begitu saja, tapi sayang lengan nya di tahan membuatnya tak bisa maju lagi.

"Lepas Jeff" Rania menatap lengan nya yang di cekal jeffan.

Jeffan melepaskan cekalannya dan menatap Rania dalam. Rania yang di tatap menjadi salah tingkah. Rania merasa sedang ditelanjangi oleh tatapan jeffan yang sangat dalam.

"Ngapain Lo liat liat gue gitu?! Suka Lo sama gue?!" Rania menatap galak pada jeffan, karena jujur Rania sangat risih di tatap seperti itu oleh jeffan.

"Pede dulu aja gue suka sama lu, gue cuma mau bilang lu di cariin Haikal di kantin" setelah itu jeffan langsung masuk ke dalam ruang UKS meninggalkan Rania yang diam heran pada sikap jeffan yang menurutnya aneh.

"Udah gila tuh orang" Rania melangkah meninggalkan UKS dan menuju kantin Karena jujur perutnya pun sudah sangat lapar sekarang.

Setelah melewati beberapa koridor akhirnya Rania sampai di kantin. Kantin hari ini cukup sepi, hanya ada beberapa meja yang terisi penuh. Rania menghampiri Haikal, Juna dan Yosi yang duduk satu meja bersama.

"OMG! AKHIRNYA LO DATANG JUGA RANIA!" Yosi langsung berdiri saat melihat Rania yang datang masuk ke area kantin.

Haikal dan Juna ikut menengok melihat Rania yang berjalan cepat ke arah meja mereka.

"Kata Jeffan lu molor di UKS? Bener?" Haikal langsung bertanya saat Rania baru saja mendudukkan dirinya di kursi samping Juna, Rania mengerti kenapa kursi samping Juna yang kosong karena Yosi tidak akan mau duduk di kursi samping Juna, dan Haikal yang akan duduk di bagian paling dekat tembok.

"Gue ketiduran anjir, laper ih, gue pesen makan dulu deh" Rania hendak berdiri saat Haikal pun berdiri dan hendak memesankan Rania makanan.

"Udah gue aja, lu jagain nih duo cunguk, takutnya berantem gak ketauan" Rania duduk kembali dan Haikal berjalan menuju tempat baso.

"Eh Yos, tadi Pelajaran sejarah ada tugas gak?" Rania menatap Yosi yang sedang memainkan sedotan bekas minum es teh nya.

"Enggak ada ran, cuma tadi lu di alfain sama pak tedi" jawab Yosi.

"Yah, si jeffan tau gue molor di UKS bukannya bangunin, sialan emang, Awas aja tuh orang, dendam gue makin menjadi jadi sama tuh orang"

"Udah gak usah dendam dendaman, gak baik, tuh mending makan baso nya" Haikal datang dan langsung menyerahkan baso milik Rania.

"Lo hobi banget sih belain si jeffan kal? Heran gue" Rania menyuapkan satu baso ukuran kecil langsung ke mulut nya.

"Bukan ngebelain cuma Lo tuh terlalu berlebihan tentang jeffan"

Rania tak membalas ucapan Haikal, ia lebih memilih memakan baso nya daripada berdebat dengan Haikal.

***

Hari Sabtu pagi Juna sudah bangun dan bersiap untuk ziarah ke makam sang ibu. Pakaian hitam dan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancung nya menambah ketampanan Juna.

Setiap Sabtu pagi Juna memang rutin mengunjungi makan ibunya yang meninggal 1 tahun lalu. Setelah ibunya meninggal Juna hidup sendiri, tapi untuk urusan biaya sehari hari Juna itu sudah di tanggung oleh sang ayah yang berada di sebrang pulau yaitu Kalimantan.

LOVE IS YOU {SLOW UPDATE}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang