44. Penghianat

15.6K 1.3K 194
                                    

"Morning!" Sapa seorang pria pada sang gadis yang baru saja keluar dari dalam mansion milik keluarga Freclin.

Gadis dengan wajah datarnya itu hanya menatap sinis pria yang tengah duduk diatas motor sport berwarna merah tersebut tanpa niat membalas sapaan pria yang masih memperlihatkan senyumnya.

Gadis cantik dengan kuncir kudanya itu lalu berjalan kearah pria yang tengah duduk diatas motor sport nya, dan mengambil helm yang disodorkan sang pria dengan masih tetap berwajah datar.

Melihat sikap sang kekasih yang sepertinya tengah marah, Bara hanya mengedikkan bahu acuh tidak ingin bertanya lebih panjang. Biarkan saja, nanti Queen pasti akan kembali seperti semula. Queen bukan gadis yang bersikap kekanak-kanakan, yang mudah ngambek dan ngambeknya bisa sampai berminggu-minggu. Tapi Queen adalah seorang gadis yang bisa bersikap dewasa dengan pembawaannya yang tenang. Jadi Bara hanya membiarkan saja, lagipula Bara tidak pernah membujuk seorang perempuan yang tengah marah, jadi dia tidak tau bagaimana caranya agar Queen tidak marah lagi.

"Jangan marah lagi dong, ntar cantiknya luntur." Bara bergidik ngeri saat dia tiba-tiba memikirkan akan mengucapkan hal tersebut pada Queen. Bukannya Queen tersipu seperti gadis lainnya yang bila digombali akan malu-malu kucing, yang ada malah Bara akan diusir dari rumah Queen sekarang juga.

Apalagi itu terdengar seperti ucapan Fero-sang buaya darat, tidak mungkin kan Bara mengucapkan hal yang biasa diucapkan Fero pada pacar-pacar atau bahkan para mantannya?

"Cepat jalan!" Ucap Queen dengan menepuk pundak kanan Bara, entah sejak kapan gadis tersebut sudah naik diatas motor. Bara pun tidak tau, "Lo hari ini ada tanding basket kan? Nanti telat!" Lanjutnya membuat Bara langsung menjalankan motornya dengan kecepatan rata-rata.

Tidak ada perbincangan apapun antara Bara dan Queen, hanya ada suara mesin kendaraan dan suara klakson yang saling sahut-menyahut mengisi keheningan antara dua sejoli tersebut. Bara fokus dengan jalanan yang ada dihadapannya, dan Queen fokus dengan pikirannya sendiri.

Tak terasa, tiga hari kini telah berlalu saat kejadian dimana Gio keluar dari geng Dyrox. Dan saat itu, geng Dyrox perlahan mulai hancur, aura dingin dikeluarkan oleh anggota inti Dyrox dan Gio setiap mereka berpapasan. Seolah-olah mereka adalah musuh bebuyutan dan tidak pernah menjadi sahabat sama sekali.

Dan saat itu juga hubungan antara Gio dan Hesti menjadi semakin dekat, hingga membuat Rendi terpaksa harus merelakan perasaannya jika sewaktu-waktu dia mendapat kabar Gio dan Hesti jadian.

Hari ini juga, hari dimana Bara dan team basket SMA Merpati bertanding memperebutkan kembali juara satu seperti tahun kemarin. Juara yang selalu didapat oleh SMA Merpati lima tahun berturut-turut.

Karena acara pertandingan yang akan dilaksanakan di SMA Merpati, maka dari itu para siswa-siswi yang bersekolah disekolahan tersebut memiliki jamkos dan bebas melakukan apa saja terkecuali melakukan keributan seperti bertengkar atau sebagainya.

Saat ini tengah jam 06.30, itu artinya satu setengah jam lagi pertandingan akan dimulai, dan Bara sempat-sempatnya menjemput Queen.

Sebenarnya Queen sudah melarang pria tersebut untuk menjemputnya, sampai-sampai mulutnya berbusa. Namun, Bara tetap kekeuh pada pendiriannya untuk menjemput Queen hingga membuat sang gadis kesal. Sangat keras kepala!

Queen lalu turun dari motor Bara saat sudah sampai diparkiran SMA Merpati. Gadis tersebut melepaskan helm nya dan memberikannya pada pria yang yang sudah berdiri disampingnya. Menghela nafas panjang, Queen berusaha menghilangkan kekesalannya dan tersenyum pada sang kekasih.

"Semangat, gue tau lo danteam lo pasti bisa menang. Tunjukin kehebatan kalian selama berlatih!" Ucap Queen memberi semangat pada sang kekasihnya, tak lupa dia memperbaiki rambut Bara yang tengah acak-acakan.

Dangerous Girl [Open PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang