53. Secarik Kertas

9.8K 806 58
                                    

Queen berjalan melewati koridor-koridor kelas bersama Bara. Kedua sejoli tersebut hendak pergi ke perpustakaan ingin meminjam buku Biologi untuk tugas Bara yang akan dikumpulkan setelah masuk dari istirahat.

Ditengah perjalanan hendak ke perpustakaan, Queen tiba-tiba memberhentikan langkahnya dan tersenyum miring saat melihat wanita yang sedang menjadi trending topic SMA Merpati tengah berjalan sendirian sambil menundukkan kepalanya.

Chaca, wanita yang dimaksud tersebut berjalan dengan kepala tertunduk ke arah Queen dan Bara. Entahlah dia akan kemana, tapi yang pasti Queen tidak akan menyia-nyiakan kesempatan kali ini. Kapan lagi coba melihat murid emas SMA Merpati seperti itu?

Queen kembali berjalan diikuti oleh Bara disampingnya. Dari tadi Bara sudah menebak-nebak isi otak Queen saat melihat gadis tersebut tiba-tiba berhenti. Namun, saat Bara melihat ke arah pandang Queen, dia jadi paham penyebab gadisnya berhenti secara tiba-tiba. Pasti saat ini sudah tersusun sebuah rencana diotak Queen.

"Bar! Lo liat ya apa yang akan gue lakukan sama Loncha." Ucap Queen dengan berjalan secara pelan-pelan menunggu mangsanya yang mendekati.

Bara hanya berdehem saat mendengar ucapan Queen. Apapun yang dilakukan gadis itu terserah saja. Asal tidak melukai dirinya sendiri, Bara sih oke-oke saja. Karena Bara tau, Queen tidak akan melakukan sesuatu sebelum berpikir panjang.

Jalan yang tadi pelan-pelan kini makin cepat saat Chaca makin mendekat kearah mereka. Hingga ketiga orang tersebut berhenti berjalan saat salah satu diantara mereka memekik sakit dan memegang lengan atasnya.

"Kenapa lo?" Tanya Queen saat melihat Chaca yang memegang lengan atasnya saat tidak sengaja disenggolnya.

"Lo sengaja kan nabrak gue? Mana badan lo keras banget lagi. Gue curiga kalau lo itu bukan cewek!" Teriak Chaca sambil menatap marah kearah Queen. Keadaannya sekarang memang tidak baik-baik saja. Sedari tadi dia selalu badmood karena mendengar gosipan dari siswa-siswi yang dilewatinya, dan dengan sengajanya Queen malah menabrakkan tubuhnya dengan tubuh Chaca yang memang belum sarapan dari pagi.

"Makanya kalau jalan liat depan. Bukan liat bawah, lo liat kebawah liat apaan? Atau lo mau nyari uang makanya liat kebawah?" Tanya Queen dengan tersenyum sinis dan menatap kearah Bara sebentar yang berdiri disampingnya.

Mendengar jawaban Queen, Chaca menggeram kesal. Wanita tersebut mengepalkan kedua tangannya dan menatap nyalang ke arah Queen.

Bisakah gadis didepannya ini tidak membuat masalah? Apakah kejadian di rooftop tadi tidak membuatnya takut?

Chaca lalu berjalan pergi begitu saja meninggalkan Queen, Bara, dan siswa-siswi yang melihat pertengkaran tadi. Sudah cukup namanya rusak, jangan sampai makin rusak karena meladeni Queen.

"Gitu doang?" Tanya Queen saat Chaca melewatinya hendak pergi meninggalkan tempat kejadian tersebut.

Chaca kembali memberhentikan langkahnya, wanita tersebut membalikkan tubuhnya dan menatap sinis ke arah Queen. "Liat aja, kejadian di rooftop bakalan terulang lagi!" Ucap Chaca dengan melipat tangannya didepan dada.

Queen menaikkan sebelah alisnya saat mendengar ucapan Chaca. Apakah wanita tersebut berpikir jika Queen takut dengan ucapannya? Jika pemikirannya seperti itu, tentu saja dia salah besar. Justru Queen malah menunggu-nunggu kejadian seperti itu lagi.

"Gue tunggu, jangan cuma ngomong aja!" Balas Queen dengan menaikkan sebelah bibirnya tersenyum miring.

Merasa ditantang, Chaca maju selangkah dan membalas senyum miring Queen masih dengan tangan yang terlipat didepan dadanya. "Lo...."

"Perpus! Ngapain lo ngeladenin dia yang otaknya miring sebelah." Ucapan Chaca terpotong dengan perkataan Bara. Pria dengan rambut acakan tersebut lalu mengambil sebelah tangan Queen dan menariknya lembut menuju perpustakaan. Jangan sampai nilai Bara menjadi taruhannya hanya karena Queen meladeni Chaca. Nilai is number one. Begitu menurut Bara.

Dangerous Girl [Open PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang