46. Pasangan Yang Berbeda

14.9K 1.4K 117
                                    

Queen menatap Bara yang tengah serius memakan bakso milik pria tampan tersebut yang masih tersisa banyak. Pria yang didambakan kaum hawa, dan Queen tidak menyangka bisa memiliki pria tersebut tanpa harus berjuang seperti gadis lainnya. Pria yang menjadi incaran siswi-siswi SMA Merpati atau bahkan SMA lainnya, pria yang menunjukkan wajah datar dan dinginnya saat berhadapan dengan gadis-gadis yang mendekatinya terkecuali Queen. Pria yang membuat Queen tidak pernah berhenti mengagumi pahatan indah tuhan tersebut, sebelum sebuah suara menghancurkan kekagumannya.

"Kenapa ngeliatin gue mulu?" Tanya Bara dengan tiba-tiba hingga membuat Queen langsung mengalihkan tatapannya kearah pintu masuk kantin.

Bara terkekeh pelan melihat respon Queen. Pria tersebut menyingkirkan mangkuk bakso yang ada dihadapannya dan melipat tangannya diatas meja, menatap wajah datar namun cantik tersebut.

Queen tetap menatap kearah pintu masuk kantin, tidak mempedulikan Bara yang tengah tersenyum menatap tingkahnya.

"Lo belum jawab pertanyaan gue. Kenapa lo tadi ngeliatin gue?" Tanya Bara ulang dengan senyum mengejek yang menghiasi wajah tampannya.

Queen terdiam tidak merespon ucapan Bara. Dia tau Bara tengah menggodanya, jadi ia tidak akan meresponnya sama sekali. Namun, sebuah ide muncul dikepalanya bersamaan dengan senyum miring yang menghiasi bibirnya, "Lo ganteng, jadi sayang kalau gak diliatin." Balas Queen dengan tersenyum manis membalas tatapan Bara.

Bara mengangkat sebelah alisnya, pria tersebut menahan kedutan dibibirnya agar tidak tersenyum. Entah mengapa saat mendengar ucapan Queen, rasanya dia sangat bahagia. Jarang-jarang kan Queen mengatakannya tampan?

Walau begitu, Bara tetap mempertahankan wajah datar andalannya. Jangan sampai Queen sadar jika dia tengah salting karena ucapan gadis tersebut.

Queen terkekeh pelan melihat respon Bara, dia kira Bara akan salting, namun pemikirannya tidak sesuai dengan apa yang terjadi saat ini. Atau Bara menutupi rasa saltingnya? Bukankah wakil ketua Dyrox tersebut sangat hebat menutupi sesuatu atau bahkan menyembunyikan ekspresinya? Lagi pula tidak mungkin kan Bara akan salting karena ucapannya? Bukankah Bara selalu mendapatkan pujian dari para penggemarnya? Baik itu pujian ketampanannya, kepintarannya, kelihaiannya dalam bermain basket, atau bahkan pujian karena dia wakil ketua Dyrox.

Queen lalu kembali meminum jus alpukat miliknya saat merasa tenggorokannya yang mulai kering. Saat ini kedua remaja berbeda jenis kelamin tersebut tengah berada dikantin untuk merayakan kemenangan Bara. Biasanya saat sedang merayakan sebuah kemenangan, bukankah kebanyakan orang merayakannya disebuah caffe yang sedang hits dikalangan anak remaja kan? Namun berbeda dengan sepasang kekasih tersebut yang merayakannya dikantin sekolah. Karena kata Bara dia sudah tidak bisa menahan laparnya lagi jika harus mencari caffe terlebih dahulu. Jadilah disini mereka sekarang, dikantin yang sepi, hanya ada beberapa murid yang mungkin kelelahan karena menonton pertandingan tadi, atau bahkan beberapa penjual yang memang berjualan distand-stand yang ada dikantin tersebut.

Queen kembali menatap Bara dengan wajah kesalnya, gadis tersebut beberapa kali menghela nafas panjang dan berdecak saat melihat Bara yang juga belum selesai menghabiskan baksonya sedari tadi.

"Lo jadi cowok lama amat sih makannya!"

Mendengar ucapan Queen yang terkesan menyindirnya, Bara hanya mengedikkan bahunya tak peduli. Toh, sudah biasa jika Queen berbicara ketus padanya. Lagi pula ia dan Queen bukanlah pasangan yang bucin seperti pasangan lainnya. Yang mana sang wanitanya bersikap kalem dan malu-malu kucing, apalagi suara wanitanya dilembut-lembutkan, sangat menjijikkan menurut Bara.

Bara tidak bisa membayangkan jika Queen bersikap seperti itu, pasti sangat aneh. Apalagi jika Bara harus bersikap seperti pria-pria diluar sana yang sangat bucin pada pasangannya, yang selalu menuruti segala ucapan pasangannya. Pasti sangat lucu bukan jika seorang Bara bersikap seperti itu?

Bara bergidik ngeri membayangkannya. Dia sudah nyaman dengan hubungannya yang seperti ini, tolong jangan dirubah lagi!

"Mikirin apaan lo? Jangan-jangan...." Queen menyipitkan matanya dengan menunjuk wajah Bara menggunakan telunjuk jari tangan kanannya. Gadis tersebut tersenyum miring saat melihat wajah datar Bara.

"Nggak! Gak ada apa-apa." Balas Bara dengan kembali memakan baksonya yang hanya sisa dua pentol lagi.

"Terus tadi ngapa lo ngelamun?" Tanya Queen dan hanya dibalas gelengan singkat oleh Bara.

"Cepet habisin baksonya. Capek gue nungguin lo makan. Cowok kok makannya lama. Agak cepet dikit dong!"

Bara berdecak kesal saat kembali mendengar ocehan Queen yang membuatnya ingin menyumpel mulut gadis tersebut dengan tahu goreng mpok Risa.

"Sengaja gue lama, biar bisa berduaan terus sama lo." Balas Bara membuat Queen memutar bola mata jengah. Entah mengapa saat mendengar ucapan Bara, Rasanya Queen ingin tertawa kencang karena ucapannya yang sangat lucu menurut Queen. Ohh, ayolah, sudah dibilangkan jika Queen berbeda dengan gadis lainnya? Coba kalian pikirkan jika Queen malu-malu saat mendengar ucapan Bara, pasti sangat lucu bukan?

Setelah menghabiskan baksonya, Bara lalu mengambil tisu yang disediakan diatas meja dan mengelap bibirnya yang terkena kuah bakso. Dia tadi makan baksonya lumayan cepat karena Queen yang mengomel tidak ada ujungnya. Karena lelah dengan ocehan gadisnya, jadi lebih baik Bara mengalah untuk segera menghabiskan baksonya walau pada akhirnya dia makannya belepotan seperti anak kecil. Dasar perempuan, terlalu ribet!

"Ayok!" Ajak Bara dengan berdiri dari duduknya dan menatap Queen yang tengah meminum jus alpukat milik gadis kuncir kuda tersebut.

Queen menatap Bara dengan kening yang mengernyit bingung saat mendengar ajakan pria tersebut. Ayok? Ayok kemana?

"Kemana?" Tanya Queen dengan kembali menyeruput jus alpukat yang masih sisa setengah.

"Tadi lo nyuruh gue cepat makannya. Lo mau pergi kan dari kantin? Ayok!"

"Diam aja disini. Lagi mager gue. Tadi gue nyuruh lo cepat makannya karena gue greget liat lo makan."

Bara menahan umpatan yang akan keluar dari mulutnya. Jika ini Rafa, Gio, atau bahkan Fero, sudah dipastikan Bara akan menendang tulang kering mereka. Namun ini Queen, gadis yang dia sayangi dan dia jaga sebisa mungkin. Tidak mungkin kan jika dia menyakiti Queen?

Queen menahan tawanya saat melihat Bara yang kembali duduk dengan wajah datarnya, sepertinya pria tersebut kesal dengan tingkahnya. Sangat lucu.

Teringat sesuatu, Queen menyingkirkan gelas jus alpukat miliknya dan menatap wajah Bara dengan tangan yang dilipat diatas meja. Menatap sekelililingnya, berjaga-jaga agar tidak ada yang mendengar ucapannya.

"Lo sadar gak kalau ada penghianat?" Tanya Queen dengan wajah seriusnya menatap kearah Bara.

Bara mengernyitkan dahinya dan ikut melipat tangannya diatas meja, seperti yang dilakukan Queen tadi. Namun tak lama dari kernyitan didahinya, sebuah senyum smirk juga muncul dibibir pria tampan tersebut saat mengingat sesuatu, "Iya gue tau. Udah lama dia jadi penghianat."

"Let's play." Ucap Queen membuat Bara menganggukkan kepalanya menyetujui. Sepertinya akan seru jika membalas perbuatan penghianat tersebut bukan? Siapa suruh menjadi penghianat? Jadi lebih baik tanggung konsekuensinya sendiri jika kelakuannya terbongkar kan? Queen dan Bara hanya membantu memberi pelajaran untuk seorang penghianat, tidak ada niat lain, sungguh!

***

Tbc







Gimana sama part yang ini?

Makasih buat yang masih stay><

Kalian nemu ceritaku dimana nihh? Nyari sendiri atau rekomendasi dari teman?

Jangan lupa tinggalkan jejak yaa<3

Gemes gak sih liat hubungan Queen dan Bara? Kalian sama pasangan kalian seperti Queenra atau pasangan yang bucin?

Spam next yuk<3

Thanks for reading<3

Follow ig @ridaoktavia21







Salam

Rida2106

Dangerous Girl [Open PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang