33. Pahlawan Yang Berubah

17.3K 1.4K 33
                                    

Unknown number
Gimana sama hari ini? Seru gak? Semua orang udah tau kan kalau Mama tersayang lo kecelakaan? Gimana kalau gue kasih tau lagi, kalau Mama lo lumpuh?

Chaca menghela nafas panjang dengan kepalan tangan yang gemetar, saat membaca pesan yang entah dikirim oleh siapa. Nomor itu lagi, nomor yang selalu meneror Chaca tentang masalah Mamanya. Dan nomor itu juga adalah nomor yang memberitahu Chaca masalah kecelakaan Mamanya. Sebenarnya siapa pemilik nomor ini? Mengapa dia seperti punya masalah dengan Chaca? Jika masalahnya dengan Chaca, mengapa orang pemilik nomor ini mengganggu Mamanya?

Chaca lalu membanting ponselnya disofa rumah sakit yang didudukinya. Dia memijat keningnya yang serasa berdenyut, pusing memikirkan masalah ini. Masalah yang tiada habisnya. Dimulai dari kecelakaan Mamanya, berita lumpuhnya sang Mama, dan bahkan satu sekolah sudah tau jika Mamanya Chaca kecelakaan. Lalu dilanjutkan oleh nomor asing yang selalu menerornya, dan bahkan nomor yang menyebarkan berita kecelakaan Mamanya di SMA Merpati. Bagaimana jika nomor tersebut menyebarkan berita kelumpuhan Mamanya lagi? Sesayang apapun Chaca pada sang Mama, dia juga pasti akan malu jika mempunyai orang tua yang lumpuh.

Helaan nafas panjang kembali terdengar dari wanita tersebut. Sudah tiga hari dia tidak bekerja di club tempatnya. Bagaimana jika dia dikeluarkan dari club itu? Itu salah satu penghasilannya untuk mendapatkan uang. Lagi pula pekerjaannya tidak begitu sulit, hanya melayani pelanggan!

Drtt! Drtt!

Suara getaran ponsel yang berasal dari samping tempat Chaca duduk mengalihkan tatapannya yang semula dari depan langsung menghadap ponsel tersebut. Tangannya mengambil ponsel yang terletak tidak jauh dari tempatnya duduk. Membaca nama siapa yang menelponnya, dan menggeser tombol hijau saat nama Rehan♡ tertera diponsel tersebut.

"Hallo." Sapa Chaca dengan suara yang terkesan dilembutkan saat dia sudah menggeser tombol hijau.

"Hallo Cha, kamu dimana?" Tanya orang disebrang telpon sana saat mendengar suara kekasihnya.

"Aku dirumah sakit, kenapa Han?"

"Gak apa-apa, niatnya aku mau ngajak kamu jalan, cuma aku lupa kalau Mama kamu lagi masuk rumah sakit." Jawab suara disebrang telpon tersebut, "Gimana kalau aku jenguk Mama kamu aja? Dirumah sakit mana?" Lanjut suara tersebut membuat Chaca langsung berdiri dari duduknya.

"Gak usah! M-maksud aku gak usah gak apa-apa kok, lagi pula Mama masih istirahat. Kan percuma kalau kamu kesini tapi gak bisa kenalan sama Mama karena Mama masih tidur." Ucap Chaca dengan suara lembutnya membuat pria disebrang telpon sana menganggukkan kepalanya mengerti.

"Oo, yaudah deh kapan-kapan aja."

"Emm, Rey, udah dulu yaa, aku mau makan dulu." Ucap Chaca saat terjadi keheningan yang lumayan lama.

"Yaudah bye."

"Bye."

Tut! Tut!

Chaca mematikan telponnya saat sudah mengatakan selamat tinggal pada kekasihnya. Dia lalu meletakkan kembali ponselnya dan memikirkan siapa orang dibalik nomor tersebut.

Nomor yang selalu tau tentang Mamanya. Sebenarnya, pemilik nomor ini ada masalah dengannya atau dengan sang Mama? Kalau dia yang menyebarkan berita kecelakaan Mamanya di SMA Merpati, berarti dia juga satu sekolah dengan Chaca? Tapi, siapa dia?

"Siapapun lo, gue akan balas dendam sama lo."

***

Rehan sedang berbaring dikamarnya sambil menatap langit-langit kamar yang berwarna putih gading. Dia lalu mengambil ponselnya yang berada disamping tubuhnya dan menghubungi kekasihnya hendak mengajak jalan.

Dangerous Girl [Open PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang