38. Pesan lagi?

15.9K 1.3K 80
                                    

Hesti berjalan dengan cepat melewati koridor-koridor yang nampak ramai. Dibelakangnya, nampak Queen dengan nafas yang terengah-engah sedang mengejarnya untuk menyamakan langkah kakinya.

Merasa ada sesuatu yang akan keluar, Hesti berbelok ke arah taman belakang sekolah, dan duduk disalah satu bangku yang memang ada ditaman tersebut. Menumpahkan segala air mata yang sudah tidak bisa dibendungnya lagi. Luruh sudah pertahanannya.

Gadis yang dipanggil Ratu Bully tersebut menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya, agar tidak ada yang melihat jika dia sedang menangis.

Berusaha untuk tidak menangis atau bahkan menghentikan tangisnya saja sangat susah bagi Hesti. Makin dia tahan, rasanya dadanya makin sesak. Sulit untuk bernafas.

Hesti membuka tangan yang menutupi wajahnya saat merasa seseorang memeluknya. Dia menatap siapa yang berani memeluknya, hendak marah, namun dia urungkan saat melihat sang sahabat yang tengah memeluknya.

"Tenang." Ucap Queen sambil menepuk punggung Hesti pelan untuk menenangkan sahabatnya yang masih menangis sesenggukan.

Merasa Hesti sudah tenang, Queen melepas pelukannya dan mengambil duduk tepat disamping Hesti. Menunggu Hesti siap untuk menceritakan penyebabnya menangis tadi.

Hening terjadi, hanya terdengar suara isakan yang berasal dari Ratu Bully SMA Merpati tersebut yang masih terisak kecil.

"Gue keterlaluan ya Queen?" Tanya Hesti menatap kosong kearah depan, dengan isakan kecil yang masih terdengar dari bibirnya.

Queen yang mendengar pertanyaan sahabatnya, langsung mengernyitkan dahi bingung. Keterlaluan? Keterlaluan apanya? Menurut Queen yang dilakukan Hesti tadi sudah benar!

"Apanya yang keterlaluan?" Tanya Queen berusaha memahami pertanyaan Hesti lebih jelas.

"Tadi gue keterlaluan ya sama Rehan?"

Paham dengan ucapan Hesti, Queen menggelengkan kepalanya dan menepuk pundak sahabatnya beberapa kali untuk menenangkannya, "Lo gak keterlaluan Ti, menurut gue apa yang lo lakukan itu udah benar." Balas Queen dengan tersenyum menenangkan Hesti.

Hesti menghela nafas panjang dan menengok ke arah samping, tepatnya ke arah Queen, "Gue gak bisa." Ucapnya membuat Queen kembali mengernyitkan dahinya tanda tak paham.

"Gue gak bisa kayak gini sama Rehan." Lanjutnya kembali membuat Queen menghela nafas panjangnya.

"Lo harus bisa. Lakukan apa yang pernah Rehan lakukan sama lo. Dimana Hesti yang gue kenal? Dimana Hesti yang kuat dan gak cengeng? Dimana Hesti sang Ratu Bully yang terkenal kejam? Dimana Hesti yang bakalan balas perbuatan orang yang jahat sama dia?"

Hesti menghembuskan nafasnya dan mengangkat kedua kepalan tangannya ke atas, "Oke, gue bisa. Gue bakalan jadi diri gue yang dulu!" Ucap Hesti yakin dengan menatap tajam ke arah depan.

"Lo bisa! Gue akan selalu dukung lo!"

Queen menepuk pundak Hesti beberapa kali sambil tersenyum. Mereka berdua lalu tertawa bersama dan pergi meninggalkan taman tersebut menuju ke arah kelas mereka.

"Makasih Queen karena selalu ada disaat gue sedang membutuhkan sandaran." Batin Hesti sambil menatap sahabatnya yang menampilkan wajah datar pada murid-murid yang menatap ke arah mereka.

***

Chaca sang protagonis, perempuan yang lemah lembut, disukai banyak orang, dan pintar. Namun itu hanya berlaku pada orang yang baru mengenal Chaca atau bahkan orang yang hanya melihat Chaca sebelah mata.

Perempuan yang bersekolah di SMA Merpati, SMA yang terkenal dan bahkan SMA yang hanya diisi oleh anak-anak konglomerat kecuali anak beasiswa.

Banyak orang yang berpikir jika Chaca mendapatkan beasiswa, namun semua opsi itu salah! Chaca tidak mendapatkan beasiswa, melainkan sang protagonis tersebut membayar SPP sekolahnya.

Dangerous Girl [Open PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang