48. Wanita Ular

13.8K 1.3K 59
                                    

Pria dengan name tag Bara Alaska, atau lebih tepatnya Bara Alaska Dirgantara tersebut tengah berjalan dikoridor SMA Merpati seorang diri. Banyak pasang mata yang menatap kearah pria tersebut, namun hanya dianggap angin lalu. Bukankah sudah biasa dia menjadi pusat perhatian?

Jika biasanya banyak yang menatap kagum kearahnya, namun kali ini bisa dibilang dua kali lipat dari biasanya. Banyak pasang mata yang menatap kagum dengan manik berbinar, banyak yang tidak menyangka, dan bahkan tidak sedikit pula yang salting dengan sendirinya saat Bara melewati mereka.

Pria dengan rambut acak-acakan tersebut lalu mengambil ponsel yang berada disaku celananya. Berjalan dengan menatap ponselnya agar bisa mengalihkan tatapannya dari gadis-gadis alay yang meneriaki namanya.

Ingat! Bara tipe pria yang setia dengan satu wanita. Apalagi jika pacarnya modelan seperti Queen, jangan main-main!

Bara kembali menyimpan ponselnya ke dalam saku celana saat sudah berjarak satu meter dari pintu kelasnya. Pria tersebut lalu memasuki kelasnya dan berjalan ke arah bangkunya yang ternyata sudah ada Gio yang sedang duduk manis sambil bermain handphone.

"Geser." Ucap Bara saat melihat tas Gio yang ada dibangkunya.

Tanpa bantahan, Gio langsung mengambil tasnya dan meletakkannya diatas meja. Pria dengan dasi yang diikat tidak sempurna tersebut lalu memberi jarak pada meja miliknya dan meja milik Bara.

Menampilkan cengiran andalannya yang membuat Bara jijik saat melihatnya. "Jaga jarak Bar, bahaya kalau gue deket-deket sama lo," Ucap Gio dengan masih menampilkan cengirannya.

Bara menaikkan sebelah alisnya bingung, detik selanjutnya dia hanya mengedikkan bahu acuh tidak peduli. Toh bukan urusannya kan? Itu masalah Gio.

Tapi bukankah aneh jika Gio yang selalu mengekorinya kini malah menjaga jarak? Ada apa gerangan?

"Kenapa?" Tanya Bara dengan menaikkan sebelah alisnya sambil menatap Gio yang juga tengah menatap kearahnya.

"Apanya?"

"batas."

Gio mengernyitkan keningnya bingung atas jawaban dari Bara. Apanya yang batas? Namun, saat memahami sesuatu, Gio langsung menjentikkan jarinya. Bukankah maksud Bara mengapa Gio memberi batasan antara Bara dengan dia? Gio tidak salahkan? Bukankah artinya begitu?

Jika Gio salah, salahkan saja Bara yang terlalu irit bicara. Apakah Bara berbicanya menggunakan bensin makanya harus irit-irit?

Gio terkekeh pelan atas pemikiran yang timbul diotaknya. Sangat konyol.

"Gue cuma mau jaga jarak sama seorang sultan. Karena gua merasa gak cocok dekat-dekat sama sultan." Balas Gio dengan memamerkan deretan gigi putihnya, "Oh iya gue lupa, selamat pagi yang mulia sultan Bara." Lanjutnya dengan berdiri dari duduknya dan menunduk memberi hormat pada Bara, tak lupa senyum manis yang terukir dibibir pria dengan nama Gio tersebut.

Bara menatap datar kearah Gio saat mendengar ucapannya. Tanpa membalas sapaan pria absurd tersebut, Bara langsung menelungkupkan wajahnya dilipatan tangan yang ada diatas meja dan mulai memejamkan matanya.

"Sultan Bara? Bagus anjirr. Bar! Kenapa nama lo gak Sultan Bara aja? Kenapa harus Bara Alaska? Padahal bagus Sultan Bara!" Heboh Gio dengan menggoyangkan lengan Bara yang terlipat diatas meja.

"Berisik!"

Gio langsung menghentikan gerakannya saat mendengar ucapan dengan nada dingin yang keluar dari mulut Bara. Pria dengan dasi diikat tidak sempurna tersebut lalu kembali memperbaiki posisi duduknya dan menatap ke arah papan tulis.

"Kalau dia gak mau Sultan Bara, yaudah gue aja, Sultan Gio."

***

Gadis dengan julukan princess Meteor tersebut tengah membasuh telapak tangannya diwestafel. Sambil menatap pantulan wajahnya dicermin, Queen lalu memperbaiki anak rambutnya yang berantakan dan membalikkan badannya hendak kembali ke kelas.

Dangerous Girl [Open PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang