58. Penculikan

9.9K 778 32
                                    

Jangan pergi, gue masih membutuhkan lo sekarang.

•••

Malam ini, didalam markas geng Meteor tengah ramai karena teriakan Adit yang heboh. Pria itu sangat heboh karena melihat Rendi yang sedari tadi diam. Biasanya Rendi tidak bisa diam seperti dia, tapi mengapa kali ini Rendi diam? Bukankah sangat langka?

Candra yang melihat kehebohan Adit hanya memijat keningnya pusing, tidak bisakah temannya yang satu itu waras? Untung saja saat ini Rendi sedang waras, tidak dalam mode gila seperti Adit.

"Guys! Pemecah rekor. Seorang Rendi yang terkenal pecicilan bisa diam juga!" Teriak Adit dengan mengarahkan kameranya ke arah wajah Rendi. Dia saat ini sedang live instagram untuk membuktikan pada dunia bahwa Rendi bisa menjadi seorang yang pendiam.

Rendi tidak mempedulikan ucapan bahkan ledekan Adit sedari tadi. Dia saat ini masih memikirkan ucapan Hesti kemarin malam. Apakah gadis itu benar-benar tidak ada rasa suka sama sekali padanya? Sepertinya sekarang dia akan berubah menjadi sad boy.

Berkali-kali helaan nafas panjang dikeluarkan oleh Rendi. Dia bahkan membiarkan saja Adit mengarahkan kamera ponselnya ke arah wajahnya. Dia tidak peduli, saat ini semua pikirannya hanya diisi oleh Hesti.

Gadis itu sudah berhasil membuatnya suka saat pandangan pertama. Hesti memiliki daya tarik tersendiri hingga membuat banyak pria menyukainya walau tidak secara terang-terangan. Bahkan Rendi tau jika Gio, mantan anggota inti geng Dyrox itu juga menyukai Hesti. Sepertinya saingan Rendi banyak!

"Lo ngapa sih diem mulu? Bosen gue gak ada temen ribut sama temen nge-ghibah bareng." Ucap Adit setelah bosan dengan kegiatannya mem-videokan Rendi, "Lo dari kesambet apaan emang?" Lanjutnya dengan memicingkan matanya curiga menatap Rendi yang masih diam saja.

Kesal karena ucapannya tidak ditanggapi, Adit lalu berjalan ke arah dapur markas dan mengambil sekaleng minuman bersoda untuk meredakan rasa kekesalannya. Entah mengapa, jika dia sedang kesal, dia harus banyak minum. Terserah minuman apapun itu yang penting itu air!

"Candra! Temen lo kesurupan deh kayaknya. Masa dari tadi diam aja. Dia kayaknya kesurupan setan bisu." Ucap Adit pada Candra saat sudah menduduki sofa nya kembali.

"Dia lagi waras. Lo warasnya kapan?" Tanya Candra menanggapi ucapan Adit dengan mulut yang mengunyah kacang.

Adit meletakkan jari telunjuknya didagu seolah berpikir untuk menjawab pertanyaan sang ketua, "Gak tau. Kapan-kapan aja deh gue warasnya. Ntar kalau gue jadi pendiam kayak Rendi, kalian semua pada kesepian. Secara kan gue tuh penghibur disaat kalian kesepian, jadi kalau gue diam yang ada nanti kalian kangen." Ucapnya dengan kekehan diakhir kalimat.

Candra mendengus kesal mendengar jawaban dari Adit. Sepenuhnya memang tidak salah, tapi apakah pria tersebut harus terlalu percaya diri seperti itu?

"Emang selama ini Adit gila ya?" Tanya Farel dengan wajah polosnya. Pria yang kerap disapa baby boy geng Meteor tersebut menatap Adit dengan kening mengernyit bingung.

Mendengar pertanyaan dari Farel, Adit seketika melototkan matanya, sedangkan Candra tertawa terbahak-bahak mendengar pertanyaan dengan nada kelewat polos tersebut.

"Dia dari dulu udah gila Rel. Jadi lo jangan dekat-dekat ya. Ntar ketularan gilanya." Jawab Candra dengan berusaha meredakan sisa tawanya.

Dangerous Girl [Open PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang