-01. Awalan

2.6K 263 67
                                    

=Pelengkap Iman=

"Dikabarkan tengah dekat dengan selebgram cantik ber-inisial AS, Gus Shaka belum juga memberikan klarifikasi hingga saat ini."

"Putra ke-2 Buya Sulaeman dikabarkan berpacaran dengan selebgram cantik, berikut fakta-fakta tentang Gus Shaka Malik Alfatih."

"Kolom komentar di postingan milik Gus Shaka dipenuhi oleh hujatan setelah kabar ia berpacaran dengan Alena Shava terkuak."

Menghela napas berat, Khanza menutup laman pencarian instagram yang baru saja dibukanya. Kepalanya mendadak berdenyut nyeri memikirkan apa yang tengah dia hadapi sekarang.

Ketukan yang berasal dari pintu kamarnya mengalihkan perhatian Khanza sejenak, ia berseru pelan mempersilakan seseorang di luar sana untuk masuk.

"Ini umma, Nak."

"Iya, Umma. Masuk aja."

Perempuan paruh baya lengkap dengan abaya hitam dan kerudung senada yang melekat pada tubuhnya tampak membuka pintu kemudian berjalan menghampiri Khanza. Perempuan itu tersenyum lembut, membuat Khanza ikut mengembangkan senyumnya.

"Dari mana, Umma?" tanyanya setelah mencium punggung tangan Khadijah---sang ibunda.

"Abis ngajar. Kamu kok sudah di kamar aja. Ngajar gak tadi?" tanya wanita itu sambil kemudian duduk di tepi ranjang, menghadap putrinya yang berada di depan meja rias.

"Ngajar sebentar, Umma. Setorannya belum pada lancar, jadi Khanza kasih kelonggaran sampe ashar nanti," jelas Khanza sesaat setelah menaruh i-pad nya di atas meja. Kini, fokusnya hanya tertuju pada Khadijah saja.

Perempuan yang pernah bertaruh nyawa untuk melahirkannya ke dunia 22 tahun yang lalu tersebut tampak mengembangkan senyum lembut, senyum yang selalu berhasil menentramkan hati Khanza.

"Umma masih gak nyangka loh, Nak. Putri kesayangannya Umma ini sebentar lagi bakal jadi istri orang. Kadang Umma mikir, kok waktu rasanya cepet banget berlalu, ya? Umma padahal belum puas manjain si Sulungnya Umma ini." Khanza terkekeh serak kemudian beranjak untuk memeluk Khadijah. Entah sejak kapan, pipinya tahu-tahu sudah basah dengan air mata.

"Umma emang paling bisa bikin suasana jadi melow gini. Emangnya, kalau Khanza udah nikah, Khanza udah ga boleh manja-manja lagi sama Umma, ya?" tanyanya merajuk.

Khadijah terkekeh pelan. Diusapnya lembut punggung sang anak. "Boleh-boleh aja, sih. Ah, tapi kamu mah paling nanti manja-manjanya sama suami," godanya yang membuat bibir Khanza semakin manyun.

Bukan lagi kekehan, kali ini Khadijah tertawa lembut. "Bener gak nih, Umma?"

"Ih, Ummaa!"

Khanza mengambil posisi duduk tegak dengan kedua telapak tangan menutupi telinga, seolah enggan mendengar godaan umma-nya lagi.

Tawa Khadijah tentu saja kian berderai. Sejak putrinya lahir hingga usia gadis itu menginjak angka 22 seperti sekarang, ini adalah pertama kalinya ia menggoda sang anak perihal pasangan. Khanza itu hidupnya lempeng sekali, Khadijah bahkan tidak bisa menebak apakah putrinya tersebut pernah menyukai laki-laki atau tidak selama ini.

"Mbak, nanti yang ta'at sama suami, ya. Surga Mbak nanti udah berpindah kepada suami Mbak, patuhi selagi arahannya baik. Jangan memposisikan kamu makmum dan suamimu imam, berjalanlah seirama. Kalian bukan lagi sholat." Khanza tertawa pelan mendengar candaan Khajidah. "Kalian itu partner, jadi harus saling bahu-membahu dalam membangun rumah tangga yang samawa. Kalau suamimu salah, tegur dan arahkan. Dan jangan bebal kalau diajak diskusi dan diarahkan suami selagi itu baik, ya."

Pelengkap ImanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang