=Pelengkap Iman=
Meeting bersama Syarifah Yunda dimulai ba'da dhuhur hingga azan ashar berkumandang. Usai menunaikan shalat ashar di kediaman Syarifah Yunda, Khanza pamit undur diri, gadis itu memutuskan untuk mencari penginapan sebab ia baru akan pulang esok hari.
Ah, iya, jangan lupa dengan janjinya pada Bunda Mima. Wanita itu sudah menghubunginya sejak siang tadi untuk mengatur pertemuan. Katanya, Bunda Mima akan menjemput Khanza dan mereka berangkat bersama. Jadi, saat sudah berhasil check-in hotel, Khanza langsung bersiap agar saat Bunda Mima tiba nanti, wanita itu tidak perlu menunggu lama.
"Iya, Bunda, ini Khanza otw turun." dengan gerakan tenang, Khanza menyampirkan slingbag hitam yang senada dengan abaya-nya ke bahu. Ia sempat berkaca sekilas sebelum keluar dari kamar hotel, hanya sekadar untuk memastikan bahwa penampilannya sudah rapih.
Bunda Mima bersama adik dari Gus Shaka dan sopirnya menunggu di basement hotel. Wanita itu menyambut Khanza dengan senyum yang amat sumringah. Membuat hati Khanza menghangat, ia bisa melihat pancaran kasih sayang dari kedua mata cantik milik ibu dari Gus Shaka tersebut.
"Khanza sudah solat magrib?"
"Sudah, Bunda."
"Alhamdulillah. Bunda tadi solat-nya di jalan. Tadinya mau berangkat ba'da magrib, tapi Buya udah nelpon, jangan kemaleman katanya." Bunda Mima menjelaskan tanpa Khanza minta.
"Bunda gak ketabrak tuh solat di jalan?" canda Khanza yang berhasil membuat tawa Bunda Mima mengudara.
"Ah, kamu ini! Cocok banget emang sama Shaka yang susah diajak bercanda. Jadi rumah tangga kalian nanti gak kaku-kaku amat, iya gak?"
Khanza hanya menanggapinya dengan kuluman senyum. Dilihat sekilas saja, ia sudah bisa menilai kalau Gus Shaka itu tipe orang yang kaku. Khanza malah heran, bagaimana gaya pacarannya dengan Alena Shava, ya?
Membutuhkan waktu lebih dari satu jam untuk tiba di tempat tujuan, mereka juga sempat mampir untuk shalat isya dulu tadi.
Adik Gus Shaka---yang baru Khanza ketahui bernama Shafiya---menggandeng lengannya tanpa sungkan. Saat acara lamaran, gadis ber-cadar ini tidak ikut sebab katanya sedang ada kesibukan kuliah. Jadi, ini adalah untuk pertama kalinya mereka bertemu.
Khanza, Shafiya, dan Bunda Mima dikawal oleh beberapa petugas menuju barisan penonton paling depan. Kalau dilihat dari persiapan yang sedang dilakukan, sepertinya acara baru akan dimulai. Khanza juga bisa melihat tim Taufiqul Iman baru saja naik ke panggung satu-persatu, Gus Shaka bersama dua orang lainnya yang memimpin paling depan.
"Sebelumnya pernah nonton Taufiqul Iman belum, Ning?" tanya Shafiya di tengah bisingnya keramaian.
Khanza menggeleng. "Waktu itu sempet diajakin asisten aku, tapi kebetulan lagi gak bisa karena sibuk skripsian."
"Ning Khanza punya asisten? Kok gak diajak?"
"Lagi cuti, Ning. Baru nikah bulan lalu, katanya mau honeymoon. Baru balik kerja minggu depan, kayaknya."
Shafiya mangut-mangut. Dia tidak heran jika calon kakak iparnya ini sampai memiliki asisten sebab Shafiya sudah banyak tahu tentang profesi dan kesibukan apa yang tengah Khanza jalani.
Beralih dari dua gadis cantik tersebut, di depan sana Gus Shaka tampak mulai membuka acara dengan memperkenalkan tim-nya. Ah, Khanza salah, sepertinya pembukaan sudah dilakukan sejak tadi, jadi sekarang langsung pada penampilan Taufiqul Iman.
Tidak lama kemudian, riuhnya tepukan rebana diiringi suara merdu Gus Shaka terdengar. Sholawat pun mulai riuh dilantunkan semua orang yang ada di tempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelengkap Iman
SpiritualMenerima ekspektasi tinggi penggemar sebagai penilaian atas kepribadiannya membuat Gus Shaka Malik Alfatih menuai banyak hujatan saat aib-nya tersebar di sosial media. Tertunduk menyadari kekhilafannya, Gus Shaka menerima begitu saja permintaan Buya...