Tanpa kata Tony membawa Aini ke parkiran dan memasukkan jandanya dengan kasar. Aini ingin melawan, tapi dia takut Tony akan lebih mengamuk lagi. Akhirnya dia membiarkan dirinya dibawa dan mengamati setiap emosi pria basah kuyup itu.
Ceklek ceklek. Berkali-kali Tony berusaha memasangkan seat belt Aini tapi tidak berhasil juga. Aini mengambil kuncian besi itu dan memastikan, ia memasangnya dengan baik.
Aini terus mengamati Tony. Pria itu berputar ke kursi kemudi dan membanting pintu. Dia membuka jasnya yang basah dan melemparnya ke kursi belakang.
"Dia hanya berusaha menolongku." Ujar Aini berusaha menenangkan pria di sampingnya itu.
"Kau bilang hampir terpeleset, belum tentu juga kau jatuh. Kalaupun kau terpeleset, mungkin reflekmu bisa diandalkan. Kau kan tidak tahu jika belum terjadi."
"Mencegah lebih baik daripada mengobati." Tambah Aini yang malah menyulut emosi Tony.
"Jadi kau membelanya?"
"Aku tidak membela siapapun. Aku hanya mengatakan apa yang terjadi." Aini rasanya ingin memukul kepala Tony, kenapa juga pria itu sangat berlebihan?
"Dia menyentuhmu. Menyentuh tanganmu. Aku bahkan tidak bisa menemuimu dan si Brengsek itu malah dengan pedenya mendekatimu, bahkan menyentuhmu."
"Kau sudah gila Tuan Mahendra." Ujar Aini menyimpulkan dan menyerah.
"YA. AKU GILA! AKU GILA KARENAMU. KAU PUAS?"
Dan mereka terdiam. Tony mengatur nafasnya yang tersengal-sengal sedang Aini menatapnya tanpa berkedip. Pria ini. Pria ini juga membuatnya gila. Gila, karena dia tahu mereka tak mungkin bersama, tapi tetap saja, Aini tak bisa membohongi perasaannya lagi. Dia juga memiliki cemburu yang sama. Sebagaimana Tony cemburu ketika ia disentuh pria lain, secemburu itulah Aini, ketika para wanita mendekati pria di sampingnya.
"Aku mau makan es krim." Ucap Aini membuat Tony menoleh. Dilihatnya Aini yang tersenyum penuh arti padanya.
Apakah ini artinya Tony sudah bisa menemui Aini seperti biasanya?
Sebanyak yang ia mau?
Apakah ini artinya... Aini... menerimanya? Membiarkan Tony masuk ke dalam kehidupannya dan berharap untuk bahagia bersama?
Entahlah. Yang jelas, senyum Aini lalu memunculkan senyum yang sama di wajah Tony. Nafasnya kini teratur, walau jantungnya masih berpacu tak karuan.
***
Keesokkan harinya.
"Mbak. Mbak masuk situs berita online." Ucap Dewi, salah satu karyawannya juga.
"Apa maksudmu?" Tanya Aini yang baru kembali dari mengantar putrinya ke sekolah.
"Ini loh Mbak." Tambah Dewi sambil memberi kode agar atasannya itu mendekatinya.
Aini melihat di laptop. Beberapa headline memuat tajuk berita yang tidak masuk akal.
Semua menyangkut pautkan Aini dengan Tony dan segala opini menurut versi mereka.
"Selamat pagi!"
"Astagfirullaah!" Aini terkejut setengah mati saat tahu-tahu Tony sudah ada di belakangnya. Tersenyum dengan begitu menyebalkan seolah-olah dia tidak mencoba untuk membuat orang lain jantungan.
"Sedang apa kau di sini pagi-pagi?" Tanya Aini langsung sedang pekerjanya hanya senyam-senyum melihat pasangan sejoli itu.
"Aku akan terbang ke Swiss, jadi aku mampir untuk pamitan."
"Kau kan bisa meneleponku."
"Ada apa? Apa aku melakukan kesalahan lagi kali ini?" Tanya Tony berasumsi, bukankah mereka baru saja berdamai kemarin, kenapa hari ini, Aini seolah-olah mengibarkan bendera perang dengannya?

KAMU SEDANG MEMBACA
CLBK sama janda
RomantikTentang mereka yang dulu terpisah Tentang mereka yang tak lagi saling menyapa Apakah Cinta Lama Bersemi Kembali? Ataukah Cinta Lama Belum Kelar? BUKU 3 SERI 4 SEKAWAN SAGA