Fever : 22

2K 214 11
                                    

"Ahhh pelanh rik"

"Jangan kenceng2 rik"

"Shhh sakith rikii"

Begitulah suara dibalik pintu kostan milik jungwon.

Jake yang mendengar desahan tersebut langsung buru2 mendobrak pintu kostan jungwon.

"HEH KALIAN NGAPAIN?!" jungwon dan riki hanya menatap jake bingung.

"Orang lagi ngerokin bang jungwon" jawab riki santai. "Terus lu ngapain desah2 gitu won?" Tanya jake yang lega, ternyata lagi kerokan, bukan berbuat maksiat.

"Sakit jake, si riki ngerokin gw kayak lagi macul punggung gw" riki yang disebut2 langsung tertawa, puas abang manisnya ini kesakitan.

"Ya desahnya gausah kayak orang lagi buat anak gitu dong won. Kalo anak kost lain denger kan bisa salah paham won. Btw kenapa dikerikin? Lo sakit won?" Oceh dan tanya jake panjang lebar.

"Tadi keujanan, terus badan gw gaenak rasanya anget, jadi yaudah minta riki kerokin aja"

"Kenapa gak minta gw aja?"

"Lu kan orang ausi, mana paham"

Jake memutar bola matanya malas "Cih, jangan meremehkan jake lah, sudah melokal gini2 juga"

"Iya2 dah"

"EH ITU LUTUT LU KENAPA?" tanya jake histeris lagi sambil menunjuk lutut jungwon yang ditutupi hansaplast, membuat telinga jungwon ingin pecah saja. "Gausah treak2 jeki, orang cuma jatoh doang. Gw bukan bocil sd lagi, gabakal nangis luka dikit doang, kecuali luka dihati, beda lagi" jake bernapas lega.

"Wahh sampe lo jatoh gini. RIKI! LO PASTI GAK JAGAIN JUNGWON YA" riki hanya menghela napasnya "Dia jatoh sendiri bang, buru2 padahal batu2nya licin" jelas riki.

"Tapi mustinya lo gandeng dia kek apa gitu, biar tu bayi galak gak terluka sedikit pun"

Riki menghela napasnya sekali lagi "Iyaa bang gw salah"

"Yaudah, lo ada tolak anjing gak?" Tanya jake kepada jungwon yang masih menikmati kerokan dari riki, kali ini jauh lebih enak dan lebih pelan daripada tadi.

"Tolak angin jeki, emang dikira si layla"

"Jangan gitu sama layla gw, jadi kangen kan. Apa gw balik ke ausi besok buat liat layla terus pulang lagi"

"Mengtolol, seninnya masuk mana keburu jek" jake hanya cengengesan doang "Ada tu dilaci obat" akhirnya jake mengambil tolak angin dan menyerahkan 2 bungkus.

"Minum 2 aja biar ilang masuk anginnya" jungwon hanya mengangguk, ia akan meminumnya nanti setelah dikerokin sama riki.

Setelah dirasa cukup, jungwon menyuruh riki untuk berhenti, rasanya jauh lebih enak daripada tadi. Jungwon langsung meminum 2 tolak angin tersebut dan meminum air hangat yang disediakan oleh riki.

"Istirahat bang, biar besok udah baikkan" riki mengelus kepala jungwon yang sedang berbaring dikasur "Lo juga, pulang langsung mandi terus minum tolak angin, abis itu pake tidur, jangan lupa makan juga" riki tersenyum dan mengecup dahi jungwon.

"Pastinya bang, lo juga, gw balik dulu ya" jungwon terdiam dengan perlakuan riki, pipinya memerah, telinga juga ikut memerah.

"Bang jake, gw pulang dulu ya, gw nitip jungwon" jake hanya mengangguk dan memperhatikan riki yang keluar dari kostan jungwon.

"Barusan gw liat apa? Jay kalah kali ya?" Batin jake.









Ting

Cigarette ; Jaywon[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang