leehans juga

335 1 0
                                    


Julian Hartono masih mencoba mencerna kalimat vulgar yang baru saja dilontarkan oleh sang kekasih. Ia tak membayangkan pacarnya itu akan punya ide yang begitu menantang, sialnya Ian bukan malaikat yang sangat suci sehingga bisa menahan semuanya untuk kedua kali. Mau bagaimanapun, mereka dua orang dewasa yang sudah sama-sama paham soal sex, lagi pula kali ini, Ala mengatakannya dalam keadaan sadar.

“Naskala Tunggal Pangestu.”

“Yes Daddy!”

“Ala astaga, gue bisa gila.”

“Why? Gue cuma menawarkan solusi paling mujarab. Gue jamin abis disepong, langsung relax dan pengen bobo. Gue jago kok, suer deh pasti bakal enak.”

Lihatlah sekarang bagaimana cara si manis menggunakan semua kalimat itu, bukankah secara tak langsung Ala sedang berusaha menggodanya dengan dirty talk? Kepala Ian kali ini sedikit agak pening, nafsunya makin meningkat apalagi ketika si manis mulai menggerak-geakan pantatnya di atas pangkuan Ian, jangan lupakan senyuman nakal yang Ala suguhkan. Tak perlu berlama-lama lagi, Ian langsung melumat bibir ranum milik sang kekasih.

Pangutan keduanya semakin lama semakin intens, yang bergerak bukan hanya Ian saja melainkan juga Naskala. Jari-jemarinya menelusup diantara rambut Ian yang begitu lebat, berbeda dengan tangan Ian yang kini mulai berani menjelajahi area bawah, menjamah bongkahan daging yang tak begitu berisi tapi terasa pas dalam geggamannya. Ala mendesah pelan kemudian membuka akses agar lidah Ian bisa masuk untuk mengeksplore mulutnya. Jika dilihat, keduanya sama-sama mahir dalam hal ini.

Tanpa menyudahi ciumannya, Ian menggendong tubuh itu untuk berpindah dari balkon ke kamar. Ala dengan sigap melingkarkan kakinya pada pinggang Ian, beberapa saat kemudian, ia bisa merasakan punggungnya sudah menyentuh kasur yang empuk.
Ian masih ada di atasnya, mengukung tubuh Ala, sebenarnya untuk ukuran pria, tubuh Ala terbilang cukup bagus, bahunya lebar, lengannya berotot dan dadanya bidang. Tetapi entah kenapa ketika dibawah kukungan Ian, Ala terlihat begitu kecil.

“Mmmh. Stop! Gue yang service lo malem ini, lo diem aja.” Ala menahan tubuh sang kekasih kemudian membalikan posisi mereka.

Kali ini, Ian duduk di ranjang dengan posisi setengah berbaring, punggungnya bersandar pada headboard. Ala tersenyum penuh arti kemudian dengan perlahan merangkak ke arah Ian dan mulai memberikan kecupan pada area leher pria itu. Pergerakan yang awalnya begitu lembut, lama kelamaan agak menuntut, sesekali ia memberikan hisapan bahkan sampai gigitan kecil di sana. Ala menatap obsidian indah milik Julian Hartono, tanpa melepaskan tatapannya, jari itu bergerak membuka satu-persatu kancing kemeja yang Ian gunakan. Sampai pada kancing paling bawah, ia sedikit menarik kemeja itu kemudian membukanya.

“Jadi gini rasanya nyentuh tubuh Julian Hartono secara langsung. Gue baca beberapa komentar dari orang-orang yang bilang mereka rela ditidurin sama lo, asal bisa nikmatin tubuh sebagus ini. Masi pake baju aja udah panas banget, sampe bikin orang lain nafsu, apalagi kaya gini, ga pake apapun.”

“Tenang aja, punya lo doang kok.”

“Bener, sayangnya mereka cuma bisa liat, ga bisa megang-megang gini.” tangan Ala mengusap bahu Ian kemudian turun ke area lengannya yang begitu berotot.

Ia mendekatkan wajahnya, menciumi area itu, demi alam semesta dan isinya, Julian Hartono punya aroma yang begitu wangi, bahkan di jam larut seperti ini, wanginya masih sangat terasa memabukan. Ala menggigit pelan area bahu Ian kemudian langsung memberikan kecupan-kecupan lain. Makin lama, ciumannya semakin turun ke bawah, tanpa ragu si manis kini terfokus memberikan kecupan di area dada, ia melirik Ian sekilas sebelum akhirnya menjulurkan lidahnya untuk menyentuh puting Ian.

Yang bisa Ian lakukan hanya menikmati setiap perlakuan Ala, nafasnya makin berat, tangan pria itu tak tinggal diam, ia sibuk memberikan usapan lembut pada rambut Ala. Semua sentuhan ini membuat keduanya makin gila, Ian benar-benar mencoba sekuat tenaga untuk mengendalikan diri agar tidak mendorong Ala ke ranjang dan langsung menyerang si manis. Seperti permintaan Ala, kali ini Ian akan mengalah dan membiarkan Ala memanjakannya. Sebenarnya ia juga penasaran dengan service yang Ala tawarkan padanya.

randomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang