nomin borongan

386 2 0
                                    

write.as

Nomin – borongan

Tags : vaginal sex, vaginal fingering, oral sex, hunk jeno, stranger to sex partner, implied dom!bot jm, creampie, pissing, squirting, bathup sex, eating a pussy, deepthroat,jorok deh ah.maaf ngetiknya sambil sange 🥲 nanti kalo ada waktu dibenerin

Jaemin yang sangat menyukai mengenakan celana super pendek miliknya, nampaknya harus menguatkan tekad, dan keyakinannya untuk selalu mengenakan celana pendeknya kapanpun. Sebab sepertinya ia sadar kebiasaannya yang satu ini, dengan sukses menarik perhatian seorang pekerja yang memang seminggu terakhir membantunya mendapatkan kamar mandi impiannya, yakni dengan bathup yang luas. Ia memanggilnya dengan mas Jeno, yang harus diakui memiliki paras tampan, tubuh proposional, dengan otot indah yang terbentuk dengan jelas di sekujur tubuhnya, yang membuat rela mengambil work from home demi mengawasi, dan juga cuci mata. Selain itu usia di antara mereka juga tak terpaut jauh, mungkin sekitar 2 sampai 3 tahun, namun Jaemin tak yakin pastinya, karena ia tak pernah bertanya langsung pada mas Jenonya. Persetan dengan usia, beda sepuluh tahun pun, jika menurutnya menarik, ya tetap menarik. Kegiatan curi-curi pandang berkedok WFH Jaemin jalankan demi melihat bagaimana otot kekar dari lengan mas Jeno yang penuh peluh menyegarkan pandangannya, 10/10 dari Jaemin.

Nampaknya bukan ia juga yang sendirian mencuri pandangan, Jaemin beberapa kali menangkap basah mas Jeno memandangi bagian bawah, maupun bagian atas tubuhnya dengan tatapan ‘haus’. Tapi bagi Jaemin, selagi mas Jeno tidak berbuat macam-macam, ia dapat dengan bebas memandanginya. Dengan mengenakan kaus lengan buntung tipis, dengan celana super pendek miliknya, tentu wajar mas Jeno jatuh pada pesonanya. Dalam hati ia berteriak menang tiap kali sang pekerja menatapnya denga tatapan itu, karena ya memang itu tujuan utamanya.

“Dek, Jaemin,” suara itu muncul menyapa telinga Jaemin yang baru saja benar-benar ingin mengerjakan laporan bulannanya. Desir darahnya terasa lebih keras saat sang pekerja menyapanya..

“Iya mas, ada apa ya?” jawab Jaemin yang sedari tadi berlagak sibuk dengan laptopnya, namun nyatanya ia sebenarnya memerhatikan sang pekerja yang bulak-balik di hadapannya yang ia rasa memberikannya pandangan penuh makna.

Tidak puas dengan hanya menjawab mas Jeno sang pekerja, ia-pun bangun dari kursinya demi menghampiri sumber suara di kamar mandinya yang hanya berjarak beberapa langkah dari posisi ia sekarang.

“Kenapa mas?” tanyanya lagi begitu sampai di kamar mandinya, mendapati mas Jeno sudah melepas kaus lengan buntung yang tadi ia pakai. Jaemin mencoba untuk tetap tenang disuguhi pemandangan menarik dari pekerja di rumahnya, ia mencoba menatap lurus ke arah lain di sekitar mas Jeno, yang justru membuat groginya semakin terlihat.

“Ini kan bathupnya udah jadi ya dek, mau nanya aja, mau sekalian saya beliin tirainya gitu gak dek? Saya pasangin juga deh, tapi kalau gaperlu gapapa, gausah,” ujar mas Jeno meninggalkan kesibukannya tadi, dengan menghampiri Jaemin sembari memantik api pada rokoknya.

Jaemin yang pikirannya sudah kemana-mana melihat Jeno yang kini nampak sangat menggiurkan dengan tubuh kekar sempurna, dan juga dihiasi peluh yang membasahinya, ditambah ia tak pernah melihat seseorang yang merokok, namun sanggup membuat dadanya berdesir. Tentu saja hal itu, membuat ucapan Jeno terasa seperti masuk telinga kiri, dan kemudian keluar lagi dari telinga kanannya, alias ia tidak menyimak ucapan tadi sepenuhnya.

“A-aaa, gimana ya, terserah mas aja deh, baiknya gimana hehe,” ujarnya mengembalikan pertanyaan yang dilontarkan pekerjanya, lantaran ia memang terlalu malu meminta Mas Jeno mengulangi apa yang ia ucapkan barusan.

“Eh tapi-tapi, aku baru liat deh bathupnya, lucu bangett, udah boleh aku naikin?” ujar Jaemin dengan cepat langsung mengalihkan topik pembicaraanya dengan memusatkan fokusnya pada bathup barunya.

randomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang