## H A U S __🔞, mention of bully , nsfw , dirty talk , harsh word , blowjob__
Tio berjalan tergesa-gesa menuju gudang belakang sekolahnya. Ia harus segera sampai di sana untuk mengantarkan pesanan 'temannya'.
Tio tidak pernah tenang bersekolah sejak kepindahannya 4 bulan yang lalu. Jika bukan karena terpaksa mengikuti ayah ibunya, Tio tidak akan mau pindah ke SMA Neo ini. Ia hanya ingin bersekolah dengan tenang, belajar dan bergaul dengan yang lainnya, tapi semua itu tak bisa ia lakukan karena mereka yang sering membullynya-Jayden dan teman-temannya.
Sedikit berlari agar cepat sampai, Tio hampir saja jatuh tersandung oleh kakinya sendiri. Jantungnya berpacu dengan cepat, takut jikalau 'teman'nya itu akan marah jika ia telat 1 detik saja.
Saat dirinya tiba di depan pintu gudang, ia mengetuknya pelan dan langsung membuka pintu itu sedikit kasar.
"Jayden maaf Tio telat" ucapnya sambil terengah.
Pria yang disebut namanya itu hanya terdiam menatapnya tajam. Tangan kanannya mengisaratkan Tio untuk mendekat dan dengan segera Tio pun menurut.
"Lama bangsat, gua haus"
Kasar, bahasa yang dikeluarkan Jayden selalu kasar jika sedang kesal dan Tio sedikit mengerti kebiasaan Jayden itu.
"Maaf ya Jayden, tadi ngantri banget di kantinnya. Maaf juga bikin Jayden haus." Tio berkata sambil menyerahkan bungkusan putih titipan Jayden itu. Ah bukan titipan sebenarnya, ia diperintah oleh Jayden untuk membeli kopi dingin di kantin tadi. Jayden segera meminum kopi tersebut, ia sangat haus karena habis berolahraga.
"Kali ini lu gua maafin, kalo lain kali lu telat lagi, gakan gua kasih ampun" Ancaman Jayden menggetarkan sedikit tubuh Tio.
Sebenarnya Jayden cukup baik dari pada teman-temannya. Jayden tidak pernah menjahilinya, tidak pernah bermain fisik padanya, hanya kata kasar dan kalimat suruhan yang selalu ia lontarkan, dan itu membuat Tio sedikit berterima kasih karena dirinya tidak perlu lebih lelah.
Tio menatap ke depan, wajah Jayden yang datar ada di depannya, "Iya Jayden, janji gakan telat lagi" Tatapan keduanya bertemu, Tio merinding melihat tatapan tajam dan menusuk milik Jayden.
Diperhatikannya tubuh Tio dari atas sampai bawah, wajahnya juga tak luput dari tatapan tajam itu.
"Kayanya bukan cuma gua yang haus," ucap Jayden sambil menarik tubuh Tio mendekat.
"Lu juga haus kan?" lanjutnya.
"Iya Jayden, Tio haus huhh" jawabnya pelan.
"Berlutut"
"Tio, berlutut"
Karena Tio yang terlihat ragu maka Jayden dengan tenaganya menarik tangan Tio kebawah hingga ia akhirnya berlutut. "Buka mulut lu" perintah Jayden dan langsung Tio ikuti.
"Kecil banget mulut lu" entah pujian atau apa, yang jelas Tio sedikit berdebar mendengarnya.
Jayden lepas dasi yang berada dilehernya, "Nurut sama gua" setelah mengucapkan itu terlihat Tio yang ditutup matanya oleh Jayden menggunakan dasi miliknya.
"Jayden.. Tio takut"
akhirnya Tio angkat bicara, ia sangat takut ditinggalkan digudang kosong ini.
"Sssstttth, gua bilang nurut" Saat matanya ditutup, indera lainnnya menjadi lebih sensitif.
Buktinya sekarang telinganya mendengar suara resleting yang diturunkan.
Mulutnya masih terbuka, dengan lidah yang perlahan keluar karena pegal.
Cukup lama posisi itu sampai akhirnya Tio dikagetkan dengan sesuatu yang menampar wajahnya, berkali kali. "Lu tau ini apa? Ini namanya kontol" ucap Jayden sambil terus menamparkan penisnya pada wajah Tio.
Wajah manis itu memerah malu, ia cukup terkejut sekarang. Harusnya ia marahkan? Tapi kenapa celananya malah melembab diperlakukan seperti itu.
"Jayden besar banget" Tio rasanya hanya berniat memikirkannya saja, bukan bergumam begitu jelas di depan Jayden.
Tanpa Tio sadari Jayden tersenyum miring mendengar ucapannya, dan tanpa aba-aba Jayden memasukan penis besarnya ke mulut kecil Tio.
"Grkkkhhkkk mmmhhhkk" digenjotnya terus penis besar itu di dalam mulut Tio, membuat Tio hanya bisa mengcengkram paha milik Jayden yang berdiri di depannya.
Kepalanya dicengkram, gerakannnya dibantu oleh tangan milik Jayden secara tidak sabaran.
"Anjing, mulut lu ngenakin banget kontol gua" Tio tidak bisa menjawabnya. Sudah tak terhitung berapa kali dia hampir tersedak oleh penis milik Jayden.
"Bangsat, legit banget bibir lu. Anget" Rambut Tio dijambak, menambah kesan sensual untuk Tio. Celana yang tadi melembab sekarang sudah benar-benar becek.
"Gua mau keluar" Setelah mengucapkan itu, gerakannya semakin brutal dan kasar.
Bahkan air mata Tio sudah kekuar sejak tadi. Tapi rasanya ia tak menyesal.
Jayden mengeluarkan penisnya dari mulut Tio, mengocoknya dengan cepat dan tak lama cairan panas menyembur dari ujung penisnya.
"Terima peju gua" Tio hanya menurut, mulutnya yang memerah terbuka menampung semua sperma yang dikeluarkan Jayden.
"Nah cantik banget anjing. Sekarang telet pejunya biar lu ga haus lagi" ucap Jayden membuat Tio melayang.
"Minuman Jayden juga enak, Tio boleh minta lagi ga nanti?" ucap Tio polos dan kelewat polos membuat Jayden menggeram tertahan.
"Gua buat lu gabisa jalan besok"