leehans

271 1 0
                                    

Keduanya mulai menautkan bibir mereka mencoba membagi semua emosi, ada perasaan takut, khawatir, cinta, dan nafsu yang menjadi satu, ciuman yang awalnya biasa kini berubah menjadi lebih intens, Jeno beranjak dari posisinya dan mengukung Juan tanpa melepaskan tautan bibir mereka.

“Nghhh.” lengungan keluar dari bibir Juan ketika sang kekasih menurunkan ciuman pada lehernya.
Juan mendongak, memberikan akses lebih agar Jeno bisa leluasa di sana. Pria itu menandai setiap inci permukaan leher mulus sang kekasih.

“Can I?” Jeno menatap sang keksih meminta izin untuk melanjutkan kegiatannya lebih jauh.

Si manis mengangguk sebagai jawaban, kemudian bibir mereka kembali bertaut, sebelum akhirnya Jeno membuka kaosnya sendiri kemudian dengan cekatan tangannya membuka dasi, jas, sampai kemeja yang Juan kenakan.

“I Love you.” bisiknya tepat di telinga Juan.

Keduanya sama-sama bertelanjang dada, Jeno memulai aksinya untuk mengabsen setiap inch tubuh Juan, lidahnya bermain dengan apik pada puting pria itu, sesekali menggigit dan menghisapnya kuat.

“Ngghhh Jen. . . jangan digigit.” rancunya.

Kini Jeno menciumi perut ramping yang terlihat sedikit terbentuk, Ia menjilat, menggigit dan memberi kecupan di sana. Tangannya tak diam, kedua tangan itu masih sibuk menarik dan memilin puting Juan.

Jeno menindihi paha pria itu, ia tersenyum sembari membuka ikat pinggang yang dikenakan oleh sang kekasih. Dan dalam sekejap Juan sudah telanjang sepenuhnya.

“Ahhhh.” desah nya kembali lolos ketika Jeno menciumi area paha dalamnya, pria itu juga memainkan penis Juan membuat si manis mendongak merasakan nikmat.

“Lebih cepethh!” perintahnya, Jeno tersenyum ia mengocok benda itu lebih cepat sampai akhirnya cairan putih keluar dari sana.

“Kamu suka?” tanya Jeno dan dibalas anggukan lemah oleh Juan.

“Jangan cape dulu sayang, kita masih lama” ucapnya.

Jeno bangkit kemudian menanggalkan celana yang ia kenakan, benda yang sudah berdiri tegang terlihat di antara pahanya.

“Juan. . be a good boy okay?” bisiknya.

Juan tahu betul jika sudah mengatakan itu berarti Jeno akan mendominasi bahkan bermain keras, dulu mungkin saat pertama tahu kelakuan Jeno ketika bercinta ia kaget, tapi kini Juan sudah terbiasa bahkan terkadag malah menikmatinya.

Pria kelahiran april itu menarik tubuh Juan kemudian membalikan posisinya menjadi menunging. Belum selesai sampai disitu ia mengambil dasi yang tadi dikenakan oleh si manis kemudian mengikat tangan Juan dengan benda itu, kemudian Jeno menalikan dasi itu ke kepala ranjang membuat tangan Juan terikat disana.

“Kamu cantik banget, kamu udah tau kan?” puji Jeno ketika melihat pemandangan di hadapannya.

Ia menekan punggung Juan kebawah agar pantat si manis makin menungging, Jeno mengambil ikat pinggang yang lagi-lagi milik Juan kemudian menggulungnya di tangan menyisakan sedikit bagian ujung.

Jeno bergabung di ranjang kemudian menciumi setiap inci tubuh Juan sebelum akhirnya terfokus pada pantat sintal pria ituu.

Plakk

“Akhhhh” Juan meringis merasakan ikat pinggang yang kulit yang mengenai kulitnya, sedikit perih memang.

“Say my name babe.” pintanya, Jeno kembali memukul pantat sintal itu, yang kini berwarna kemerahan.

“Nghh—ahh Jeno. .” Rancunya.

Pria itu terus melakuan itu berulang kali sampai kini pantat Juan penuh bekas kemerahan dari ikat pinggang.

randomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang