write.as
Nomin – Satnight
Tags : harem!jm, boypussy, vaginal sex, vaginal oral, eating pussy, foursome, slightly 2jae, and jijaem, double or triple penetration, semi public sex, anal sex, squirting, piss, creampie
Sebagai insan muda dengan hormon bergejolak, Jeno dan Jaemin tak pernah melalui minggu padat kehidupan mahasiswa mereka tanpa senggama rutin yang kerap mereka agendakan, secara sadar, atau di luar kendali.
Sebagai pihak yang tinggal seorang diri, tentu kediaman Jaemin kerap menjadi saksi bisu agenda panas mereka. Tapi berbeda pada Sabtu ini, orang tua Jeno yang berlibur ke luar kota membuat kesempatan tak biasa untuk berganti latar tempat mereka datang. Kesempatan yang selalu Jaemin rengek kepada kekasihnya.
Kediaman Jeno yang lapang, membuat Jaemin menyukai melakukan agenda mereka disana. Jaemin, dan Jeno terlalu suka menjelajah pada hubungan seks mereka, bukan hanya gaya, tapi lokasi berlangsungnya agenda mereka.
Tiap sudut rumah Jeno nampaknya sudah pernah ia jajali untuk bergumul memadu nafsu mereka. Jaemin sendiri, sangat menyuki saat Jeno dengan nafsunya menghujam dirinya di atas meja dapur kediamannya.
Sayangnya kegiatan itu terjadi sekitar tiga bulan yang lalu, memang sewajarnya Jaemin meminta sesuatu yang baru untuk jiwa mereka yang menyukai hal baru, dan membenci kemonotonan pada masa muda mereka.
“Yang, sabtu nanti ngewe di rumah aku ya. Papa sama Papi liburan, jadi aman,”
Bukan main pengaruh pesan singkat yang dikirimkan Jeno Rabu siang itu, rasanya kalkulus yang dihadapi detik itu Jaemin terasa ringan.
Kepalanya sudah berskenario perjalanan malam minggu yang akan mereka habiskan mereka dengan segala macam gaya, maupun sisi ruang mana yang ingin mereka sambangi. Jaemin gila akan seks, terlebih ia memiliki kekasih yang “tahan lama” dan tak kalah gila mengimbangi nafsunya.
Memikirkannya saat penis Jeno menghajarnya saja, sudah membuat celana dalam basah saat ia tengah sibuk dengan kalkulusnya.
“Ayo dong anjing, Sabtu lama banget,”ujarnya dalam gelisah di tengah dua puluh mahasiswa lain di kels itu, yang tengah hening mengerjakan kuis Kalkulus mereka.
*******
Sabtu datang dengan sejuta riang Jaemin sambut. Riang yang teramat dengan jelas tersirat dari bagaimana Jaemin menyikapi harinya pada sore itu. Riang yang terasa memenuhi dadanya ia luapkan sembari menunggu kehadiran sang kekasih dengan bersolek di depan cermin riasnya, membuat dirinya semenarik mungkin.
Bahagia, bahkan tumpukan pakaian di belakangnya lantaran 2 jam terakhir ia sibuk memilah pakaian yang akan ia kenakan saat menemui Jeno.
Bibirnya seakan tertarik ke ujung pipinya, mengingat ucapan sang kasih yang kerap kali menghadirinya saat ia memilih pakaian yang ia kenakan.
“Kamu pake baju apa aja cakep, paling cakep kalau gapake baju pas aku entotin,”
Jaemin menggelengkan kepalanya sambil tertawa sendiri, menyadarkan diri dari halusinasinya, membuat indranya menangkap suara ketukan yang sebenarnya hadir.
Jaemin berlari kecil untuk membuka pintu kayu kecoklatannya demi menyambut sosok indah yang menggerakan nafsu dan afeksinya. Sosok lelaki dengan rambut pirang, kaus abu-abu dengan potongan lengan buntung yang memamerkan otot kekar yang menjadi bagian favorit Jaemin.
“Lama banget sih ngegymnya,” ucap Jaemin menyambut sang kekasih yang sedari tadi ia tunggu.
Sebenarnya kalau dibilang lama, ya tidak terlalu lama. Itu hanya reaksi otomatis Jaemin setiap kali pasangannya terlihat menarik di matanya.