candy

431 2 0
                                    

write.as

Nomin – candy

Tags : boypussy, noncon, vaginal sex, oral sex, manipulative person, squirting, pissing, sex with strangers, trans male characters, roleplay

“Tadi permen karet siapa di meja? Gue bagi ya, pedes gue abis makan ayam geprek ga ilang-ilang,” ujar Jaemin memasuki ruang tengah kontrakan bersama mereka. Mark, dan Haechan yang sedang bermanja-manja di hari Sabtu sontak menengok ke arah Jaemin yang hadir mendistraksi mereka.

“Hah permen apaan?” tanya Haechan dengan suara sedikit kencang. Sedangkan kekasihnya yang lebih tua setahun dari mereka berubah air mukanya setelah teringat sesuatu.

“Sayang…” bisik Mark ke Haechan, namun nampaknya Haechan tidak begitu paham maksud sang kekasih di sebelahnya. Hingga selang beberapa detik, pupil mata Haechan membulat besar.

“HAHHHH,” sontak Haechan berteriak dramatis, membuat Jaemin semakin bingung.

“Kenapa sih hah hah aja, kayak tukang keong lu, gue salah ya?? Aduh sorry deh, reflek beneran, soalnya tadi pedes,”

“Bukannn, bukan gitu, lu gapapa?”

“Gapapa gimana?? Gue sehat bugar gini anjir?”

“Nanti kalo ada ngerasa gejala aneh, lu mending ke klinik sebrang komplek ya, itu obat gue, takut ga cocok sama lu anjir Jaemin,” ucap Haechan panik, melihat teman kontrakannya yang terlihat tak tahu apa-apa.

“Ohhh obat, gue kira apa. Tapi maaf loh gue asal minum ajaaaa, ehehe,” ujar Jaemin kemudian berlalu ke kamarnya dengan perasaan yang sebenarnya masih bingung, lantaran respon temannya seperti ia sudah melakukan perbuatan keji. Memang sebenarnya, obat macam apa yang sudah ia makan sampai ia melihat Kak Mark, dan Haechan sepanik itu.

Sementara itu, Haechan dan Mark saling berpandangan sampai sosok Jaemin menghilang dari pandangan mereka.

“Kakkk gimana nih, kalo tuh anak sange gimana,” ujarnya menepuk kepalanya atas kecerobohan dirinya yang meletakkan permen perangsang di dapur kontrakan. “Kamu kebiasaan apa-apa sembarangan sih, yaudah mau gimana lagi, suruh dia ke klinik aja kalau udah ngerasa gaenak deh,”

“Tapi kak, dokter sebrang komplek bukannya bokep ya? Takut Jaemin diapa-apain deh,”

“gatauu kakak mah, kamu tanggungjawab kalo dia kenapa-napa,”

“Ih kakak mahhhh,” balas Haechan dan langsung memeluk kembali sang kakak.

*****

Jaemin terbangun dari tidur siangnya lantaran ia merasa suhu kamarnya naik tidak seperti biasanya. Ia melirik pendingin ruangan yang ternyata masih berfungsi dengan nafas yang terengah-engah. Batinnya gundah, apa ini adalah efek samping dari obat milik Haechan.

Dengan segenap tenaganya, ia mencoba bangkit dari kasurnya, dan mengambil ponselnya untuk segera menuju klinik terdekat. Walau terasa denyutan keras pada bagian selatan tubuh, langkahnya sengaja ia perlebar, baginya saat ini, lebih cepat, lebih baik.

“Aduh pengen kencing, tapi gue takut pingsan di kamar mandi, di klinik aja kali yaa,” ujarnya menimbang-nimbang, hingga akhirnya memutuskan segera ke klinik terdekat dengan segera.

*****

“Permisi dok,” Jaemin membuka pintu ruang praktek dengan tungkai kaki yang lemas, dan juga wajahnya sudah lebih memerah dari 10 menit yang lalu.

Dokter Jeno, selaku dokter muda yang praktek di komplek kediaman Nana menyambut kehadiran sosok Jaemin yang terlihat mengkhawatirkan. Jeno menyambut Jaemin dengan membiarkan sang pasien meletakan ponselnya dengan posisi bersandar pada tumpukan file di meja kerjanya, yang tak jauh, dan sejajar dengan kasur pasien.

randomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang