write.as
KARMA 04 (VILLA DAY 2)
Content / Trigger Warning! 🔞 Konten ini mengandung unsur dewasa, umpatan, kata kata dan perilaku kasar, kata kata jorok (kntl, mmk dsb). yang belum cukup umur atau kurang nyaman harap menekan tombol kembali.
Tags : Nsfw, Bxb, Harsh Word, Dirty Talk, Degradation, Step Brother, Foursome, Pet Play, Light Bdsm, Rimming.
Mark Top! (Marka) Haechan Top! (Haechandra) Jaemin Top! (Jevanda) Jeno Bottom! (Jendra)
Pagi ini Jendra hanya memasak dengan menggunakan apron tanpa pakaian yang menempel pada tubuhnya. Sepasang tangan melingkar pada perutnya, tak lupa pantat sekalnya sesekali di remas dan di tampar hingga memerah. “Ahhh bang biarin gue masak dulu.”
Marka terkekeh, “Sttt gue pengen nikmatin lo sendiri tanpa ada Jevan sama Chandra, diem ya.”
Tangan Marka menggerayangi dada Jendra dan meremasnya, Mark menyukai dada Jendra yang menurutnya besar dan bisa diremas. “Ahhh.. please pentil gue sensitif.”
Bukannya berhenti tangan Marka semakin memainkan puting Jendra, dicubit ditarik dan dipelintir seperti mainan. “Lo gak boleh kebanyakan ngeluh, lo cuma harus puasin gua sekarang Jendra.”
Jendra mengangguk, “Maaf.” Sejujurnya Marka sedikit iba dengan Jendra, tetapi dia ingin mengeksplorasi sesuatu yang baru.
Marka akan bermain lembut. Dengan perlahan bibirnya menciumi pundak Jendra dan mengigit perpotongan lehernya hingga memerah meninggalkan bekas yang cukup ketara. Marka membalikkan tubuh Jendra hingga menghadapnya, tanpa basa-basi bibirnya mencium Jendra dengan cepat dan menuntut.
Suara kecipak kedua bibir terdengar dipenjuru ruangan. “Lo indah, indah banget.”
Marka menaikkan tubuh Jendra diatas meja dapur. “Nungging, gue pengen rimming bool lo.”
Jendra menungging tinggi tinggi, perlahan Marka memasukkan jarinya pada lubang Jendra, lalu lidahnya ikut menjilat lubang berkerut tersebut dengan telaten.
“Ahhh bang, geli...” Anal Jendra terus berkedut saat lidah Marka mengeksplor lubangnga dengab lihai, “Gimana? Enak dijilatin?”
Jendra mengangguk cepat, dirinya terisak menahan rasa nikmat yang dilakukan oeleh kakak tirinya.
Marka mencium anal Jendra, tangannya menahan pipi pantat Jendra agar lebih mudah saat menjilat dan menghisap.
“Ohhh abanh hikss.. enak banget.. suka di jilat gini.” Paha Jendra bergetar menahan nikmat, penisnya terus mengeluarkan lendir precum.
“CUIH!” Marka meludah pada lubang pantat Jendra dan air liurnya masuk terhisap lubang tersebut, “Pinter boolnya kedutan terus.” Jari Marka masuk ke anal Jendra “Gila jari aja lo sedot sampe segininya? Belajar sama siapa dek?”
Jendra tersenyum nakal dan turun dari meja, mendorong Marka menjauh lalu menungging dengan tangannya berpegangan pada pantry dapur, sebelah tangannya membuka pipi pantatnya sendiri hingga memperlihatkan lubang merah berkedut. “Ayo bang kontolin gue, gue siap jadi penampungan peju lo.”
Matanya menggerling nakal, pantatnya bergerak mengundang Marka untuk menyetubuhinya secara brutal. “Fuck Jendra gua bikin lo nyesel udah godain gue.”
Marka memukul pantat Jendra dengan keras lalu memasukkan kejantanannya yanh sudah menegang kedalam lubang Jendra dalam sekali hentakan. “Nghhh..” Jendra melenguh merasakan urat penis Marka yang menggesek dinding analnya. “Ahh bang kontol lu enak banget, gue suka.”
Marka mengocok penis Jendra dari belakang dan mengucapkan kata-kata kotor. “Bilang aja lo suka dikontolin Jen, kontol siapa aja juga lo suka.”
Jendra mengangguk antusias, “Suka! Gua suka dikontolin.” Jendra menyempitkan analnya dan menjepit penis Marka. “Ahhh jangan dikempotin bangsat.”