dominasi

427 5 0
                                    

write.as

Nomin 🔞 – dominasi

Tags : boypussy, vaginal sex, oral sex, deepthroat, sub!top, younger top, dom!bot, trans male character, implied bondage, face sitting, sextoy, cockring, skirt, bot! On top, breastfeeding, squirting, creampie, piss kink

Malam selepas pentas seni yang diadakan oleh jurusan mereka, menjadi malam yang sarat emosi yang tumpah. Kembang api yang dinyalahkan pada penghujung acara, menjadi penanda berakhirnya kerja keras sang tingkat tiga, dan melanjutkan pada suatu tanggungjawab yang lebih berat dari sekedar tugas sebagai budak proker. Lain halnya dengan pada divisi humas, pecah tangis yang ada, malah hadir dari sang tingkat satu.

Jeno, yang memang sensitif emosinya, malah menjadi yang paling deras tangisnya, membuat rekan satu divisi, hanya tertawa gemas melihat sang paling muda.

“Aku gabisa lihat Kak Jaemin lagi dong tahun depan, hiks,” ringis Jeno saat ditanya mengapa tangisnya terasa dramatis. Sontak hal itu mengundang tawa bagi kelima staff lain pada divisi itu, termasuk Jaemin sang kepala divisi, yang memiliki jarak 3 tahun dengan sang mahasiswa baru.

“Ya aku kan ga mati, dek, aku masih suka dateng kok, paling jadi fokus s word aja hehe, tenang aja Jeno,” tawa Jaemin menghampiri Jeno yang masih sesenggukan dengan tangisnya. Jaemin seraya memeluk sang adik tingkat yang tubuhnya sebenarnya lebih besar darinya.

Mata Jaemin bukan tidak bengkak karena tangisnya, tapi sang adik tingkat begitu menarik perhatiannya. Menjadi rekan kerja yang bekerja langsung dengan sang adik tingkat, membuat Jaemin paham betul tentang Jeno. Jeno yang polos, dan menggemaskan, sebenarnya dalam hal pekerjaan adalah adik tingkat yang bisa diandalkan. Ia selalu menjadi partner dari Jaemin saat diperlukan untuk keluar kampus, dan menghampiri beberapa kantor koran, dan televisi yang akan mendukung publikasi acara mereka hari ini.

Selama proses berlangsungnya itu, tak heran jika Jeno lebih kenal Jaemin, dibanding senior yang lainnya. Jaeminlah yang benar-benar membimbingnya selama proses menuju malam puncak yang sudah selesai baru saja.

“Kak Jaemin jangan lupain aku ya hiksss,” ujarnya dengan wajah yang sudah berantakan dengan air mata, seraya dipeluk oleh sang kayak tingkat.

“Astaga, engga Jeno, aku kan masih mahasiswa aktif haha, nanti kita sering-sering main bareng ya, kalau aku ga sibuk magang hehe,” jawab Jaemin sembari terkekeh, ketika mengusak rambut sang junior.

*******

Jarum panjang hampir menyentuh angka 11 di jam tangan Jeno, tapi belum ada driver dari ojek online yang singgah di aplikasinya, membuatnya sedikit gelisah akan itu. Ya, walaupun esok kelas tidak diadakan karena kebaikan hati dosen mereka, yang juga sebagai pembimbing BEM, tetap saja ia harus segera pulang untuk melepas lelahnya. Rumah Jeno yang berada di bilangan Tangerang, setidaknya membutuhkan waktu satu jam lebih jika ditempuh dengan sepeda motor. Ia tidak yakin dapat sampai tepat waktu di rumahnya.

TINNN

“Kok belum pulang, dek?” ujar seseorang dengan helm full face menghampirinya.

Butuh hitungan detik bagi Jeno menyadari bahwa itu adalah kakak tingkat kesayangannya yang menyapanya. Senyumnya pun merekah di tengah gelisah ia yang tak kunjung mendapatkan ojek onlinenya.

“Eh iya kakkk, aku gadapet-dapet drivernya, bingung deh mau balik gimana,” ujarnya sembari mencebikkan bibirnya secara natural ke sang senior. Batin Jaemin berkecamuk merespon sang adik tingkat yang memang selalu menggemaskan di matanya.

“Ini udah malem banget, dek. Mau nginep di kost kakak aja gak?Besok pagi kakak anterin deh, mumpung libur,” ujar Jaemin memberi tawaran.

Riang dalam batin Jeno mendapat tawaran dari kayak tingkat kesayangannya. Ia tidak pernah membayangkan semalaman bersama kak Jaemin, di kamar kost-annya.

randomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang