Almeera kembali ke kantornya dengan penuh rasa penasaran, bahkan setelah pergulatan mereka yang cukup lama tadi, Erik masih belum menjelaskan apapun perihal dia dan posisi GM nya.Ya, Erik adalah General Manajer di tempatnya bekerja? Jadi sekarang Erik adalah atasannya, feeling Almeera mengatakan tidak akan mudah menjalani hari-hari ke depannya, tapi dia cukup senang juga ada Erik di sisinya, setidaknya dia tidak akan sendirian. Di samping itu mari mengambil sisi positif lainnya, kalau ternyata setelah Kembali kesini, Erik tidak jadi pengangguran. Semoga semua berjalan lancar, harap Almeera dalam hati.
Almeera bahkan tidak sadar kalau sedari tadi senyum terus mengembang di bibirnya, memikirkanhal-hal baik yang akan terjadi mulai sekarang.
"Almeera!!! Kau sudah gila?" Tanya Sora menatap Almeera dengan kening berkerut. Almeera hanya diam dan terus berjalan ke mejanya, bukannya berniat untuk mengacuhkan Sora, tapi dia benar-benar tidak mendengarkan kala temannya itu memanggilnya, otaknya terlalu sibuk memikirkan berbagai hal dan berbagai kemungkinan yang terjadi ke depannya mengenai hubungannya dengan Erik, terlebih lagi mereka berada di bawah satu atap gedung yang sama hanya berbeda lantai saja.
"Dia benar-benar sudah gila" bisik Sinta kepada Sora, gantian kini Sora memandang Almeera jijik, bisa-bisanya dia mengatakan temannya sendiri gila dengan ekspresi seserius itu, apa dia serius dengan ucapannya?
"Kenapa kau menatapku seperti itu? Kalau dia tidak gila, bagaimana bisa dia pergi ditengah-tengah acara seperti itu dan tidak Kembali?! Belum lagi, sekarang dia Kembali sambil tersenyum bukannya merasa khawatir" lanjut Sinta menjelaskan. Tapi, Sora tak menggubrisnya sama sekali.
"Almeera, apa kau baik-baik saja?" tak mudah menyerah, Sora kembali menyapa Almeera saat gadis itu sudah duduk di kursinya.
"Yah? Iya..." jawab Almeera akhirnya, masih dengan tersenyum, kemudian kembali fokus pada pekerjaannya.
"Kau lihat? Apa kubilang..." timpal Sinta lagi.
"Sumpah deh!" dan Sora mengambil beberapa berkas diatas mejanya, membawanya menuju ke ruang manajer. Meninggalkan Sinta dengan segala hal menyebalkannya.
Fade_
Tepat jam 5 setelah Almeera selesai membereskan sisa pekerjaannya, mengambil tasnya dan melangkah turun ke lobi. Sudah waktunya untuk pulang, gumam Almeera, selayaknya karyawan pada umumnya, Almeera pun senang dengan yang Namanya jam pulan kantor, Ketika tiba-tiba sebuah pesan masuk ke ponselnya, Almeera tersenyum, itu dari Erik.
Temui aku di parkiran sekarang, aku perlu mengenalkan seseorang padamu.
Dan tanpa berpikir dua kali, Almeera langsung berjalan menuju parkiran dengan Langkah cepat.
"Ada apa?" tanya Almeera saat dia mendudukkan dirinya di sebelah Erik. Erik tersenyum dan menyalakan mesin mobilnya, melaju secepat dia bisa.
"Ada apa?" ulang Almeera karena tak mendapatkan jawaban dari Erik.
"Kita akan makan malam dengan seseorang" jawab Erik singkat, fokus dengan jalanan di depannya.
"Sekarang? Dengan pakaian seperti ini? Erik aku perlu..." secara mendadak Almeera menjadi panik, dia tidak mau meninggalkan kesan yang buruk untuk siapa saja orang yang akan dikenalkan Erik padanya, bukan karena dia tidak percaya diri, tapi dia tidak ingin merusak image Erik yang sempurna dengan kehadiran dirinya di sisi Erik yang akan membuatnya terlihat tidak pantas. Almeera tidak ingin meninggalkan kesan 'Erik bisa mendapatkan seseorang yang lebih baik dari wanita itu' kepada orang-orang yang mengenal dirinya dan Erik. Tiak, Almeera tidak mau. Dia ingin pantas berada di samping Erik dan menyandang gelar sebagai kekasih Erik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fade
RomanceWarning!!! Cerita mengandung unsur 21+ bijaklah dalam memilih bacaan sesuai usia. Genre : Romance, Fluffy, Angsat. Bukan perihal yang mudah untuk jatuh pada sebuah hati, tapi lebih tidak mudah untuk terus bertahan pada rasa yang sama, pada hati yan...