05

151 17 6
                                    

"Yunho, nilai ulangan mu terus membaik. Kau juga tidak membolos, teruskan hingga naik kelas dan lulus ya. Kenapa tidak dari dulu sih, membuat kepala bapak jadi pusing menghadapi mu". Ujar pak Kim selaku wali kelas Yunho.

"Saya minta maaf Pak untuk waktu sulitnya. Saya akhir-akhir ini mendapat dorongan semangat untuk berubah dari seseorang"—Yunho.

"Siapapun itu berterimakasih lah padanya. Bapak bisa melihat mu berubah jadi lebih baik"—Guru Kim. Setelahnya berlalu dari hadapan Yunho.

Yunho tersenyum mengingat apa yang telah diucapkannya. Yaa..... Yeosang berpengaruh banyak dalam perilaku Yunho.






"Kemarin Yunho yang tiba-tiba jadi pendiam. Sekarang gantian Park Seonghwa, ada apa hah?"—San.

"Apa awal cinta adalah dari pandangan dan kekaguman?"—Seonghwa.
"Mungkin saja"—Hongjoong.

"Lhoh? Seonghwa jatuh cinta juga? dengan siapa bung?"—Mingi.
"Yeosang"—Seonghwa.

(Seonghwa kenapa harus jujur banget?! 😭)

"Hah? Yeosang? pacarnya Yunho?"—San.
"Iya. Memang yang mana lagi"—Seonghwa.

"Kau gila? Yeosang laki-laki loh?!! kau sakit atau bagaimana?"—San.
"Aku hanya bilang sih, terserah kalian percaya atau tidak"—Seonghwa.

"Woah! woah Seonghwa! kau benar-benar sudah gila"—Mingi.
"Iya. Terserah kalian mau bilang apa tapi aku benar-benar tertarik padanya"—Seonghwa.

Hanya satu kali tatapan dalam satu malam Seonghwa sudah jatuh pada pesona Yeosang. Bahkan kemarin malam tidurpun susah karena teringat senyuman manis yang diberikan Yeosang sebelum berpisah.

"Apa yang membuatmu tertarik padanya? dia hanya laki-laki biasa kelihatannya"—Hongjoong. Dengan menekankan kata laki-laki.

"Kalian tidak pernah bertatapan dengan matanya kan? tatapannya penuh dengan energi positif. Senyumannya dan matanya yang indah"—Seonghwa.

"Woah, aku tidak percaya dengan ini. Kau benar-benar sudah 'berbelok' secepat ini karena sebuah tatapan?"—San.
"Sayangnya iya"—Seonghwa.

"Apa kau tak malu? hubungan sesama laki-laki itu tidak wajar"—Mingi.
"Yah.... aku tidak memperdulikan itu. Cinta tidak selamanya tentang sex yang mereka bayangkan dengan jijik. Aku hanya ingin melihatnya bahagia dengan perlakuan ku"—Seonghwa.

Seonghwa menjawab dengan enteng sedangkan ke-3 temannya sudah tak percaya dengan apa yang telah mereka dengar. Mulut pun membuka tanda tak percaya.

"Iya iya terserah. Tapi dia kan pacarnya Yunho, dia menyukai Yunho. Itu bisa jadi masalah"—Hongjoong.
"Yunho bilang kan kalau dia hanya mau main-main dengan Yeosang? setelah putus nanti aku akan mendekati Yeosang"—Seonghwa.

"Lalu bagaimana kalau Yunho malah benar suka dengan Yeosang? kalian akan bertarung mendapatkan Yeosang?"—San.


*Deg*

Jantung Yunho langsung terdengar seketika terasa berhenti sejenak. Ucapan San membuatnya bingung. Yunho juga merasa mulai tertarik dengan Yeosang, kenapa Seonghwa juga?.

Jadi tadi setelah menemui wali kelas, Yunho langsung meluncur ke kelas untuk menemui teman-temannya hendak mengajaknya ke kantin.

Kelas awalnya terdengar sepi, tapi percakapan pembuka ke-4 orang didalamnya membuat Yunho memberhentikan langkahnya dan menguping saja dulu. Penasaran dengan apa yang dibicarakan teman-temannya tanpa ada dirinya. Lagipula lorong dan kelas lain sepi sekali.


"Untuk itu..... semuanya terserah Yeosang. Kalau aku sudah berusaha sebaik mungkin tapi perasaan dan cintanya hanya untuk Yunho aku akan mengalah. Membuatnya bahagia sudah berarti karena dia tahu aku menyukainya"—Seonghwa.

"Woooaahhh, ini dia Seonghwa si paling tahu tentang cinta"—Hongjoong.
"Btw, kau tahu kata-kata seperti itu dari mana? kita semua tahu kau tidak pernah jatuh cinta dan punya kekasih sebelumnya"—Mingi.

"Ada dari drama. Bahkan ibu dan ayahku selalu melakukan hal-hal romantis setiap saat. Bagaimana aku tidak hafal apa yang kudengar"—Seonghwa.

Yunho mau masuk, mau mendengar apa Seonghwa berani mengatakan dia memang tertarik pada kekasih 'sementara' nya.

"Hei hei. Kalian membicarakan apa tanpaku? sepertinya seru"—Yunho.
"Itu..... Seonghwa katanya suka pada Yeosang. Pacar laki-laki mu itu"—Mingi.

"Eh? kau tidak salah?"—Yunho.
"Tidak. Aku memang tertarik padanya. Tidak apa-apa kan? kau bilang hanya main-main dengannya"—Seonghwa.

'A--apa? dia tidak main-main? tapi dia berani sekali'—Yunho.

"Tapi kau tidak malu kalau ketahuan?"—Yunho.

"Untuk apa malu untuk mencintai seseorang? kau hanya perlu menunjukkan rasa sayangku padanya. Masalah dia mencintaimu kembali atau tidak jangan terlalu dipikirkan. Aku tidak mau saja memendam perasaan dan lebih mementingkan komentar orang lain"—Seonghwa.

Ya.... Seonghwa benar. Cinta remaja hanya untuk pengalaman menuju hubungan-hubungan setelahnya. Mau hubungan cinta remaja itu berlanjut hingga menikah atau terputus ditengah jalan mereka hanya suatu pengalaman.

Namun.... ada satu hal yang harus diingat. Dalam mencintai seseorang janganlah 100% hingga akal sehat mu tertutupi. Setidaknya sisakan minimal 10% untuk perasaan mu bisa berlapang dada jika suatu saat cintamu terkhianati masih bisa sadar dan bisa mengerti serta menerimanya.

"Eum eum. Terserah. Kalian mau ke kantin tidak?"—Yunho.
"Ayoklah. Sudah lapar juga"—San.





"Kau tidak akan percaya Sang. Kemarin pelatih memberi tantangan menghafal koreografi baru dalam 30 menit dan mengetes kami bisa mengingatnya atau tidak. Aku bisa Yeosang! itu benar-benar membuatku senang!"—Wooyoung. Ucapnya penuh semangat.

"Woah..... kau hebat Wooyoung-ah"—Yeosang.
"Kau harus bergabung ke klub dance---ups, maaf. Aku lupa kau punya pekerjaan paruh waktu"—Wooyoung.

"Hahaha, iya. Aku tidak mengenal dance sebaik dirimu Wooyoung-ah, kau bisa tampil dengan baik membuat ku bahagia juga"—Yeosang.
"Aaaaaaa.... Yeosang... kau selalu membuatku terharu"—Wooyoung.

Dan terjadilah acara peluk memeluk yang dapat disaksikan Yunho dan teman² karena bertepatan pada waktu yang sama.

Ada dua orang yang langsung mengulas senyumnya. Siapa lagi kalau bukan Yunho dan Seonghwa. Mereka melihat Yeosang begitu penuh senyum saat bersama sang sahabat.

"Heh kalian berdua! kenapa tidak ikut mengantri!"—Hongjoong. Teriaknya pada Seonghwa dan Yunho yang sama-sama masih memandang meja Yeosang.

"Iya iya cerewet"—Seonghwa.




"Aku menunggu kalau tiba-tiba Yunho nantinya malah benar menyukai Yeosang akan bagaimana. Dan Yeosang sudah ada ditangan Seonghwa apa Yunho akan menyesal"—San. Bisiknya. Ingat mereka sedang ada di kantin.

"A-apa? tidak mungkin! aku tidak menyukainya. Tertarik sedikitpun tidak"—Yunho.

"Owh, yasudah. Setelah kau memutuskan hubungan kalian aku akan mendekatinya"—Seonghwa.
"Kenapa tidak sekarang saja?"—Yunho.

"Aku tidak mau membuatnya jadi bingung. Aku punya kesempatan kan Ho?"—Seonghwa.
"Ya. Kau punya kurasa. Selagi dia mau menerimamu"—Yunho.

Sedikit kasar tidak sih? atau hanya membicarakan fakta? tapi fakta yang pasti Yunho merasakan hatinya tidak terima kalau ada orang lain yang mencintai Yeosang.

Intinya Yunho sadar perasaan nya! tapi malu saja dihadapan teman-temannya karena sebelumnya sudah bilang hanya mau main-main dengan Yeosang. Apa iya dia mau menanggung malu karena omongannya sendiri?. (Makanya ingat karmaaa :)).

★   ❃   ★

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang