09

137 17 1
                                    

"Kau kemarin bertemu dengan Yeosang? ngapain sampai tidak ikut main bareng? biasanya semangat kalau soal main game"—Yunho.

Yunho sedang berada di kantin dan hanya dengan Seonghwa didepannya. Teman-temannya katanya menyusul nanti.

"Benar. Tidak sengaja, dia kelihatan kelelahan aku tidak tega membiarkan dia pulang sendiri. Apa kau cemburu? soal main bareng aku hanya mau menjauh dari kalian. Mingi kelihatan sekali tidak menyukaiku"—Seonghwa.

"Ekhem, untuk apa aku cemburu. Aku tidak menyukainya"—Yunho.
"Ya syukurlah. Aku tidak ingin membuatmu menyesal suatu saat nanti"—Seonghwa.

"Kenapa kau menganggap serius omongan Mingi? dia hanya asal bicara"—Yunho.
"Aku masih tahu diri ya. Jika ada yang tidak menyukaiku aku akan pergi, untuk apa memaksakan diri diterima kalau membuat orang lain tak nyaman"—Seonghwa.

"Eh Yeosang lewat. Duluan ya"—Seonghwa.

Yunho tidak suka ada yang terlalu dekat dengan Yeosang, tapi dia bisa apa?? sedangkan Seonghwa tahu niat awal Yunho hanya untuk bersenang-senang.

"Heii bro. Maaf jadi nunggu lama"—San.
"Iya nih. Mingi heboh mau ke kamar mandi dulu tadi"—Hongjoong.

"Tidak masalah"—Yunho. Mereka muncul setelah Seonghwa pergi.



"Yeosang..... tunggu sebentar"—Seonghwa.
"Eh Seonghwa ada apa?"—Yeosang.

"Eumm.... aku ragu akan membicarakan ini"—Seonghwa.
"Tidak apa-apa. Bicara saja"—Yeosang.

"Begini.... eumm..... apa kau mau ke rumah ku setelah pulang sekolah? ajari aku mengerjakan soal matematika. Tadi aku lupa membawa bukunya, padahal tadi bisa minta kau ajari disini. Kalau kau mau, tidak juga tidak apa-apa"—Seonghwa.

"Aku bisa. Nanti setelah pulang sekolah ya, tapi aku harus membersihkan ruang kelas dulu. Tunggu aku di gerbang"—Yeosang.
"Aku akan ke kelas mu nanti, sampai jumpa"—Seonghwa.

"Apa matematika susah? bagian mana?"—Yeosang. Gumamnya.

Kepergian Seonghwa dilihat Yunho dari jauh dan menatap tak suka, lega Yeosang kembali sendiri.

"Weh! ngapain disini?"—San.
"Eh astaga. Kau mau ku pukul?!"—Yunho.
"Sorry. Katanya tadi mau ke kamar mandi, apa yang kau lihat? siswi cantik? mana²"—San.

"Otak mu isinya hanya perempuan cantik saja.... hahhh, aku hanya cari udara segar"—Yunho. Yeosang sudah tak ada dari pandangan.

"Ya harus dong. Mereka itu seperti warna dalam kehidupan"—San.
"Omong kosong. Percuma cantik kalau tidak berguna dan tidak punya hati"—Yunho. Lalu pergi.

"Hah?? maksudnya?"—San.





*Bel pulang

Seonghwa berjalan ke arah kelas Yeosang dimana Yunho hanya memperhatikan nya dari jauh.

"Yunho apa yang kau lihat? ayo pulang"—Mingi.
"Tsk, iya"—Yunho.


"Sang?"—Seonghwa.
"Eh, sebentar ya. Ini tinggal sedikit lagi"—Yeosang.

"Kau sudah izin ke orang tuamu?"—Seonghwa.
"Apa? sudah......"—Yeosang.

"Aku selalu merasa bosan saat belajar dan disekolah. Aku bermasalah ya kan?"—Seonghwa. Sambil bersandar pada pintu.

"Aku juga kok. Tapi kita bisa apa, pendidikan itu perlu. Setiap pekerjaan bagus selalu melihat pendidikan seseorang"—Yeosang.
"Kau terdengar begitu tahu, apa kau sudah melalui banyak hal?"—Seonghwa.

"Bahkan aku belum berumur 20, memangnya apa yang sudah kulalui"—Yeosang.

"Sudah selesai kan? ayo"—Seonghwa.
"Iya. Maaf jadi menunggu"—Yeosang.
"Menunggu bukan hal sulit"—Seonghwa.




Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang