"Emhh, aku dimana?"—Yeosang.
Yeosang bangun dengan kepala masih pusing. Dia melihat Seonghwa yang tidak sengaja tertidur di sampingnya sambil menggenggam tangannya.
Sejenak Yeosang berpikir.....
'Aku jahat kan Seonghwa? kau begitu baik untukku yang bukan siapa². Aku hanya akan melukai hatimu, apa aku bisa membalas perasaanmu?. Apa aku bisa melupakan perasaanku pada Yunho?'."Eh Sang? sudah bangun? apa yang kau rasakan? apa masih sakit?"—Seonghwa.
"Kepalaku masih sedikit sakit, tapi tidak apa-apa"—Yeosang.Yeosang membiarkan tangannya digenggam dan mau Seonghwa sendiri yang melepasnya kalau nanti sadar.
"Wooyoung tadi kesini, tapi ku suruh kembali ke kelasnya untuk tetap mengikuti pelajaran"—Seonghwa.
"Terimakasih ya sudah menemaniku. Kau jadi tidak ikut pelajaran"—Yeosang."Santai saja, aku bisa meminjam catatan temanku"—Seonghwa.
"Eh, maaf ya. Aku biasa melakukannya pada ibuku dulu waktu dirumah sakit"—Seonghwa. Akhirnya sadar tangannya menggenggam tangan Yeosang.
"Maaf bertanya, kenapa ibumu bisa masuk rumah sakit? apa sesuatu terjadi atau..... "—Yeosang.
"Dulu ibuku pernah koma karena suatu kecelakaan. Dalam seminggu itu aku selalu datang berkunjung setelah pulang sekolah dan selalu tidak sengaja tertidur. Ayah menggendong ku pulang dan aku bangun² sudah dirumah"—Seonghwa.
"Pasti sangat berat menerimanya waktu itu. Maaf ya membuatmu mengingatnya lagi"—Yeosang.
"Tidak apa-apa. Semenjak kejadian itu aku semakin tahu arti keluarga"—Seonghwa.Ahh Yeosang malah jadi emosional.... orang tuanya meninggal karena kecelakaan mobil. Mana bisa dilupakan saat hari spesialnya suatu hal buruk malah terjadi.
"Hey kau kenapa?"—Seonghwa.
"Ah... tidak. Aku hanya mengingat sesuatu yang sedih, tidak apa-apa. Oh iya, kau tidak mau kembali ke kelas? aku sudah bangun dan bisa menjaga diri"—Yeosang."Iya deh, cepat sembuh. Panggil saja perawat kalau butuh sesuatu, kalau soal izin aku sudah memberitahu teman sekelas mu tadi"—Seonghwa.
"Terimakasih untuk semuanya ya, Seonghwa"—Yeosang."Iya, tidak masalah"—Seonghwa.
'Itu orang dari tadi cari kesempatan terus.... aku disini seperti benda transparan. Dikira aku tidak mendengar dan melihat apa yang dilakukannya. Ahh tapi aku suka!'—Perawat.
Seonghwa memang sempat bermonolog, sudah tahu Yeosang tidak sadar tetap saja berbicara seolah bisa mendengarnya. Perawat yang hanya bisa diam bisa apa? dia seperti tidak dianggap tapi dia menikmati drama kecil yang Seonghwa buat.
.
.
."Dia lebih penting dari pelajaran? wow.... mau dibilang hebat"—Mingi.
"Itu juga karena mu tahu. Kau tahu kau harus minta maaf kan?"—San."Iya. Nanti"—Mingi.
"Padahal beli minuman yang ada disekolah bisa"—Yunho."Ya kan orang lagi marah mana bisa sempat kepikiran? emosi tidak terkendali bro"—Mingi.
"Halah bilang saja kau punya dendam pribadi padanya. Padahal dia tidak melakukan suatu kesalahan. Juga dia tidak pernah ada urusan dengan mu"—Hongjoong."Apasih dendam²"—Mingi.
Mereka mengobrol karena ditinggal guru sebentar. Kalau masih ada mana berani.
Seonghwa masuk ke kelas langsung mendapatkan tatapan mata penuh penasaran dari ke-empat orang tadi. Dengan santainya dia duduk tanpa mau melihat mereka bahkan sebentar pun.
"Dia sudah sadar?"—Yunho.
"Kalau belum aku tidak akan ada disini"—Seonghwa. Membalas pertanyaan tanpa berbalik badan..
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance
FanfictionYeosang mempunyai tatapan yang akan membuat semua orang langsung menyayangi nya dalam sekejap. . "Halo aku Kang Yeosang, senang bertemu dengan kalian. Yunho.....bisakah kau menjadi kekasihku?" . Yunho yang selalu bermain-main dalam setiap hubungan d...