14

121 17 1
                                    

"Aahh...... aku mengerti"—Yeosang.
.
.
.
.

Yeosang tidak begitu kaget, sedih mungkin sedikit. Tapi dia sudah tahu kejadian ini bisa terjadi, mengingat hubungan seperti ini tidak wajar. Realistis saja Yeosang tidak mau membohongi kenyataan dirinya harus sadar diri. Memang Yeosang ini siapa.

*Istirahat kedua

"Sang, nanti pulang mau ku antar?"—Seonghwa.
"Eh tidak usah. Aku biasa pulang sendiri"—Yeosang.

"Owh, okey. Semangat nanti kerjanya"—Seonghwa.
"Terimakasih Seonghwa"—Yeosang.

Setelah Seonghwa menyapanya di depan perpustakaan, Yeosang harus ke kamar mandi sebelum kembali ke kelas.

Saat ada di salah satu ruang kamar mandi, Yeosang mendengar seseorang seperti sedang kesal. Apa dia salah dengar?.

Setelah selesai, Yeosang membuka pintu dengan perlahan dan menyembulkan kepalanya untuk melihat siapa yang didengarnya.

Dan benar memang ada seseorang yang terlihat sedang kesal. Dia mengerang dan berteriak kecil tapi sambil menutup mata dan menghadap cermin.

Yeosang keluar untuk mencuci tangan dan mencoba mengajak berbicara seseorang tadi. Karena hanya Yeosang dan dia didalam sini, kamar mandi pun sudah dikunci.

"Y-Yunho, apa kau baik-baik saja?"—Yeosang. Seseorang yang Yeosang kenal, seseorang yang membuatnya tersenyum.

"Yeosang? kau ada disini?"—Yunho. Dengan cepat membuka matanya dan langsung begitu saja memeluk Yeosang.

"Aku merindukanmu"—Yunho.
"Hmm, aku disini"—Yeosang.

Haha, Yeosang bingung harus memberi respon bagaimana. Jelas-jelas dia tahu Yunho tidak benar-benar menyukainya. Tapi kenapa Yunho masih melakukannya hingga sekarang kalau besok akan mengakhirinya? Yeosang harus tetap diam seolah tak tahu apa-apa kan?.

"Biarkan seperti ini dulu"—Yunho.

Memang 15 menit-an mereka saling memeluk satu sama lain. Yeosang pikir ini adalah pelukan terakhir, sebelum semuanya berakhir.

"Hey ada orang didalam? kenapa dikunci?!!".

Suara dari luar membuat pelukan mereka berdua harus terlepas.

"Aku mencintaimu Yunho"—Yeosang. Sambil tersenyum, dengan suara rendah.
"Aku juga mencintaimu"—Yunho.

'Aku harus tetap mempercayainya ya?'—Yeosang.

Yeosang masuk ke salah satu ruangan kamar mandi lagi agar tak ada kecurigaan yang muncul nanti. Setelahnya bisa Yeosang dengar ada yang saling bicara.

"Maaf"—Yunho.
"Ada apa denganmu, kenapa dikunci juga pintu masuk ini".

Saat Yeosang keluar Yunho sudah tidak ada. Dia harus segera kembali ke kelas.



"Jongho kau ada pikiran mau debut sebagai artis tidak?"—Wooyoung.
"Tidak. Kenapa memang?"—Jongho.

"Temanku dari SMA lain ada yang mendaftar untuk audisi, dia mengajakku. Tapi aku hanya bisa dance"—Wooyoung.
"Terserah kalau kau mau ikut audisi. Tapi ku ingatkan saja jadi artis itu tidak mudah. Kau tidak bisa jadi diri sendiri didepan publik"—Jongho.

"Itu yang jadi masalahnya. Apa-apa dikritik walaupun tidak salah, karena itu aku bilang mau memikirkannya dulu"—Wooyoung.

"Setiap pekerjaan ada yang kelihatan mudah tapi aslinya sulit, ada yang dikiranya enak ternyata begitu memberatkan fisik dan pikiran"—Jongho.

"Oh iya. Les mu matematika sampai mana?"—Wooyoung.
"Sudah lupa. Aku bisa menghafal dengan cepat tapi mengingat begitu buruk"—Jongho.

"Nanti coba foto dan kirimkan materi terakhir mu ya, mungkin saja aku bisa mengerjakan pekerjaan rumahku pakai materi mu"—Wooyoung.
"Kau kan diberi materinya sendiri"—Jongho.

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang