22

130 13 0
                                    

"Hey, aku mau minta maaf karena telah membuatmu pingsan. Aku kehilangan kendali saat itu"—Mingi. Suasananya canggung.
"Tidak apa-apa. Itu karena aku sendiri yang tidak tahan cuaca panas. Jangan dipikirkan"—Yeosang.

"Okey, ini sebagai tanda permintaan maaf ku. Silahkan diminum, aku pergi dulu"—Mingi.

Mingi pergi setelah meletakkan minuman yang sama persis seperti yang dibeli Yeosang kemarin. Yeosang penasaran siapa yang bisa menyuruh Mingi minta maaf sampai menurut. Karena Yeosang tidak masalah orang mau minta maaf atau tidak, dia akan tetap memaafkan orang itu.

Yeosang melanjutkan belajar sambil menikmati minuman pemberian Mingi. Didalam kelas hanya ada beberapa orang dan di jendela Yunho diam-diam memperhatikan Yeosang yang asik dengan dunianya.

Yeosang tersenyum Yunho pun ikut tersenyum bahagia. Sampai tepukan di pundaknya harus membuat Yunho berbalik badan.

"Apa yang kau lakukan disini ha? siapa yang kau lihat?"—San.
"T-tidak kok. Cuma iseng"—Yunho.

"Owh.... ada yang harus kita bicarakan. Ikut kami"—San.

Yunho mengikuti San dan Hongjoong menuju taman belakang tempat biasa dan tidak menemukan Mingi.

"Loh? cuma bertiga? Mingi kemana?"—Yunho.

"Ini obrolan kita bertiga, duduk dulu"—Hongjoong.
"Ada apa memang?"—Yunho.

"Jujur saja Yunho-ah, kau menyukai Yeosang kan?"—San. Setelah memastikan keadaan sekitar.
"Kalian konyol, aku masih menyukai perempuan"—Yunho.

"Sudahlah jangan membohongi dirimu sendiri. Kami tahu kau berpura-pura karena takut dengan reaksi Mingi kan? sekarang jujur saja. Kami akan merahasiakannya dulu dari Mingi"—Hongjoong.

Ekspresi wajah Yunho langsung seketika berubah saat itu.

"Hahh, aku lelah terus-terusan bersembunyi seperti ini. Aku tidak tahu harus apa"—Yunho.
"Benar kan? kenapa tidak bilang"—San.

"Kalian dulu tidak menyukai hubungan seperti itu kan? aku bisa apa? Mingi apalagi"—Yunho.
"Soal itu aku minta maaf, dulu kita hanya terkejut baru pertama kali melihatnya langsung. Tapi sekarang kita bisa mengerti"—Hongjoong.

"Lalu apa yang harus kulakukan sekarang? sudah terlambat kan untuk mendapatkannya kembali"—Yunho.
"Kau menyukainya kan? mencintainya? kau mau menyerah sekarang? kau akan lebih menyesal lagi nanti. Karena pada intinya hati dan pikiranmu berpusat pada Yeosang"—San.

"Apa dia akan mempercayai ku lagi? aku membuat hubungan kami berakhir begitu saja tanpa saling berbicara dulu"—Yunho.
"Buat dia percaya lagi. Coba saja, karena mungkin saja dia juga masih menyukaimu. Sebelum semuanya terlambat dan dia sudah jadi milik orang lain"—Hongjoong.

"Kalau dia sudah tidak menyukaiku?"—Yunho.
"Buat dia menyukaimu lagi, ini saatnya gantian kau yang berjuang. Bilang padanya kali ini kau benar-benar serius. Karena jujur aku muak melihat wajah galau mu setiap saat"—San.

"Memang aku kelihatan galau?"—Yunho.
"Bagaimana tidak? teman-temannya sedang mengobrol kau hanya diam dan membalas dengan singkat. Selalu sensitif kalau mendengar nama Yeosang atau Seonghwa"—Hongjoong.

"Aku..... masih punya kesempatan kan?"—Yunho.
"Masih. Selagi belum terlambat berjuanglah sekarang, ikuti kata hatimu dan lupakan omongan Mingi"—San.

"Thanks guys"—Yunho.

.
.
.

"Aku tidak percaya pelatih bilang San belajar dengan cepat. Padahal dulu aku dibentak karena masalah kecil"—Wooyoung. Mengadu seperti anak kecil ke Yeosang.

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang