11

135 17 1
                                    

"Terimakasih. Aku mencintaimu"—Yunho.
"Aku juga mencintaimu"—Yeosang.

Yahh, itu ungkapan cinta pertama Yunho sejak mereka pacaran. Mana yang awalnya hanya untuk main-main? mana yang katanya Yeosang itu tidak menarik sama sekali. Telan sendiri omongan mu Jeong Yunho!.

Yeosang senang perasannya terbalaskan, dia yakin Yunho bisa berubah lebih baik dari sebelumnya. Selagi ada kemauan dan bantuan pasti bisa, termasuk usahanya membuat Yunho setidaknya sedikit saja membalas perasaannya.

"Aku tidak punya adik ataupun kakak. Apa kita sama?"—Yeosang.
"Benar. Aku anak satu-satunya"—Yunho.

"Eum, aku sudah cukup memainkannya. Aku mau berhenti"—Yeosang.
"Baiklah, sekarang kita nonton film atau drama kalau ada"—Yunho.

"Ada rekomendasi?"—Yunho.
"Jangan yang horror. Apapun itu terserah asal tidak menakutkan"—Yeosang.

"Baiklah kelinci kecil, kita nonton drama yang tayang malam ini"—Yunho.
"Aku bukan kelinci! aku tidak kecil!"—Yeosang.

"Ahhh imutnya. Okey², kucing manis hahahaha"—Yunho.

Walaupun tadi Yunho berdiri untuk mengurusi gamenya, dia kembali duduk dibelakang Yeosang dan memeluknya lagi sambil menonton drama.

"Sebenarnya aku tidak suka drama romantis seperti yang kita tonton. Tapi kalau bersamamu aku bisa menontonnya sampai tamat sekalipun"—Yunho.
"Kau ini apa-apaan"—Yeosang. Malu tentu saja :).

"Karakter wanita itu menyebalkan. Kenapa suka mengganggu hubungan orang lain sih?!"—Yunho.
"Iya benar. Harusnya dia sadar diri dan tidak memaksakan keputusan orang lain. Tapi karakter laki-lakinya juga tidak sadar dia dalam kebingungan! harusnya dia hanya fokus pada wanitanya!"—Yeosang.

Kepala Yunho yang ditaruh nya dibahu Yeosang menghadap ke arah sumber suara. Fokusnya malah kebibir Yeosang yang membuka dan menutup dengan nada bicara seolah-olah marah tapi malah kelihatan imut.

Bibir itu yang selalu Yunho inginkan untuk diciumnya, yang selalu membuat otak kotornya terus berpikiran gila dan tak masuk akal.

"Yeosang-ah"—Yunho.
"Eum?"—Yeosang. Menghadap ke wajah Yunho yang bahkan sudah tidak ada jarak. Berhubung Yunho lebih tinggi sedikit juga.

"Bisakah aku?"—Yunho. Tangan kirinya sudah menyentuh bibir milik Yeosang.

Yang ditanya hanya menganggukkan kepala dan.....

*Kiss*

Yup! mereka berciuman. Tapi begitu singkat, entah nanti.

Yunho memutar badan Yeosang agar berhadapan dengannya. Mendekatkan lagi wajahnya pada wajah Yeosang dan hal selanjutnya bisa ditebak.

Yeosang yang masih berusaha mengatur detak jantungnya, harus memejamkan matanya kali ini karena Yunho benar-benar seakan menghipnotis nya. Ciuman yang lambat tapi begitu detail tidak Yunho lewatkan begitu saja. Belum mau sampai begitu dalam tapi cukuplah mengobati keinginannya mencium bibir Yeosang.

Keduanya terlihat begitu menikmati, bahkan mata mereka terpejam dan adegan drama di TV juga sepertinya sedang menampilkan adegan ciuman. Yeosang menggenggam erat ujung baju seragam Yunho. Ciuman pertamanya adalah ciuman singkat atau bisa dibilang kecupan? tapi yang kedua begitu memabukkan.

Dan Yunho memang belum ganti baju, mandi juga belum. Biar sama seperti Yeosang ceritanya.

Lembut, manis (berarti pakai lidah dong??) dan candu adalah kesan pertama yang Yunho dapatkan ketika bibirnya bertemu dengan bibir Yeosang.

Akhirnya ciuman itu berakhir karena Yunho merasa Yeosang perlu bernapas, tidak sebentar juga lhoo.

"Maafkan aku. Aku begitu menantikan momen ini"—Yunho.
"Tidak apa-apa. Aku malah tidak pernah melakukannya, terlihat aneh ya? ini kali pertamaku"—Yeosang. Terlihat malu-malu.

"Tidak masalah. Kau bisa menikmatinya"—Yunho. Godanya.
"Oh astaga"—Yeosang.

"Kenapa? apa kau mau pulang?"—Yunho.
"Kurasa iya. Besok aku bisa telat bangun"—Yeosang.
"Akan aku pesan kan taksi"—Yunho.

"Eh tidak usah"—Yeosang.
"Tidak apa-apa. Aku memaksa, sudah"—Yunho.
"Baiklah. Aku akan menunggu didepan"—Yeosang.

"Aku temani"—Yunho.

Beberapa menit kemudian taksi datang dan waktunya berpisah.

"Terimakasih atas makan malam, mengajariku bermain game dan nonton tvnya. Sampai jumpa besok Yunho"—Yeosang.
"Sampai jumpa"—Yunho.

"Hei hei, darimana saja Yeosang yang tidak ada jam kerja malam ini? sering keluar nih"—Wooyoung.
"Wooyoung kau tahu saja kalau aku pas pulang dan menghadang ku dengan pertanyaan"—Yeosang.

"Tentu saja.... kemanapun Yeosang Wooyoung harus tahu"—Wooyoung.
"Aku dari rumahnya Yunho. Dia mengajakku ke rumahnya"—Yeosang.

"Itu bagus. Apa kau senang?"—Wooyoung.
"Iya. Aku makan malam disana juga"—Yeosang.
"Okey² sekarang masuk dan istirahat. Besok masih harus masuk"—Wooyoung.

"Good night Wooyoung"—Yeosang.
"Eum"—Wooyoung.

Wooyoung hanya tersenyum bahagia melihat Yeosang senang. Baginya Yeosang itu sudah seperti saudaranya sendiri. Jadi apapun yang terjadi pada Yeosang Wooyoung merasa harus menjaganya.

◆◇◆◇◆◇◆◇

Full imajinasi mohon dimaafkan. Gk dpt feelnya ya? maaf banget. Orang saya aja gk pernah ngalamin apa yang saya tulis ╥﹏╥. 2 chapter cuma buat adegan ini dan yang bagian ini cuma sedikit karena lanjutan.

Masih dengan kesibukan sekolah yang sama dan terus mencoba perbaiki sana sini.



Masih dengan kesibukan sekolah yang sama dan terus mencoba perbaiki sana sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

So cute, kemarin pas di The Show teriak² mereka nge-mc bareng. Dapet momen dan langsung semangat nulis, harusnya kemarin sih ya kan. Tapi kemarin lagi capek banget dan ceritanya baru lanjut ke ketik hari ini.

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang